­

Belajar Mandiri Dari Aktifitas Sehari-Hari

by - Mei 07, 2019


Merapikan Mainan


Suara wuiiiingg terdengar nyaring dari ketel berisi air yang aku panaskan diatas kompor. Aku putar knop kekiri mematikan bara api dan ku sampaikan pada suami kalau airnya siang untuk mandi pagi. Ku lanjutkan lagi merapikan meja kecil milik Abhi yang lama tak tersentuh hingga jadi sarang semut. Alhamdulillah suamiku mengajak Abhi mandi, berkurang satu tugas pagi ini syukurku dalam hati.



Ku pakaikan Abhi baju warna hijau garis-garis dan celana pendek selutut. "Abhi makannya sebentar lagi ya, bunda mau nyapu dulu" kataku padanya. Aku memungut dan merapikan barang-barang yang tergeletak dilantai, dan ternyata Abhi memperhatikanku. Ku ambil dan kutaruh disalah satu sudut jendela besar rumah kami tempat favorit Abhi bermain. Dengan tangannya yang sengaja menjatuhkannya kelantai lagi. "Duh, kok ditaruh bawah lagi sayang, Bunda mau nyapu sebentar" sorakku padanya. Seraya paham dengan apa yang aku ucapkan, Abhi lantas mengambil satu persatu kancing dan memasukkannya dalam toples kecil. Sungguh bahagianya hatiku, tidak banyak bicara tapi langsung beraksi dia. "Trimakasih ya, sekarang Abhi minggir Bunda mau nyapu sebelah sini" pujiku.

Abhi mulai paham kapan seharusnya mainannya dirapikan dan kapan dia boleh main kemudian. Dan tak berhenti disini, buku kesayangannya yang tadinya masih dilantai, diambil dan diletakkan ditempat tidur. Kenapa ditempat tidur karena Abhi sering dan suka baca buku sambil duduk dikasur. Alhamdulillah inisiatifny mulai muncul.

Mengajarkan Meminta Sesuatu


Sehabis bangun tidur pasti Abhi minta nenen atau minum air putih, namun ia belum pandai untuk mengutarakannya dengan bahasa verbal. Ia lebih mudah menyampaikan dengan bahasa tubuhnya, jika ia ingin nenen aku ditarik memasuki kamar tidur atau duduk, kemudian ia duduk dipangkuanku dan mengarahkan tanganku ke dada. Walaupun aku sangat paham apa yang menjadi keinginannya tapi aku lantas memberikannya begitu saja. "Abhi mau apa ?, nenen ?" tanyaku. "Bilang dulu sama Bunda, Bunda nenen" ajarku padanya. Aku meminta ia untuk mengucapkan apa keinginannya dengan jelas. "Kalau nggak bicara minta apa, bunda nggak tahu sayang" tegasku padanya, untuk membiasakan mengutarakan apa yang ia mau. Lalu, ia bicara "nenen" dengan mata begitu berharap. "Nah gitu ya, kalau minta itu ngomong, Abhi kan pintar" kataku padanya yang aedang sibuk menggerakkan bibirnya.

Seusai nenen, ia bergelut dengan mainannya. Seketika ia menghampiriku dan berkata "Nda akan". "Bunda makan" ku ulang pintanya, "Iya, Bunda ambilkan makan ya, mas Abhi pinter bicara kalau mau makan" pujiku. Ternyata ia masih merekam apa yang aku ajarkan tadi tentang menyampaikan apa yang menjadi keinginannya dengan bahasa verbal, walaupun belum jelas namun sudah aku acungi jempol.

Abhi mempunyai kebiasaan jika minta sesuatu sampai ia menangis bahkan tantrum. Jadi aku sebagai ibu yang 24jam bersamanya akan mengajari anak sikap menahan diri. Mengajari anak menahan diri memiliki banyak manfaat.
Menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani SPsi MSi,  Bahkan dalam jangka panjang, anak bisa terhindar dari sifat rakus, tidak bisa menahan diri dan tidak dapat membedakan kebutuhan atau keinginan, termasuk saat mereka memasuki dunia kerja.

ketika anak meminta suatu hal yang baik dan merupakan kebutuhan, orang tua bisa mengajarkan anak untuk meminta dengan baik dan sopan misalnya 'Bu, minta dong'. Tapi, bagaimana jika anak meminta suatu hal yang tidak diperbolehkan misalnya ia minta permen lagi padahal sudah makan 3 buah permen?

Nah, orang tua bisa mengatakan pada anak 'Maaf Nak, tidak ada permen lagi untuk kamu hari ini'.

Sumber
Puti Aini yasmin. 2016.Agar Anak Tak Tantrum Saat Minta Sesuatu, Coba Terapkan Cara Ini Sejak Dini. https://m.detik.com/health/ibu-dan-anak/d-3361907/agar-anak-tak-tantrum-saat-minta-sesuatu-coba-terapkan-cara-ini-sejak-dini.



#hari13
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

You May Also Like

0 komentar