Belajar Mendidik Fitrah Seksualitas Anak
Belajar Dari Pengalaman
Pengalaman hidup seseorang merupakan guru terbaik. Membaca tulisan "kejahatan seksual" membawa saya kepada memori tempo dulu. Kenangan kelam nan menakutkan tak mudah dikubur dari ingatan. Dari situlah saya berusaha belajar dari pengalaman sendiri supaya tidak terulang pada generasi penerus.
Apa yang saya pelajari? Selama kurang lebih dua pekan ini tidak hanya buku, jurnal, namun saya belajar dari pengalaman pribadi dan teman-teman kemudian instropeksi diri. Belajar bagaimana menerapkan pondasi fitrah seksualitas pada anak.
"Sejatinya, belajar adalah proses dimana seseorang merubah pola pikir dan tingkah lakunya supaya menjadi lebih baik dari sebelumnya."
Fitrah Seksualitas
Mengutip dari review tantangan kelas bunsay, bahwa Fitrah Mendidik Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki. Demikian juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan.
Di sesi level 11 ini kita melihat berbagai macam ilmu yang disampaikan dari masing-masing kelompok seputar apa itu fitrah seksualitas, bagaimana cara membangkitkannya dan menumbuhkan fitrah tersebut sesuai jalannya. Yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya.
Secara garis besar ada beberapa prinsip yang bisa kita simpulkan yaitu :
Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun).
Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.
Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.
Siapa Saja Yang BerTanggungjawab?
Orang tua
Peran orang tua |
Peran orang tua merupakan bagian utama yang menguatkan fitrah seksualitas anak. Pondasi internal yang dibangun di dalam rumah. Untuk menjaga anak dan diri sendiri dari kejahatan seksual diperlukan juga menciptakan kondisi eksternal.
Menguatkan pondasi internal bisa dengan fun sex education yang sesuai dengan usia anak.
Gambar di atas merupakan tahapan edukasi seksualitas bagi anak yang dilakukan oleh orang tua di rumah sesuai perannya. Peran Ibu sebagai penyuplai feminisme dan Ayah penyuplai maskulinitas.
Dalam dua pekan terakhir ini hanya banyak mengenalkan pada anak tentang nama alat kelamin dan bedanya laki dan perempuan.
Sekolah
Sekolah merupakan lingkuangan kedua setelah keluarga yang terdiri dari dari guru, siswa, konselor, asministratif yang hidup bersama melakukan pendidikan seksualitas secara teratur dan dan terencana dengan baik. Mencari sekolah yang pendidiknya mempunyai integritas tinggi pada dunia pendidikan supaya anak berada pada lingkungam sekolah yang aman.
Masyarakat
Lingkungan ketiga yang sangat berperan terhadap fitrah seksualitas anak. Fitrah anak bisa cedera jika mereka bersama dengan teman yang salah. Orang tua perlu tau siapa saja teman anak kita dan menerapkan zonasi pertemanan.
Zona hijau untuk anak dan orang tua yang memahami parenting menjaga fitrah anak, baik perilakunya boleh bermain ke dalam rumahnya namun bukan masuk kamar tidur. Zona kuning merupakan anak sedikit nakal namun orang tua masih mau menasehati dan menerima kritik, anak boleh main di halaman rumah saja. Zona merah untuk anak yang nakal dan orang tua cuek, anak kita sebaiknya tidak bermain dengan mereka.
Masyarakat juga harus tau sikap seperti apa jika melihat kejahatan seksual di depan mata. Masyarkat perlu menerima edukasi seputar seksualitas anak yang kini sudah digerakkan melalui perkumpulan ibu PKK di RT.
Pemerintah
Hak dan kewajiban pemerintah membuat program trobosan untuk mengatasai kejahatan seksual yang semakin meningkat. Kita perlu memilih anggota dewan yang bisa menyuarakan kepeduliannya tentang pendidikan sek. Bekerjasama dengan memerintah dalam program selaras yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Sudah sepatutnya kita sebagai pribadi, orang tua, dan masyarakat lebih peduli dengan pendidikan seksualitas anak supaya mental anak tidak rusak oleh hawa nafsu. Rasullulah dan keluarga Luqman sebaiknya teladan dalam pengasuhan anak. Semoga generasi penerus kita selalu dalam perlindungan Allah dan berkepribadian baik serta terhindar dari tindak kejahatan.
Sudah sepatutnya kita sebagai pribadi, orang tua, dan masyarakat lebih peduli dengan pendidikan seksualitas anak supaya mental anak tidak rusak oleh hawa nafsu. Rasullulah dan keluarga Luqman sebaiknya teladan dalam pengasuhan anak. Semoga generasi penerus kita selalu dalam perlindungan Allah dan berkepribadian baik serta terhindar dari tindak kejahatan.
0 komentar