Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • Beauty
  • Makna Cerita
  • Parenting
    • Komunikasi Produktif
    • Melatih Kemandirian Anak
    • Family Project
    • Gaya Belajar Anak
    • Stimulasi Anak Suka Membaca
    • ILoveMatch Parenting

SUDUT PANDANG OKY

ALIRAN RASA MELATIH KEMANDIRIAN ANAK


Setelah materi game level 2 di kelas bunda sayang tayang di google class, ku baca berulang-ulang, rasanya seperti ada yang menamparku. Lalu ku pandangi wajah putra pertamaku yg sedah terlelap, maafkan bunda ya nak, begitu banyak hal yang belum bisa bunda ajarkan padamu, hingga kamu belum bisa ini itu seperti kawan-kawanmu. Semoga permintaan maaf ku ini bisa menjadi pelejut semangat dan kepercayaan dalam diriku untuk melatih kemandiriannya.




Aku yang dulu, menunda-nunda dengan alasan kalau dia masih kecil, ternyata semua itu salah, memang seharusnya mengajarkan diwaktu kecil hingga dapat terekam dalam ingatan dan alam bawah sadarnya. Aku yang selalu menyukupi semua kebutuhannya mulai dari hal kecil seperti membuka snack, hingga dia seperti anak yang malas. Sekarang tak lagi ku lakukan, aku menyuruhnya berusaha sambil ku ajarkan langkah-langkahnya.


Anak yang tak bisa duduk diam, yang fokusnya hanya sekejab mata, kini ku latih untuk lebih bisa mengontrol dirinya dan fokus terhadap satu hal. Hari demi hari aku coba selami suasana hatinya, karena suasana hati anak adalah kunci dalam pembelajaran. Jika anak tidak mood, dia akan uring-uringan dan tak mau melakukan yang aku ajarkan. Strategi silih berganti aku terapkan untuk memahami bagaimana agar melatih kemandirian itu berhasil. Rasa lelah hingga nyaris putus asa ku lalui selama dua minggu.


Aku ceritakan pada suamiku kebahagianku jika Abhi berhasil melakukan yang aku ajarkan, ini yang menjadi pengingat bahwa sesungguhnya anak kami bisa. Latihan, stimulasi yang terus menerus membuatnya semakin hari semakin ada perubahan, ya walaupun tidak signifikan. Bukan cuma Abhi yang belajar, aku sebagai ibu yang bersamanya 24 jam ini juga belajar tiada henti. Masukan kanan kiri ku pilah mana yang cocok untuk Abhi. Karena semua orang tahu bahwa sikap mandiri wajib dimiliki semua orang, namun tak semua tahu bagaimana mengajarkannya. Dan proses melatih kemandirian Abhi tak berhenti pada tantangan kelas bunda sayang ini, karena sudah menjadi bagia dari kewajibanku mengajarkannya.




Aku tegaskan lagi disini, sebagai orang tua harus mempunyai ketegasan dalam proses pembiasaan kepada anak.

Ketegasan -> pembiasaan -> habit -> kesadaran

Orang tua yang mempunyai kebiasaan baik pasti akan menurun kepada anaknya mempunyai kebiasaan yang baik pula. Ini yang mendasari kenapa perlu melatih kemandirian sejak dini pada Abhi, "Kerana kita tidak selamanya hidup bersama anak, maka mempersiapkan mereka berpisah dengan kita" menurut Abah Ihsan.


Besar harapanku bisa mengejar ketertinggalan ini, mengajarkan Abhi kemandirian sesuai usianya, hingga Abhi menguasainya dan menjadi kebiasaan kemudian muncul kesadaran untuk melakukannya. Dengan kemandirian yang dia kuasai sekarang dan akan bertambah sesuai umurnya kelak, semoga bisa menjadi pribadi yang penuh inisiatif, kreatif, bertanggung jawab, meningkat keterampilannya, tidak bergantung kepada orang lain, percaya diri, berpikiran kritis, bermental kuat, berani mengambil resiko.


#AliranRasaMelatihKemandirianAnak
#gamelevel2
#tantangan10 hari
#MelatihKemandirian
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Mei 14, 2019 No komentar

Belajar Mandiri Dengan Merapikan Kamar Tidur





Salah satu hobi Abhi yang masih sampai sekarang adalah menurunkan bantal dan selimut dari tempat tidur kelantai. Dia suka bermain dipojokan kasur, tiduran, duduk baca buku dan bawa mainannya ke pojok kasur, jadi dia tidak mau ada yang mengganggu areanya. Ketika melihat bantal selimut berada dibawah aku pun berkata kepada Abhi "Loh diturunin semua bantalnya, ayo dinaikin lagi ke kasur". Namun dia berlari hendak bersembunyi dibalik gorden jendela. Aku angkat badannya sambil mengajak dia merapikan kembali batal yang berserakan dilantai.



Ogah-ogahan saat diajak merapikan bantal, aku tarik dan mangajarkan seharusnya dimana letak bantal itu. Mengajarkan merapikan sesuatu sama artinya dengan mengajarkan kesadaran akan kebersihan dan kebiasaan berbenah. Bukan hanya tugas seorang ibu dalam membersihkan rumah, kita bisa mengajak anak untuk berperan serta dalam kegiatan sehari-hari hingga dia bisa melakukan sendiri dan muncullah kemandirian. Sekarang rencana yang akan aku terapkan mengikut sertakan Abhi ketika aku merapikan tempat tidur setiap pagi setelah dia bangun pagi agar dia terbiasa melakukaanya nanti.

Jika anak-anak yang tidak mengembangkan otonominya maka anak yang kurang mandiri dan manja. Sebagai pendidik yang memfasilitasi anak belajar, kita  perlu tahu bahwa pada satu tahap perkembangan anak, mereka mempunyai sebuah tahap dimana mereka ingin otonomi lebih besar ketika memasuki usia 2 atau 3 tahun. Anak ingin melakukan sesuatu saat itu, tetapi biasanya kita orang tua terkadang terlalu membatasi anak.

