Alihkan Gadget dengan Kreatif Membaca Buku

by - Agustus 14, 2019









Hampir semua anak kecil pasti senang mendengarkan cerita. Sayangnya, orang dewasa kerap kali merasa kesulitan untuk bercerita yang menarik bagi si kecil. Seperti teknik membaca buku cerita yang dibutuhkan agar anak tidak lekas bosan mendengarkan. Cara mensiasati teknik bercerita pada anak tanpa menimbulkan kebosanan saya coba hari ini.



Bercerita dengan gambar dari Buku Aku Sayang Ayah



Buku Aku Sayang Ayah




Salah satu teknik konvensional bercerita yang umumnya digunakan oleh orang tua kepada anaknya adalah membacakan buku cerita. Cara ini masih terbilang ampuh untuk membuat anak penasaran dengan isi buku yang dibacakan. Selanjutnya, anak akan termotivasi untuk membaca atau meminta dibacakan pada anak pra sekolah, karena merasa akan menemukan hal-hal baru dari buku tersebut.



Kesulitan dari teknik sederhana ini adalah pencerita kurang bisa berimprovisasi. Biasanya, pencerita dalam hal ini orang tua kadang menemui kesulitan mengembangkan cerita karena terpaku pada alur cerita yang tertulis di buku. Imajinasi juga dibutuhkan oleh pencerita untuk mengembangkan cerita.



Buku yang sengaja saya beli untuk si kecil agar selalu ingat dan sayang dengan bapaknya walaupun waktu bertemu mereka masih kurang. Buku yang menceritakan peran bapak ketika bersama putranya memperbaiki mobil-mobilan, mencontohkan selalu menolong hewan ketika kesusahan, mengajari naik sepeda dan mengajak sholat jamaah di masjid serta masih banyak cerita lainnya.



Abhi sangat suka bagian cerita belajar naik sepeda bersama bapak. Ilustrasi menyita perhatian Abhi, naik sepeda di taman dengan latar belakang pepohonan dan bunga bermekaran. Kerap kali buku ini saya bacakan dan saya kembangkan ceritanya.



Bercerita dengan buku bergambar membuat anak lebih mudah mengimajinasikannya. Selain itu, gambar yang dihadirkan juga dapat membantu pemahamannya terhadap isi cerita.



Bercerita dengan gambar dari buku Menyapa Allah



Buku Seri Menyapa Allah

Buku dengan dimensi agak besar bagi anak seumuran Abhi ini berisi tentang kalimat tayyibah. Buku yang bagus menurut saya, seingat saya harganya pun tidak terlalu mahal. Cerita yang diangkat bagus dan unik.



Ada satu cerita yang menggelitik memori saya bersama adek perempuan saya. Tokoh yang berperan dalam cerita ini ibu, aminah, tante citra, vina dan vini. Ceritanya pun memberikan solusi dari suatu permasalahan yang kerap dihadapi saudara kembar atau yang seumuran. Apa itu ceritanya?



Tante Citra yang pusing dengan kedua anak perempuannya yang kerap bertengkar masalah pinjam meminjam barang. Anak tante Citra Vina dan Vini ini bukan kembar tapi usianya cuma beda setahun. Vina dan Vini sering meminjam kepunyaan masing-masing. Masalahnya, sering kali salah satu di antara mereka lupa minta izin terlebih dahulu. Kemudian bertengkar.


Tabel Kepemilikan Barang



Ibu pun memberi saran membuatkan tabel kepemilikan barang masing-masing anak. Mencatat pada secarik kertas berisi barang yang tidak boleh dipinjam, barang yang bebas dipinjam dan barang yang harus minta izin terlebih dahulu.



Ketika masing-masing anak tahu barang mana saja yang boleh dipinjam dan mematuhi peratiran tersebut makan pertengkaran pun dapat dihindari. Tante Citra tidak pusing lagi dan mengucapkan Jazakumullah pada Ibu.




