Abhi Sang Naturalis, Kecerdasan Naturalis Anak
Hujan Bhiii
Teriak saya pada Abhi.
Srekk... tirai jendela terbuka.
Namun Abhi tak puas melihat rintik gerimis dari balik kaca jendela. Tangannya menarik tangan saya minta dibukakan pintu besar ruang tamu.
"Abhi mau lihat hujan ?"
"Di sini aja ya, duduk sama bunda"
(lagu tik tik bunyi hujan menjadi soundtrack mencium harumnya tanah yang basah oleh air hujan)
Abhi mulai berdiri dan lari turun ke halaman.
"Aiirrr... jatoh"
Merasakan tetesan air hujan |
Ubun kepalanya yang basah terkena gerimis kala itu. Yang ada dibenaknya adalah air yang jatuh dari langit membasahi rambut kepalanya.
Sontak saya teringat salah satu novel fiksi yang berhasil mencuri perhatian saya dulu sewaktu duduk dibangku SMA. "Angel and Demons" tokoh Vittoria kecil yang genius ini bertanya pada ayah angkatnya tentang buah yang jatuh dari pohonnya, kemudian diceritakan padanya tentang teori gravitasi.
Memegang paving dan mencium aroma tanah |
Fokus Abhi pada air yang jatuh membasai paving halaman rumah Eyang Kakung. Durasi menikmati air gerimis ini kurang lebih seperempat jam. Abhi berlarian memutari halaman, naik turun tangga halaman sesekali menengadahkan kepalanya melihat air hujan. Sesekali memegang kepala yang basah terkena air hujan. Sampai dia memegang dan mencium paving yang basah dan aroma tanah yang keluar.
Abhi si anak yang masih mengejar milestone perkembangannya menyadari kalau air hujan itu air yang jatuh. Ini menurut saya sebuah AHA momen yang membuat saya bahagia.
Memahami bakat anak pasti erat hubungannya dengan kecerdasan yang dimiliki oleh anak tersebut. Aktifitas Abhi di atas merujuk pada kecerdasan naturalis, dimana Abhi kepekaan pada fenomena alam, dan kemampuan merasakan bentuk-bentuk serta menghubungkan elemen-elemen yang ada di alam.
Lalu, bagaimana cara saya kembangkan dengan bakat Abhi yang satu ini ?
"Orang tua yang bijak akan selalu membimbing anak dengan cara memberi contoh yang tepat sehingga mereka dapat menirunya dengan baik.” -ESQ Team
Beberapa gambaran yang saya dapat untuk mengasah kecerdasan naturalis si kecil. Orang tua khususnya saya dapat memberi pelajaran dan praktek memelihara tanaman (menanam, menyiram, menyiangi, memupuk dll.), memelihara dan menyayangi binatang, membersihkan lingkungan sekitar, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan mereka untuk tidak mencabut tumbuhan secara serampangan dll. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak dini ini akan berurat akar, sehingga akan secara konsisten mempraktekkan nilai-nilai naturalis.
Amat penting artinya untuk memasukkan ke dalam kegiatan bermain anak nilai-nilai naturalis, sehingga sejak dini anak-anak sudah mendapat pengetahuan tentang lingkungan dan bagaimana melestarikan lingkungan. Praktek dan contoh nyata amat penting bagi anak-anak usia dini ini. Apa yang dapat diajarkan dan dicontohkan oleh keluarga dapat ditiru oleh anak dan kepedulian dapat tumbuh dari dalam dirinya.
"Anak adalah peniru ulung. Tunjukanlah selalu hal baik agar mereka bisa menirunya dengan baik” ESQ Team
Kecerdasan Naturalis memiliki ciri antara lain:
1). suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan,2). sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka,
3). suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang,
4). menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam,
5). Suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya,
6). Berprestasi dalam pelajaran IPA
Dari ke enam ciri di atas, Abhi memiliki ciri-ciri dari poin 1-4. Abhi belum suka membawa tanaman pulang karena saya tidak ajarkan memetik tanaman sembarangan. Kalau poin no.6 Abhi belum terlihat karena belum sekolah masih PAUD saja.haha
0 komentar