Sebagai orang tua seharusnya melatih anak dan memberikan kesempatan pada mereka seluas-luasnya untuk mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal kecil-kecil yang sangat berguna bagi perkembangan karakternya. Memastikan memberikan suatu kesempatan pada anak untuk melakukan apa-apa yang dia telah mampu lakukan. Itulah kunci untuk membantu seorang anak memiliki karakter mandiri, percaya diri dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh.



#hari15
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Mei 09, 2019 No komentar

Mengajarkan Cuci Muka


Gemericik air kran yang keluar membasahi tanganku, Abhi jalan menghampiriku dan berharap boleh main air. "Abhi latihan cuci muka ya, latihan wudhu" kataku padanya. Aku pegang tangannya, "Krannya dibuka dulu, Abhi udah bisa ya". "Sekarang tadah air, bismillahirohmanirrohim, cuci muka, tangan, kepala bagian depan, kuping, kaki, tutup krannya" ajarku padanya. "Duh, bajunya basah, nggak apa-apa ya nanti ganti baju" kataku padanya.

Dia mengikutiku masuk kedalam kamar, "Abhi sholat sebelahnya Bunda ya" ajakku. Namun dia kabur begitu saja mengambil mainannya dan melanjutkan nyemil brownis lagi. Belajar berwudhu untuk kesekian kalinya namun Abhi masih belum hafal, namun kali ini sudah tidak menolak dengan menikmati air yang mengalir masuk ke mulutnya. Yang aku ajarkan disini tentang sebuah adab berwudhu dan cara mencuci muka. Kebanyakan anak kecil menyukai air jadi melatih suatu hal yang berhubungan dengan air bisa menjadi kegiatan menyenangkan baginya.

Mencuci Kaki Sepulang Bermain


Puasa hari ke dua ini cuaca terasa lebih panas disiang hari, ku tunggu penjual sayur keliling, tak cuma aku yang menunggu Abhi pun sama. Terdengar teriakan ibu penjual sayur sudah parkir disisi samping rumah kami. Aku mengajak Abhi turun tangga dan keluar rumah, sembari aku belanja, Abhi asyik main diluar. Terlupa aku tidak memakaikan sandal untuk Abhi. "Panas sayang, sini aja mainnya" kataku padanya.

Kurang lebih seperempat jam dia main diluar rumah, lantas aku mengajaknya masuk rumah. Ku gendong menaiki tangga, "Abhi, kakinya kotor ya, nanti cuci kaki ya" kataku. Ku letakkan belanjaan dan diajak Abhi masuk kamar mandi untuk cuci kaki. "Ayo cuci kaki dulu, biar nggak gatal, biar bersih" ajakku. "Krannya dibuka, kaki kanan dulu diusap-usap, ganti kaki kiri diusap-usap" ajarku. Abhi sepertiku mudah terserang alergi gatal pada telapak kaki jika tidak langsung membersihkan kaki sehabis terkena tanah.

Saat anak berlatih mandiri ada beberapa aspek yang harus dikuasai salah satunya Self-regulation. Dalam aspek self-regulation ini, aku mengajarkan sebuah tingkah laku dimana anak bisa menyesuaikan tingkah lakunya dengan benar pada kondisi tertentu. Dari kegiatan kami diatas bisa diambil sebuah pelajaran, anak bisa menunggu dan tidak mengganggu saat aku berwudhu, dan anak mau belajar wudhu dengan tenang dan senang. Sedangkan kegiatan kedua kami untuk mengajarkan pada anak apa yang harus dilakukan saat kondisi kakinya kotor.

Menurut sebuah literatur, Pengertian Kemandirian - berarti hal atau keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian berasal dari kata diri, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat dilepaskan dari perkembangan diri itu sendiri. Diri adalah inti dari kepribadian dan merupakan titik pusat yang menyelaraskan dan mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian (Bahara, 2008 dalam Putra, 2012).

Aspek-aspek Kemandirian pada Anak 


Ada beberapa aspek dalam kemandirian pada anak seperti yang dijelaskan Martin (2000), yaitu:

a. Self-regulation

Anak mampu menyesuaikan tingkah laku agar sesuai dengan apa yang mereka ketahui dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Anak berusaha menghindari tingkah laku-tingkah laku yang menurut pengalamannya tidak harus dan tidak patut dilakukan. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-regulation di antaranya dapat memasukkan makanan ke dalam mulut dengan benar, dapat menggunakan alat makan/minum dengan benar, membuang sampah pada tempatnya, mau merapikan mainan ke tempat semula, makan dengan rapi, mau bersalaman dengan orang baru, makan dan minum pada waktu yang ditetapkan, mau menghabiskan makanan atau memberitahukan kalau sudah kenyang, mau mengikuti permainan denganteman-teman dan mematuhi peraturan yang ada, tidak meminta bantuan terus-menerus, mau tidur sendiri, tidak menangis saat ditinggal, dan mau meminjamkan mainan pada temannya.

b. Self-control

Anak mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan tuntuan sosialyaitu jenis perilaku yang disenangi oleh orang tua di rumah atau guru di sekolah. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-control di antaranya bisa duduk atau jongkok di WC dengan posisi yang benar, tidak mengompol, dan tidak merengek saat menyampaikan sesuatu.

c. Self-efficacy

Anak memiliki perasaan mampu mengerjakan sendiri sesuatu secara efektif. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self-determination di antaranya mau membereskan mainan tanpa disuruh, mengambil gelasnya sendiri dengan satu tangan, mencoba menyisir rambut sendiri, mencoba memakai atau melepaskan pakaian sendiri, mencoba memakai atau melepaskan kaus kaki atau sepatu sendiri, menggosok gigi sendiri tanpa dibantu, menolak bantuan yangditawarkan apabila merasa mampu.

d. Self-determination

Anak mampu menentukan sendiri apa yang ingin atau akan dilakukannya. Tingkah laku-tingkah laku yang menjadi indikator adanya self determination di antaranya bisa memilih baju yang akan dipakai, memilih mainannya sendiri, dan mampu menentukan makanan atau hal lain kesukaannya.