Bercerita dengan boneka orang sederhana




Improvisasi suara ketika bercerita sudah biasa. Sekarang saya berimprovisasi menggunakan media berupa boneka. Jadi saya kombinasikan antara improvisasi suara sesuai dengan karakter boneka yang sedang dimainkan. Boneka pun beraneka ragam yang biasa digunakan bercerita, mulai dari boneka tangan, bantal, guling, atau boneka-boneka lainnya yang relevan dengan isi cerita.



Saat ini saya membuat boneka sederhana dengan print gambar orang dewasa dan anak-anak lalu menempelkan pada benda yang gambarnya nanti bisa berdiri. Lagi-lagi saya memanfaatkan dari sisa tiang rak plastik yang berbentuk seperti pipa. Jadi boneka dari kertas ini layaknya orang yang bisa berdiri. Gunanya untuk memvisualisasi pada anak ketika bercerita.



Bermain peran dengan boneka ini saya gunakan untuk mengenalkan anak pada Kalimat Tayyibah. Ketujuh kalimat tayyibah ini saya jadikan tujuh cerita pendek dengan tokoh bapak, bunda, Abhi, dan Raihan(teman Abhi).


Adegan pertama kalimat BASMALLAH


Bunda dan Abhi mau ke sekolah


"Sudah setengah delapan, yuk Abhi sekolah"

"Pakai sepatu dulu baru turun tangga"

"Bismillahirohmanirrohim, pakai sepatu kaki kanan dulu ya"

"Bismillahirohmanirrohim, kita berangkat sekolah, Abhi duduk anténg disini ya naik motor sama bunda"

Dialog dari kegiatan sehari-hari kami di pagi hari menjelang berangkat sekolah. Abhi menirukannya dengan "Issilah". Awalnya saya bingung mendengar ucapan Abhi ternyata dia menirukan bacaan bismillah namun belum sempurna.

Adegan Kedua bacaan ALHAMDALAH, ASSALAMUALAIKUM


Bapak pulang kerja


"Assalamualaikum" terdengar salam dari lantai bawah.

"Abhi, bapak pulang kerja" ujar saya pada Abhi.

"Bicara apa, kalau Abhi senang, Alhamdulillah" cakap boneka bunda pada boneka tokoh Abhi.

Adegan dengan menggunakan boneka yang kadang cerita belum usai tapi boneka sudah dibawa kabur sama Abhi. haha

Adegan ketiga bacaan ALLAHUAKBAR, MASYAALLAH, SUBHANALLAH, ASTAGFIRULLAH, dan JAZAKUMULLAH


add caption


"Abhi, ada mas Raihan datang"

"Uaaaggghhh (abhi menguap)"

"Bicara apa kalau menguap, Allahuakbar ya Abhi"

"MasyaAllah mas Raihan kesini naik sepeda sendiri."

"Aku jatuh di sana tante" kata Raihan.

"Subhanallah, apanya yang sakit nak?" tanya saya.

"Ini tante, dengkulnya" jawab Raihan.

"Abhi bicara apa tahu mas Raihan jatuh, innalillahi wainailaihi rojiun" ucap saya pada Abhi.

"Astagfirullah nak, sini tante obatin"

"Jazakumullah tante" jawab Raihan.



Saya lanjutkan dengan menjelaskan arti kalimat tayyibah di dalam percakapan antar boneka tadi pada Abhi. Abhi mengulang kata Alhamdulillah dengan "dulillah", semoga kalimat tayyibah lainnya yang belum terucap  masih dia simpan dalam ingatannya.




Keuntungan dari membacakan buku dan bercerita pada anak adalah anak memperoleh kosakata baru dari cerita yang dibacakan. Biasanya, media seperti buku memiliki ragam bahasa yang lebih terstruktur daripada lisan. Kosakata yang dihadirkan juga lebih formal sehingga menambah pengalaman baru bagi anak.



You May Also Like

0 komentar