Berawal Dari Tulis Saja! SampaiLah Bergabung Dengan Pejuang Literasi
Tulis Saja !
"Aku dilahirkan untuk bercerita"
Sebelum senang dengan menulis, saya lebih dulu suka membaca. Membaca apa saja kala itu. Duduk di bangku SD saya membaca komik pertama yang berjudul "Maria The Angel". Majalah bobo sudah menjadi bacaan langganan. Kebiasaan membaca ini merembet pada suka tulis diary.
Tulis apa saja di dalam diary, cerita bahagia, kisah sedih ketika kehilangan orang terdekat, sampai kisah romansa anak ABG. Yah semua ada di dalam diary. Setelah lulus dari bangku kuliah pun saya masih senang menggoreskan tinta di buku untuk mengabadikan momen.
Kini diary itu berganti dengan caption-caption di sosial media. Buku diary mulai ku lupakan. Portofolio kegiatan anak pun masih banyak berupa tulisan digital. Yah karena dewasa ini tulisan berbentuk digital yang bosa dilihat banyak orang mampu memberikan efek positif. Sehingga menulis dengan pena mulai ditinggalkan berganti menuangkan uneg-uneg melalui sosial media. Salah satu contohnya blog ini.
Blog kedua yang saya buat kini menjadi gudang memori. Blog yang masih seperti gado-gado ini saya jadikan media mengaktualisasi diri. Tulisan dari hati yang saya simpan dan bagikan untuk sahabat pembaca semua.
Wadah Menulis Yaitu Pejuang Literasi
Pertama kali menulis rasanya tidak percaya diri dengan hasil tulisan. Tidak punya bekal cukup menjadi seorang penulis, saya mencari wadah yang menaungi penulis pemula. Bertemulah saya dengan Pejuang Literasi yang ketika telinga ini mendengar, gaungnya sudah terdengar sampai mana-mana.
Pejuang Literasi yang saya kenal dari Ndan Marita, untuk bergabung kedalamnya pun saya masih maju mundur. Bukan tidak niat, namun belum percaya diri mengikuti jejak teman penulis yang sudah menelurkan banyak buku antologi. Semakin dekat saya dengan Pejuang Literasi karena satu kelas dengan Founder Ndan Hessa Kartika.
Mbak Hessa berhasil mengendus bakat menulis saya yang masih jauh dari kata profesional. Awal tahun ini bismillahi saya bergabung dengan Pejuang Literasi selain untuk belajar menulis, saya ingin ikut serta membumikan literasi di semua kalangan. Berkumpul dengan komandan(sapaan anggota Pejuang Literasi) yang sudah berkecimpung dalam dunia kepenulisan membangkitkan semangat saya.
Kacang Lupa Kulitnya
Siapa yang membawamu kedalam sebuah perubahan besar menuju kebaikan ? Ketika pertanyaan ini mampir kepada kita suatu saat, percayalah bahwa orang pertama yang membisikan kita "itu pintumu jalanlah kesana!". Beliau yang menjadi pengantar kemajuan kita. Tanpa hadirnya beliau entah bagaimana kita bisa mendapat pintu itu. Dan orang tersebut merupakan perantara yang Allah kirim untuk kebaikan kita, jasanya tak boleh kita lupakan.
Yes You Can
Puluhan buku antologi yang berhasil dicetak dan disebar luaskan oleh Pejuang Literasi. Berbagai buku dengan tema yang relevan dengan permasalahan hidup yang dihadapi generasi milenial sekarang mampu membawa perubahan positif hingga karya-karya dinanti. Impian saya tahun ini ada nama saya dicetakan buku sebagai kontributor. Yah, itu impian tahun ini menguji diri sebagai penulis yang tulisannya membawa manfaat bagi pembacanya.
Buku anak penerbit lokal sudah mulai menunjukkan kualitasnya. Dibanding buku import buku lokal tidak kalah dari segi isi cerita, ilustrasi dan kualitas cetakannya. Salah satu harapan saya, anggota Pejuang Literasi yang yang mayoritas ibu-ibu muda ini dapat membuat sebuah buku anak. Buku anak yang seperti apa? Buku portofolio anak yang menyertakan indikator pembelajaran. Dimana ibu muda yang belum banyak bekal seputar kegiatan anak bisa terbantu.
Harapan yang baru terpikirkan masih sedikit, semoga sepanjang perjalanan mengikuti kelas batalyon ini ide semakin banyak bermunculan. Tumbuh bersama Pejuang Literasi untuk memberikan banyak manfaat bagi sesama. Karena dari tulisan kita bisa memberikan dampak negatif maupun positif. Jadi mari pilih menulis yang memberikan dampak posotif bagi diri sendiri dan orang lain.
Salam Literasi
0 komentar