Demikian uraian pengertian kemandirian anak, bukan hanya memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya namun juga mampu mengambil keputusan dan berinisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dijelaskan pula masing-masing aspek-aspek kemandirian anak sehingga para pendidik dapat mencermati setiap perkembangan kemandirian sejak anak usia dini.




Sumber : (PustakaPaud. 2016. https://pustakapaud.blogspot.com/2017/10/pengertian-dan-aspek-aspek-kemandirian-anak.html?m=1)


#hari14
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional



Mei 08, 2019 No komentar

Merapikan Mainan


Suara wuiiiingg terdengar nyaring dari ketel berisi air yang aku panaskan diatas kompor. Aku putar knop kekiri mematikan bara api dan ku sampaikan pada suami kalau airnya siang untuk mandi pagi. Ku lanjutkan lagi merapikan meja kecil milik Abhi yang lama tak tersentuh hingga jadi sarang semut. Alhamdulillah suamiku mengajak Abhi mandi, berkurang satu tugas pagi ini syukurku dalam hati.



Ku pakaikan Abhi baju warna hijau garis-garis dan celana pendek selutut. "Abhi makannya sebentar lagi ya, bunda mau nyapu dulu" kataku padanya. Aku memungut dan merapikan barang-barang yang tergeletak dilantai, dan ternyata Abhi memperhatikanku. Ku ambil dan kutaruh disalah satu sudut jendela besar rumah kami tempat favorit Abhi bermain. Dengan tangannya yang sengaja menjatuhkannya kelantai lagi. "Duh, kok ditaruh bawah lagi sayang, Bunda mau nyapu sebentar" sorakku padanya. Seraya paham dengan apa yang aku ucapkan, Abhi lantas mengambil satu persatu kancing dan memasukkannya dalam toples kecil. Sungguh bahagianya hatiku, tidak banyak bicara tapi langsung beraksi dia. "Trimakasih ya, sekarang Abhi minggir Bunda mau nyapu sebelah sini" pujiku.

Abhi mulai paham kapan seharusnya mainannya dirapikan dan kapan dia boleh main kemudian. Dan tak berhenti disini, buku kesayangannya yang tadinya masih dilantai, diambil dan diletakkan ditempat tidur. Kenapa ditempat tidur karena Abhi sering dan suka baca buku sambil duduk dikasur. Alhamdulillah inisiatifny mulai muncul.

Mengajarkan Meminta Sesuatu


Sehabis bangun tidur pasti Abhi minta nenen atau minum air putih, namun ia belum pandai untuk mengutarakannya dengan bahasa verbal. Ia lebih mudah menyampaikan dengan bahasa tubuhnya, jika ia ingin nenen aku ditarik memasuki kamar tidur atau duduk, kemudian ia duduk dipangkuanku dan mengarahkan tanganku ke dada. Walaupun aku sangat paham apa yang menjadi keinginannya tapi aku lantas memberikannya begitu saja. "Abhi mau apa ?, nenen ?" tanyaku. "Bilang dulu sama Bunda, Bunda nenen" ajarku padanya. Aku meminta ia untuk mengucapkan apa keinginannya dengan jelas. "Kalau nggak bicara minta apa, bunda nggak tahu sayang" tegasku padanya, untuk membiasakan mengutarakan apa yang ia mau. Lalu, ia bicara "nenen" dengan mata begitu berharap. "Nah gitu ya, kalau minta itu ngomong, Abhi kan pintar" kataku padanya yang aedang sibuk menggerakkan bibirnya.

Seusai nenen, ia bergelut dengan mainannya. Seketika ia menghampiriku dan berkata "Nda akan". "Bunda makan" ku ulang pintanya, "Iya, Bunda ambilkan makan ya, mas Abhi pinter bicara kalau mau makan" pujiku. Ternyata ia masih merekam apa yang aku ajarkan tadi tentang menyampaikan apa yang menjadi keinginannya dengan bahasa verbal, walaupun belum jelas namun sudah aku acungi jempol.

Abhi mempunyai kebiasaan jika minta sesuatu sampai ia menangis bahkan tantrum. Jadi aku sebagai ibu yang 24jam bersamanya akan mengajari anak sikap menahan diri. Mengajari anak menahan diri memiliki banyak manfaat.
Menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani SPsi MSi,  Bahkan dalam jangka panjang, anak bisa terhindar dari sifat rakus, tidak bisa menahan diri dan tidak dapat membedakan kebutuhan atau keinginan, termasuk saat mereka memasuki dunia kerja.

ketika anak meminta suatu hal yang baik dan merupakan kebutuhan, orang tua bisa mengajarkan anak untuk meminta dengan baik dan sopan misalnya 'Bu, minta dong'. Tapi, bagaimana jika anak meminta suatu hal yang tidak diperbolehkan misalnya ia minta permen lagi padahal sudah makan 3 buah permen?

Nah, orang tua bisa mengatakan pada anak 'Maaf Nak, tidak ada permen lagi untuk kamu hari ini'.

Sumber
Puti Aini yasmin. 2016.Agar Anak Tak Tantrum Saat Minta Sesuatu, Coba Terapkan Cara Ini Sejak Dini. https://m.detik.com/health/ibu-dan-anak/d-3361907/agar-anak-tak-tantrum-saat-minta-sesuatu-coba-terapkan-cara-ini-sejak-dini.



#hari13
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Mei 07, 2019 No komentar

Abhi Belajar Memilih





Snack Time, jam dinding menunjukkan pukul sepuluh siang waktunya berikan Abhi cemilan. Dimeja sudah ada brownis coklat yang menjadi salah satu cemilan kesukaannya. Aku ingat masih ada pepaya dikulkas, aku pun mengupaskan pepaya untuknya. Siap sudah potongan pepaya dingin di meja dan brownis coklat. "Abhi pilih yang mana pepaya atau brownis ?" tanyaku. Dia lebih memilih pepaya dingin manis yang menyegarkan mulutnya.

