­

Komunikasi Produktif

by - Maret 28, 2019

Komunikasi Produktif Bersama Anak


Partner : Anak (Abhi)


Menjelang jam 8 biasanya Abhi minta masuk ke kamar tidur dan mainan yg dia pakai mainkan tadi masih berserakan di lantai. Abhi tergolong anak yg hiperaktif, jadi saya setiap hari harus punya effort lebih untuk mengajarkan dia sebuah perintah atau aktifitas. Nah, mulai malam ini saya akan membiasakan dia untuk merapikan mainanny ke tempatny.


Metode



Dialog

Jam menunjukkan pukul 19.30, setelah selesai makan malam Abhi masih berceloteh sendiri.

Bunda : Bentar lagi abhi ngantuk kan. Abhi ayo mainannya diberesin dulu. Sini sama bunda.
Abhi : (Langsung terdiam saat mendengar bunda berbicara, dia-pun mendekati mainannya)
Bunda : Yuk ditaruh kesini ke tempatnya lagi.
(Tangan Abhi dan bunda bersama memegang kotak mainan dan meletakkan di rak maian, Abhi lari meninggalkan beberapa mainan yg belum dibereskan.)
Bunda : Yang ini belum sayang. ( Eh, si Abhi kabur menuju kamar)



REVIEW DULU


Saya akan review berdasarkan metode yg dipilih.
1. Keep Information Short & Simple (KISS)
Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk. Kalimat yg saya pakai memang sedikit panjang, mulai dari kalimat ajakan sampai rayuan, karena untuk mengajak Abhi lebih mudah saat dirayu (kalimat yg lebih halus dan ramah).
2. Ganti perintah dengan pilihan
Kalimat yg saya gunakan sudah menunjukan ajakan untuk mengerjakan suatu kegiatan yg dilakukan bersama-sama dg cara memberi contoh terlebih dahulu.
3. Mengendalikan Emosi
Saya masih mudah marah saat apa yg menjadi harapan belum terwujud. Ternyata belum sesuai harapan respon dari Abhi, yak besok malam kita coba lagi. Disini sabar masih saya kedepankan.
4. Menggunakan intonasi ramah
Mulai dari kalimat ajakan yg saya utarakan sudah tidak dengan nafmda tinggi atau seperti memerintah. Intonasi saya seperti saat merayu.
5. Observasi
Karena Abhi saat aktif dan kurang fokus, maka saya harus sering melakukan observasi hingga bisa menemukan cara berkomunikasi seperti apa yg bisa dia pahami. Dan review ini bagian dari observasi saya.


Secara ilmu psikologi anak ada beberapa cara berkomunikasi terhadap anak hiperaktif seperti Abhi.
Beritahu sesuatu sedikit demi sedikit. Anak hiperaktif tidak bisa mengingat intruksi yg terlalu panjang. Sesuai metode yg saya pilih dengan keep information short & simple. Abhi berhenti dari celotehannya saat mendengar bunda bicara.

Mengurangi gangguan. Membuat Abhi fokus merupakan tujuan utama dari semua kegiatan bermain kami. Menjauhkan dari yg bisa membuat dia gagal fokus seperti televisi, ini hal yg tidak mudah. Dan bunda harus ikut fokus bermain bersama Abhi.


Result
⭐⭐⭐

Masih perlu pembiasaan yg konsisten agar anak mengingat kegiatan rutinnya.




Komunikasi Produktif Bersama Pasangan


Partner : Suami

Jarang kita bisa ngobrol di siang hari, karena suami sakit jadilah beliau tidak masuk kerja dan seharian di rumah. Dalam hati saya kesempatan ini praktekin komunikasi produktif. Jadilah saya membahas tentang rencana membuat koleksi baru menyambut ramadhan.

Saya yg masih memegang handphone baca chat order, seketika terpikirkan rencana tempo hari dengan suami. Langsung deh saya eksekusi untuk berdiskusi dengan beliau. Saat saya panggil langsung handphone yg beliau pegang diletakkan dan melihat ke arah saya, diskusipun berjalan (eye contact).

Saya memilih waktu yg tepat (Choose the Right Time), saat anak tidur siang dan kami hanya beraktifitas ringan. Suasana hati juga lagi enak diajak berbincang. Ada beberapa yg kami sepakati (clear & clarify) dan waktu berdiskusi suasana santai tanpa ada intonasi tinggi yg keluar (kaidah 7-38-55).

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Alhamdulillah dengan komunikasi produktif menjadikan diskusi lancar terasa ringan, berisi dan tanpa drama.


#harike1
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional



You May Also Like

1 komentar

  1. Keren mbak Oky. Komplit nian pembahasannya. semoga istiqomah menulis di blog ya mbak. Yuk semangat

    BalasHapus