Cara Memahamkan Gender Pada Anak

by - Februari 25, 2020



"Abhi laki-laki, Bapak laki-laki,B kalau perempuan."


Kalimat ini acap kali saya ucapkan pada Abhi. Abhi dan Bapaknya terlahir sesuai kodratnya sebagai seorang laki-laki. Berbeda dengan saya yang terlahir sebagai seorang perempuan sehingga bisa melahirkan Abhi.





Tanda-tanda fisik seperti alat kelamin yang berbeda, bentuk tubuh sebagian besar juga berbeda antara laki-laki dan perempuan.


"Ini gelang emas, bunda yang yang boleh pakai, kalau Abhi sama Bapak tidak boleh pakai gelang emas," ujar saya ketika Abhi memegang-megang gelang ditangan kiri saya.


Hal sederhana saya mulai tanamkan pada diri Abhi tentang bedanya laki-laki dan perempuan. Seperti baju yang biasa dia kenakan.


"Ini baju Abhi, kaos sama celana, kalau ini baju bunda rok."





"Ayok solat, Abhi solat di sini. Besok kalau besar Abhi jadi imam ya."


"Abhi belajar sama bunda yang rajin, biar pandai."


"Besok kalau sudah besar bekerja seperti Bapak."


Beberapa percakapan yang sering saya ulang-ulang untuk menanamkan pemahaman gender dan menguatkan fitrah seksualitasnya.





Tanggung jawab yang besar sebagai laki-laki dewasa kelak dipikul oleh Abhi kecil. Saya masih mencoba mencari cara untuk mengenalkan tentang kewajiban dan haknya dengan cara sederhana yang  mudah dia pahami. Hak dan kewajiban manusia sudah diatur dalam Al Quran oleh ALLAH SWT.



Soal kesetaraan gender dalam bidang pendidikan, laki-laki maupun perempuan punya hak yang sama dalam hal mendapat pendidikan. Sedang dari sudut fitrah, apalagi untuk muslim sudah ada aturan pasti dan  jelas antara hak dan kewajiban laki dan perempuan.






Pemahaman tentang kesetaraan gender dalam lingkup rumah tangga



Saya kutip kalimatnya teman bunsay, mbak Ida.

"Sebenernya laki-laki dan perempuan sudah setara.
Tapi mereka ada di bidangnya masing2.

Dan perempuan(sebagai istri) juga harus sadar bahwa tugasnya taat pada suami TIDAK bisa di tawar.

Laki-laki(sebagai suami)juga harus sadar bahwa sebagai pemimpin,SUDAH tugasnya utk mendidik keluarga(istri dan anak-anak)."


Jadi, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan sudah setara punya hak dan kewajiban sendiri-sendiri.



Fitrah Maskulinitas dan Feminitas Pada Perkembangan Gender Dalam Diri Seseorang




Seorang anak laki-laki terlahir memiliki fitrah maskulinitas. Namun pada kenyataannya sepanjang perkembangan anak mulai dari anak-anak sampai dewasa banyak hal yang bisa mempengaruhi fitrah maskulinitas dalam dirinya. Tugas besar sebagai orang tua yang harus mengarahkan akan supaya fitrah maskulinitas dan  feminitasnya tetap terjaga sesuai prosinya.  Karena ketika fitrah ini cedera maka sikap dalam kesehariannya bisa berubah. Contohnya anak perempuan yang tercedera fitrahnya bisa menjadi tomboy.



Semoga kita sebagai orang tua dimampukan Allah bisa menjadi tetap mempertahakan fitrah dalam diri, supaya bisa mendampingi anak untuk berkembang sesuai fitrahnya.


You May Also Like

0 komentar