Tak lantas dia meninggalkan begitu saja brownis yang juga kesukaannya. Saat aku sibuk didapur menyiapkan santap buka puasa, aku tawarkan lagi pada Abhi mau makan pepaya atau brownis. Abhi memilih brownis dan asyik memakannya sampai berceceran dilantai. Ketika tenggorokannya mulai kering dia sibuk mencari botol minum yang dia tinggalkan sembarangan. Makan minum berulang hingga beberapa potong brownis habis dilahapnya.




Aku mulai memberikan Abhi pilihan-pilihan, tujuannya melatih Abhi untuk memilih sesuatu. Menjelang sore hari, aku pun memberikan Abhi sebuah pilihan baju yang akan dia pakai setelah mandi. Abhi suka warna kuning dan merah, warna cerah yang sangat cocok dia kenakan. Kali ini aku menawarkan baju berwana kuning dan tosca. Coba tebak baju warna apa yang dipilih Abhi ?
Yap, walaupun kesukaannya warna kuning Abhi memilih baju warna tosca karena bergambar kartun kegemarannya.

Aku membantu anak untuk mandiri dalam memilih, yang mana membungkus latihan kemandirian itu dengan aktivitas ringan yang biasa kami lakukan. Jika anak dari kecil terbiasa dipilihkan ini-itu untuk segala sesuatu dalam kesehariannya, ketika beranjak dewasa kemungkinan besar menjadi individu yang sulit membuat keputusan. Aku selaku orang tua hanya akan memberikan pandangan mengenai manfaat masing-masing aktivitas bagi masa depan mereka, selebihnya beri keleluasaan untuk memutuskan mana yang akan dipilih.

Setiap individu harus memiliki sikap kemandirian karena sangat penting untuk dapat bertahan dalam beragam kondisi di kehidupannya. Seorang anak tidak serta-merta begitu saja tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, tanpa dididik dan dilatih sejak dini. Kemandirian anak adalah hasil dari proses  panjang yang dilakukan orang tua.



#hari12
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Mei 06, 2019 No komentar

Membangun Kemandirian Dengan Membuang Sampah





Budaya masyarakat Indonesia dalam hal kesadaran membuang sampah pada tempatnya maaih sangat rendah yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Nouta (2007) bentuk kemandirian anak dapat dilihat melalui kegiatan sehari-hari. Menanamkan kemandirian pada anak dapat dilakukan melalui kebersihan. Hal tersebut dapat dilakukan anak dalam hal membersihkan diri, seperti menggosok gigi sendiri, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sendiri, membuang sampah pada tempatnya sendiri, buang air besar dan kecil di kloset kamar mandi kemudian membersihkannya sendiri. Aku mau menamankan sejak dini pada anak dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah. Dengan tujuan bisa meminimalisir membuang sampah sembarangan dan menciptakan lingkungan yang baik dan sehat.

Latihan toilet training Abhi belum berjalan secara konsisten karena masih terkendala komunikasi dua arah kami. Suatu pagi aku melihat popok sekali pakai miliknya yang diganti tadi malam dan masih tergeletak dilantai kamar tidur kami. Kamar tidur berada dibagian depan rumah dan aku berpikir untuk mengajarkan Abhi membuangnya ke tempat sampah di dapur bagian belakang rumah. "Abhi, popoknya yang dipakai tadi malam diambil yuk, dibuang di tempat sampah" ajakku padanya.

Sedikit ogah-ogahan saatku berikan popoknya. "Yuk jalan ke dapur sama Bunda, popoknya kotor jadi dibuang di tempat sampah" kataku padanya. Celingak-celinguk pandangannya saat membawa popok menuju ke dapur, sesekali popoknya terlepas dari genggamannya, dan aku minta dia ambil lagi. Aku buka tempat sampah dan aku arahkan tanggan Abhi yang menggenggam popok untuk menaruhnya di tempat sampah. "Buang sini ya, trimakasih Abhi sudah bantuin Bunda" ucapku padanya.

Tak berhenti dengan membuang sampah popok, latihan ini berlanjut dengan membuang sampah bungkus snack yang Abhi makan. Setelah kenyang dengan sarapan paginya, sejam.kemudian pasti minta jajan. Aku mengambilkan wafer coklat salah satu snack kesukaannya. "Bungkusnya nanti dibuang di tempat sampah kalau sudah habis wafernya ya mas" perintahku dengan halus. Aku tinggalkan dia yang lagi menikmati snacknya. Beberapa saat ku tengok sudah habiskah snacknya. Namun aku temukan sobekan kecil plastik bungkus wafer saat aku membuka tadi tertinggal di lantai yang belum aku pungut dan buang ke tempat sampah berpindah kedalam toples kosong.

Wow, sedikit terkejut aku melihat Abhi muncul inisiatif baru mengumpulkan sampah ke dalam sebuah tempat supaya tidak berserakan dilantai. " Pinter anak Bunda plastiknya disimpan di toples ya, yuk dibuang ditempat sampah" ajakku.

Sebagai orang tua, aku harus menumbuhkan kecintaan anak terhadap lingkungan disekitarnya, dan bagaimana mereka peduli terhadap kebersihan lingkungan dimanapun mereka berada. Ini merupakan investasi yang paling berharga dengan bisa membangun karakter peduli dan mandiri anak terhadap lingkungan, dimanapun mereka berada, melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan di rumah.

Upaya yang bisa kita lakukan untuk melatih anak peduli dengan sampah bisa dimulai dengan cara seperti dibawah ini yang bersumber dari artikel Orami.



1. Ajarkan Tentang Sampah Kering & Sampah Basah

Agar proses mengajarkan membuang sampah pada tempatnya jadi lebih efektif dan efisien, Moms bisa mulai dengan mengenalkan sampah kering dan sampah basah, mulai dari jenis dan ciri-cirinya, hingga alasan kenapa sampah harus dipisahkan.

Untuk mengajarkan anak buang sampah pada tempatnya, di rumah Moms bisa menyediakan 2 tempat sampah yang berbeda bentuk atau warna. Tujuannya adalah untuk melatih balita membuang sampah menurut sifatnya, pada tempat sampah yang sesuai.

Lakukan latihan membuang sampah ini secara rutin agar balita lebih cepat mengerti bahwa setiap jenis sampah memiliki tempatnya masing-masing ya, Moms.

2. Minta Anak Untuk Menyimpan Sampah

Eits, menyimpan sampah disini bukan berarti membawa tempat sampah kemanapun dia pergi ya, Moms. Menyimpan disini artinya menyimpan atau memegang sampah sampai menemukan tempat sampah.

Jadi, kalau sedang naik angkutan umum dan tak ada tempat sampah, ajarkan balita untuk menyimpan terlebih dahulu bungkus makanan atau atau kotak susu di dalam kantung atau tas, baru kemudian membuangnya di tempat sampah setelah sampai di rumah.

Cara ini bisa dibilang ampuh membuat balita lebih disiplin untuk membuang sampah pada tempatnya, dan tidak di jalan atau di tempat lainnya.

3. Jelaskan Konsekuensi Dari Membuang Sampah Sembarangan

Saat si kecil bandel dan membuang sampah sembarangan, Moms bisa ceritakan tentang konsekuensi buruk akibat perilaku tersebut. Moms bisa ceritakan sungai yang dipenuhi dengan sampah, hingga akhirnya menimbulkan banjir dan bau yang tidak sedap, sambil menunjukkan contohnya melalui video atau televisi jika diperlukan.

4. Berikan Contoh Nyata

Mengajarkan anak membuang sampah sembarangan tanpa contoh yang nyata tentu percuma, karena nantinya dia hanya akan mengikuti apa kata Moms saja, tanpa merasa ada kewajiban untuk membuang sampah pada tempatnya.

Yuk Moms, mulai menjadi contoh nyata dengan menunjukkan perilaku resik dan membuang sampah pada tempatnya. Pungut sampah yang terlihat didepan mata serta mulai pisahkan sampah kering dan sampah basah dirumah, supaya rasa cinta kebersihan dan kesadaran menjaga lingkungan balita semakin besar.

Jangan tunda lagi mengajarkan balita untuk membuang sampah pada tempatnya, supaya ia bisa turut aktif menjaga kebersihan rumah dan lingkungan. Apa Moms sudah pernah mencoba salah satu cara di atas?  (sumber https://parenting.orami.co.id/magazine/ajari-anak-membuang-sampah-pada-tempatnya-dengan-4-cara-mudah-ini/)



#hari11
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
Mei 05, 2019 No komentar

 Latihan Kemandirian , Inisiatif Sendiri




Coklat itulah kesukaan Abhi, apapun yang berasa coklat pasti membuatnya tertarik. Snack yang ia sukai tak lain dan tak bukan adalah sereal coklat dengan sensasi kriuk dimulut dan coklatnya yanv legit. Sehabis bangun tidur pasti lapar yang ia rasakan, jadi hobi dia berkeliling meja untuk mencari-cari apa yang bisa ia makan. Ditemukannya bungkus sereal coklat kesukaannya yang ku letakkan dipinggir meja sehingga masih terjangkau olehnya.

Setelah berada dalam genggamannya, bungkusan snack yang berisi sereal itu diberikan padaku. Maksudnya dia minta dibukakan dan diambilkan untuk dia makan. Tapi aku tak melakukan apa yang dia mau, aku justru memberikan balik padanya. " Di buka sendiri sayang, ayo bunda ajari, gini ya, ditarik karetnya, nah lepas kan" karet yang aku lilitkan pada bungkusan itupun terlepas. " Trus dibuka, diambilnya pakai tangan kanan" ajarku padanya. "Hore Abhi bisa" pujiku dengan balasan senyum simpul dari bibirnya.

Disini aku tidak langsung memberikan apa yang dia butuhkan tanpa ada usaha darinya. Abhi sudah bisa mempunyai inisiatif mengambil sereal yang ingin dia makan dari meja, namun dia tidak mau berusaha untuk membukanya sendiri karena dari dulu memang aku yang membukakan untuknya. Sekarang aku tidak mau lagi membukakan jika dia mau makan, aku minta dia yang buka sendiri kalau tidak bisa atau kesusahan baru aku bantu.


Siang hari yang terasa panas, aku kupaskan buah pepaya disela sesi bermain Abhi. Abhi yang melihat apa yang sedang aku lakukan memberi reaksi tak sabar ingin segera memakan dengan  tangan yang menggapai-gapai pepaya yang sedang aku kupas. Dalam pikirku kalau aku potong panjang-panjang Abhi mudah untuk memegang namun sisa yang tidak dia habiskan pun akan banyak. Muncullah ide potong kecil-kecil saja dengan ukuran yang muat mulut Abhi.

Melihat pepaya dipotong-potong kecil dia memegang tanganku dan mengarahkan kepiring yang berisi pepaya, maksudnya dia minta aku untuk menyuapinya. Alih-alih menyuapi, aku justru berbalik memegang tangannya dan berkata "Abhi ambil pepayanya pakai tangan kanan, bismillah, aem" ajarku padanya. Lagi-lagi dia menyuruhku dan aku pun tidak lantas menurutinya.

Terlalu sering membantu anak bisa menumpulkan inisiatifnya karena anak pilih cara mudah dengan meminta tolong orang lain didekatnya. Melatih kemandirian pada anak bisa dari hal kecil yang kadang tidak kita sadari. Salah satu ciri orang yang mandiri adalah memiliki kemampuan untuk selalu berusaha berinisiatif dalam segala hal. Untuk menumbuhkan inisiatif bisa dengan mengajarkan anak mengatasi masalah yang dia hadapi, namun untuk kedua kalinya jika masalah itu muncul kita tak lantas mengajarkan lagi tetapi mengingatkan apa yang telah kita ajarkan sebelumnya.



#hari10
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

Mei 04, 2019 No komentar

Sebenarnya Aku Bisa Mandiri


Jujur aku terlambat dalam mengajarkan kemandirian pada anak, jadi aku harus bergegas mengejar ketertinggalan ini untuk mengenalkan dan menjadikan aktifitas itu sebagai sebuah kebiasaan. Mungkin karena aku sering menganggap anak belum mampu maka aku yang memenuhi semua kebutuhannya. Aku lebih suka menyuapi anak daripada mengajarkannya makan sendiri karena waktunya lebih singkat dan aksi tutup mulut anak saat makan yang aku rasa sangat menyulitkan. Akhirnya sekarang lebih susah mengajarkan kemandirian pada anak karena anak belum cukup memahami mengapa dia harus bisa sendiri.

Mengajarkan anak tentang tanggungjawab dan kemandirian memerlukan usaha, konsisten dan komitmen. Lebih baik aku mulai dari sekarang daripada tidak sama sekali. Mengajarkan kemandirian pada anak tidak harus menunggu anak bisa berkomunikasi dengan lancar, karena sejatinya anak bisa melihat, merekam dan mencontoh apa yang kita ajarkan. Sudah seminggu lamanya aku mengajarkan kepada Abhi ini dan itu namun hasilnya masih jauh dari harapan, kesabaran yang semakin hari semakin luas yang aku perlukan.

Sepertinya aku harus lebih lagi dalam memahami anak kapan sebenarnya dia bisa diajarkan dan semakin percaya pada kemampuan anak. Sepertinya aku harus menyiapkan berbagai trik dan strategi mengajarkan kemandirian pada anak. Beberapa insight yang aku dapat selama mengajarkan kemandirian pada Abhi.

🥑 Menciptakan Suasana Hati yang Menyenangkan Pada Anak
Menciptakan suasana hati yang menyenangkan pada anak ini melebihi menu makanan yang aku berikan. Seenak apapun makanan yang aku berikan tak akan disentuh kalau mood dia tidak baik. Dan apa yang aku ajarkan tidak bisa diterima dengan baik saat suasana harinya buruk.

🥑 Memahami Kemauan Anak
Ketika  anak ingin nenen dulu namun aku ingin dia makan dulu dengan alasan nanti makannya habis sedikit. Kadang anak ingin main dulu baru makan tetapi aku mau ia makan dulu karena sudah masuk jam makannya. Memahami kemauan anak jadi anak tidak merasa dikekang dengan keinginan-keinginanku yang meminimalisir anak tidak tantrum.

🥑 Menerapkan Kaidah Komunikasi Produktif
Hati yang senang, paham kemauan anak dan dibarengi dengan komunikasi yang efektif menjadikan latihan kemandirian anak bisa mudah dilakukan.

Belajar Makan Ala Abhi


Aku sudah deg-degan, duh pagi ini pasti rewel karena kemarin bahagia banyak orang bersamanya, namun aku salah besar. Abhi bangun tidur sangat bahagia tidak rewel dan aku siapkan mie goreng kesukaannya, tanpa aku bujuk makan dia sudah menarik tanganku meminta piring yang berisi mie gorengnya. "Eh Abhi mau mie goreng, sebentar Bunda potong-potong dulu biar tidak panjang-panjang, jadi gampang dimakan" kataku padanya.

Aku tinggal menyantap roti buat sarapan pagiku, tak perlu lagi aku membantunya makan karena ia sudah ahli menjumput mie dari piring dan dimasukkan kedalam mulutnya. Selang kurang lebih satu jam, piring yang berisi mie goreng pun sisa mie dengan ukuran kecil yang susah ia ambil. "Bunda" rengeknya, "Dalem, apa sayang" jawabku. "Mimik" pintanya. Ternyata ia haus.

Haruskah ia makan mie setiap hari hingga tak usah lagi aku ajarkan menggunakan sendok, gumamku dalam hati. Bukan solusi cuma gelitik pikiranku saja.

Tangisnya pecah keluar dari kamar, ternyata ia cakep main dan ingin tidur. Ku neneni di tempat tidur, tak lama kemudia ia tertidur dengan pulas hingga tak mendengar langkah kaki Bapaknya yang pulang sebentar disela kerjanya.

Seperti biasa adzan dhuhur berkumandang, saatnya ia terbangun dan lapar. Hm, ku siapkan lauk pauk untuknya.

Bangun lalu mengoceh entah apa yang ia katakan. "Yuk bangun makan" ajakku. Melatih adab makan yang benar tak boleh tertinggal. "Yuk makan, bismillahirrohmanirrohim" ajarku padanya. Dengan memdominasi ia mulai mengambil sendok dan menyerok nasi dimasukkan dalam mulutnya, tak lantas pergi meninggalkanku, masih duduk nyaman dipangkuanku sampai suapan ke lima. Wah rekor ini, biasanya satu atau dua suap ia sudah kabur mengambil mainannya kembali. Siang ini ia makan dengan lebih tenang. "Abhi pinter ya" pujiku.

Memasukkan Pakaian Kotor Dalam Keranjang


Melatih kebiasaan baik ini sudah lancar namun masih perlu diingatkan, setelah diingatkan untuk membawa pakaian kotornya bergegas ia pegang dan berjalan keluar dimasukkan dalam keranjang. Belum menjadi sebuan kebiasaan namun sudah bisa ia lakukan dengan benar.

Menggosok Gigi


Aku ganti Sikat gigi silikonnya Abhi dengan yang baru. Yang pastinya aku berharap ia lebih menyukainya dan nyaman dimulutnya.




Alhamdulillah mandi sore ini Abhi mau pakai sikat gigi barunya. Saat menggosok gigi masih ku bantu dengan pengenalan sikat gigi baru. "Gigi bawah digosok, yang dalam sekarang, ganti gigi atas" tangan kami berdua memegang sikat bersama.










#hari9
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional




Mei 03, 2019 No komentar

Ibu Mandiri Sebelum Anak Mandiri


Pertanyaan menggelitik datang dari mbak Marita fasilitator kami di kelas bunda sayang, sebelum melatih anak mandiri, ibunya sudah mandiri belum? Pertanyaan yang seakan menamparku. Alhamduliah aku merasa terbilang mandiri, mulai dari ketika bekerja memutuskan untuk kost dengan harapan aku bisa berlatih mandiri. Dan setelah membina rumah tangga aku belum bisa mandiri sepenuhnya, masih banyak meminta pertolongan orang tua. Apalagi diumur pernikahan pertamaku yang alhamdulillah langsung dikaruniai putra pertamaku, membuat aku kelabakan memenuhi kebutuhan keluarga kecilku. Waktu demi waktu perlahan mulai tertata, aku dan suami semakin kompak dalam menyeleseikan perkerjaan rumah. Aku tidak segan meminta bantuannya dan beliau ringan tangan dalam membantu. Disini bukan berarti aku tidak mandiri karena masih meminta bantuan suami, bukan seperti itu memahami kemandirian seorang istri. Karena istri perlu menarik ulur tangan suami agar ia merasa penting.

Ibu yang mandiri menurutku tahu dimana ia harus berbuat apa pada semua kondisi, maksudnya bukan semua dikerjakan sendiri. Kemandirian seorang istri biasanya erat hubungannya dengan mengambil porsi perkerjaan suami atau bisa melakukan tanpa bantuan suami. Dalam perspektifku, kemandirian bukan bisa manjat atap rumah saat bocor tetapi saat suami tidak bisa membenahinya karena bekerja, seorang istri bisa meminta ijin kepada suaminya untuk mencari atau menghubungi tukang yang bisa memperbaikinya. Karena pada situasi tertentu yang memang bukan keahlian kita sebaiknya jangan memaksakan diri, sebab bisa membahayakan diri sendiri dan oranglain.

Dalam aktifitas membersihkan rumah pun banyak melatih kemandirian seorang istri. Belajar banyak dari metode konmari, aku semakin hari semakin bisa mengatur waktu dan strategi agar rumah lebih lama dalam keadaan rapi daripada berantakannya. Dan sekarang aku melatih kemandirian dengan menambah metode yang bisa aku terapkan.

Latihan Kemandirian Abhi Hari ini yang berjalan makan sendiri  yang lainnya belum bisa terlaksana alias di skip dulu. Dari kemarin yang aku amati adalah suasana hati Abhi, pagi kala itu kami sekeluarga sudah berada di rumah eyang Abhi. Abhi terbangun dari tidurnya menyadari ada di rumah eyangnya, dia sangat bahagia, gandeng tangan Uti (panggilan akrab kami pada Eyang Putri Abhi) sambil mengajak ke kamar Uti. Yah wajah cerianya tergambar jelas. Sarapan pagi baginya sudah tersedia jauh sebelum dia bangun tidur. Sarapan yang aku buat dengan penuh kasih dan harapan dia memakannya dengan lahap tanpa sisa dengan bertambahnya keterampilan makan sendirinya.

Aku ajak dia bermain diluar rumah sejenak untuk menyapa sang surya yang sudah beranjak tinggi. Lingkungan rumah yang asri dan kicauan burung terdengar dari berbagai sudut, ku harap energi positif dapat terserap pada diri Abhi. Dan benar sesuai dengan harapanku, setelah Abhi mandi badannya segar diguyur air hangat, semangat makannya sangat nampak. Terlihat dari terikan dan senyumannya saat aku memgambilkan seporsi kecil sarapan untuknya.

"Makan makan makan, ayo Abhi makan, bismillahirrohmanirrohim" saat dia duduk dipangkuanku. "Pegang sendoknya, ambil nasinya trus aem" tuntunku. Sungguh suasana hati yang bagus sangat berperan ketika latihan makan sendiri ini. Keterampilan memegang sendok dan inisiatif mengambil nasi, lauk dan sayur yang nampak peningkatannya cukup membuatku bahagia. Tak lupa apresiasi dengan tulus ku ucapkan untuknya. Dan kujanjikan akan belikan sendok dan piring baru untuknya agar semakin semangat dan tertarik saat makan.

Tantangan baru bagiku saat kami tidak berada di rumah maka beberapa latihan kemandirian anak akan sedikit tersendat. Baru aku cari jalan keluarnya bagaimana cara mengalihkan ke hal lain yang masih merupakan latihan kemandirian.



#hari8
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


Mei 02, 2019 No komentar

Belajar Mandiri Dari Orang Jepang


Ketika mendengar Negara Jepang disebut yang terbayang dalam pikiran kita pasti salah satu negara maju di Asia yang penuh dengan orang pekerja keras. Jepang merupakan negara maju yang tidak meninggalkan jati diri bangsanya, tetap kental akan tradisi-tradisi orang Jepang terdahulu. Usut punya usut sifat pekerja keras yang dimiliki oleh orang Jepang ini salah satunya karena didikan orang tua dan sekolah yang mewajibkan anak untuk mandiri sejak dini. Apa sih hubungannya? Jelas sangat berhubungan ya, untuk apa kita bekerja keras selain aktualisasi diri pastinya mereka  ingin hidup mandiri tidak bergantung pada orang tua.

Jadi ada kamera tersembunyi yang dipasang boleh salah satu stasiun televisi Jepang yang tujuannya merekam aktifitas warga setempat, dan apa yang mereka temukan anak usia 2 atau 3 tahun sudah bisa pergi belanja di toko kelontong terdekat dan mengerjakan tugas rumah lainnya. Hasil rekaman dari tersebut menunjukkan dengan jelas bagaimana kemampuan anak-anak Jepang kecil ini menyelesaikan tugas mereka.

Orang tua di Jepang menaruh kepercayaan yang tinggi pada anak-anak mereka saat keluar rumah untuk mengerjakan tugasnya. Kepercayaan ini juga ekuivalen dengan kepercayaan mereka terhadap lingkungan sekitar, sehingga membuat orang tua merasa percaya diri dalam membiarkan anak-anak mereka bepergian. Dan untuk anak yang sudah bersekolah mereka pergi tak lagi diantar orang tuanya.

Disini faktor ekstrenal sangat berpengaruh, dimana tingkat kejahatan di Jepang sangat rendah dengan kata lain masyarakatnya tentram dan aman untuk anak tumbuh dengan kemandirian yang tinggi sejak kecil.

Kemandirian adalah pelajaran seumur hidup. Ini adalah keterampilan yang diajarkan dengan praktik selama berbulan-bulan yang juga menimbulkan rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab akan datang secara bertahap. Mengajar anak untuk mandiri di usia muda juga akan mengembangkan kemandirian mereka yang juga akan menguntungkan semua orang.

Ada banyak metode dari Jepang yang diusung ke Indonesia sebagai bahan pembelajaran. Metode yang dipelajari secara umum oleh orang Indonesia salah satunya metode berbenah ala konmari. Metode merapikan rumah yang dipelopori oleh Maria Kondo ini dipelajari secara online dan offline oleh orang Indonesia. Aku pun tertarik dengan metode-metodenya dan mengimplementasikan ke dalam rumah kami. Dan quote fenomenal dari pencetus konmadi adalah

“Perubahan kecil bisa mengubah hidup kita seluruhnya.”



Cerita Latihan Kemandirian Abhi


Sekarang Aku mau berbagi cerita melatih kemandirian Abhi makan sendiri. Aku siaplan seporsi sarapan dengan lauk ceker ayam menu yang sama dengan kemarin, ternyata Abhi ogah-ogahan untuk menyantapnya. Aku merasa kepayahan melatih dia makan sendiri karena mood-nya yang tidak bagus. Namun aku tetap memberi apresiasi padanya karena mau menghabiskan makanannya kala pagi itu.

Menjelang siang hari, aku mulai menyiapkan makan siang untuk Abhi saat dia terlelap dalam tidur. Aku buka kulkas menilik persediaan bahan makananku kemudian aku buatkan sop sayur dan ikan kakap goreng. Selesai sudah memasak seporsi makan siang yang siap disantap Abhi. Adzan dhuhur berkumandang saatnya dia terbangun, ku dengar ocehannya dari balik dinding kamar, "eh mas Abhi sudah bangun" sapaku. "Yuk makan dulu" ajakku padanya.

Dia minta nenen saat terbangun dari tidur seperti biasa, aku nyalakan televisi dan menekan angka 11 saatnya acara Ipin Upin ditayangkan. Spontan mata Abhi berbinar-binar melihat kartun kesayangannya. Aku tahu kalau suasana hati Abhi sejak sarapan tadi tidak baik, jadi aku buat dia bahagia dengan menonton acara kesukaannya sebelum makan siang. Aku sodorkan piring makan didepannya, diayunkan tangannya untuk memegang sendok dan aku bantu dia mengambil sesuap nasi dari piringnya.

Alhamdulillah, rasa lapar dan suasana hati yang baik telah membangkitkan selera makannya. Dia lahap sesuap demi sesuap hingga habis dan tayangan Ipin Upin pun berakhir. Hikmah yang aku dapatkan aaku dapatkan adalah aku harus lebih variatif dalam memberikan makan dan membuat suasana hati Abhi baik sehingga dia merasa siap untuk makan.

Meletakan pakaian kotor ke dalam keranjang berjalan lancar seperti biasa, sampai dia merapikan baju kepunyaan Bapaknya yang tidak sepenuhnya berada dalam keranjang. Semoga aktifitas ini menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya dia sadar akan kerapian dan tanggung jawab.

Perihal menggosok gigi, aku putuskan untuk mengganti sikat gigi Abhi. Dulu aku belikan sikat gigi yang berbahan silikon, ternyata Abhi tidak merasa nyaman dengan bahan tersebut. Rencananya hari ini aku akan membeli sikat gigi anak baru yang berbahan plastik.

Strategi Melatih Kemandirian Untuk Besok

Makan Sendiri
🌾 Memberikan menu makanan yang sama secara berurutan maksimal dua kali.
🌾 Memahami kesiapan anak makan, dalam artian suasana hatinya.
🌾 Melakukan komunikasi dengan nilai kaidah komunikasi produktif.






#hari7
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#melatihkemandiriananak
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional




Mei 01, 2019 No komentar
Newer Posts
Older Posts
  • Dongeng Bima Tidak Bisa Bangun Pagi
    Berbagi Tempat Duduk "Ayo naik, Abhi langkahnya yang lebar," Abhi berusaha memasuki pintu bus BRT sendiri tanpa Bunda gendo...

Mengenai Saya

Foto saya
Sudut Pandang Oky
Lihat profil lengkapku

About me

Seorang istri dan ibu muda yang sedang belajar dan ingin berbagi.

Follow Us

Labels

Aliran rasa Binar Bunda Sayang Cerdas Finansial Dongeng Family Project Fitrah Keimanan Fitrah Seksualitas Grab your imagination Grain Gym Healthylife Herbal Holistic ibu ilovemath Institut Ibu Profesional Kecantikan kelas batalyon Keluarga multimedia Kesehatan Komunikasi Produktif Lifestyle Literasi Makna Cerita Melatih kemandirian anak Memahami Gaya Belajar Anak Misi Asik Olahraga Parenting PAUD Pejuang Literasi prosa Sehat Semua Anak Adalah Bintang Sensory play Stimulasi Anak Suka Membaca Thik Creative TK

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (56)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (16)
    • ►  Januari (24)
  • ▼  2019 (156)
    • ►  Desember (17)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (17)
    • ▼  Mei (10)
      • Aliran Rasa
      • Belajar Mandiri Dengan Merapikan Kamar Tidur
      • Mengajarkan Cuci Muka dan Kaki Pada Anak
      • Belajar Mandiri Dari Aktifitas Sehari-Hari
      • Melatih Kemandirian Dari Memilih
      • Membangun Kemandirian Dengan Membuang Sampah
      • Latihan Kemandirian, Inisiatif Sendiri
      • Sebenarnya Aku Bisa Mandiri Jujur aku terlambat ...
      • Ibu Mandiri Sebelum Anak Mandiri
      • Belajar Mandiri Dari Orang Jepang
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates