Biarkan Anak Memilih Buku Sendiri Ketika Di Toko Buku
Hasyim Ketika Cican Bersin
Membaca buku cican |
Salah satu tempat favorit keluarga kami adalah toko buku. Saya yang sering belanja online dan beli buku pun online, namun toko buku masih menjadi tempat menyenangkan. Ketika melihat deretan rak buku memenuhi seisi lantai, hati yang sedih pun kembali bahagia. Sama halnya dengan anak saya. Perjalanan di mobil dia tertidur pulas saat dibangunkan sudah sampai tempat tujuan raut wajahnya ditekuk-tekuk mengisyaratkan masih mau bermimpi.
Salah satu cara menanamkan pada anak mencintai buku adalah dengan mengajaknya ke toko buku. Anak dibebaskan memilih buku bacaannya sendiri dan pasti dalam pendampingan orang tua. Karena sekarang banyak buku yang bermuatan LGBT atau perilaku tak terpuji lainnya. Orang tua sepatutnya memcermati gambar dan dialog jangan sampai anak terpapar perilaku negatif ini dari buku bacaannya.
Sesampainya di barisan rak bertulis buku anak saya menurunkan dia dari gendongan. Matanya tertuju pada buku bersampul kuning bertuliskan "Hasyim Ketika Cican Bersin". Rencana awal saya bukan membelikan dia buku seri cican, karena setelah diambilnya dari rak dibolak-balik, dipandangi tak henti-hentinya sambil duduk di lantai.
"Abhi mau buku ini ?, Cican ini ?"
"(Memandang bola mata saya dan mengangguk)" jawabnya.
"Abhi suka Cican ya, oke bunda belikan" ucap saya padanya. Kemudian dia pergi mencari target berikutnya.
Sudah pandai memilih buku ternyata si kecil, pilihannya masih berdasar sampul dengan dominasi warna favoritnya kuning dan gambar yang tak asing baginya. Jenis ilustrasi pada buku cican ini gambar imajinasi dan anak-anak menyukainya. Seri cican merupakan buku yang saya beli dengan ilustrasi imajinasi maksudnya gambar tokohnya tidak nyata seperti manusia. Cican sendiri nampak seperti kelinci dan kawan-kawannya nampak bernama Monsta, Keby dan Meera. Pada seri terbaru ini penyajian ceritanya ditambah dialog berbahasa inggris.
Buku yang bercerita cican bersin akibat terkena debu saat petugas perpustakaan membersihkan rak buku. Jalan ceritanya seperti nyata ketika satu orang bersin, orang disampingnya bisa ikut bersin. Seri cican ini buka bertema islami, ceritanya dibuat umum yang bisa dinikmati anak dengan berbagai agama.
"Kalau bersin mulutnya ditutup ya" sambil memperagakannya.
"Setelah bersin bicara alhamdulillah" ucap saya pada Abhi.
"Apa Abhi? Alhamdulillah" ulang saya.
Berkali-kali Abhi menyebut "iyan" atau "ciyan" dan "ebi" ketika memegang buku cican.
Ketika membacakan buku yang dialognya umum seperti seri cican saya menambahkan muatan islami. Mengimprovisasi cerita dengan menambahkan adab-adab islam ketika seseorang bersin. Nikmatnya bersin harus disyukuri dengan berkata alhamdulillah, dan ketika orang disebelah melihat dan mengucapkan doa, kita pun diminta membalas doanya.
Di halaman terakhir terdapat permainan anak diminta membantu cican menemukan tissue untuk menutupi mulutnya ketika bersin. Buku yang banyak memberikan manfaat seperti meningkatkan kemampuan berbahasa asing, melatih anak menjaga kebersihan, merangsang logika dasar dan kecerdasan emosi (ES), membangun karakter anak melalyi pesan moral dalam cerita dan juga tersedia permainan bagi anak.
Cican Bisa Ke Toilet Sendiri
Membaca buku cican |
Buku yang sengaja saya beli ketika mengajarinya toilet training. Sampai sekarang belum juga berhasil. Hampir setiap hari saya bacakan buku bersampul hijau ini. Saya menjelaskan pada Abhi langkah-langkah ketika perut merasa mulas mau buang air besar dan ketika mau pipis.
Langkah-langkah buang air besar |
Komunikasi dua arah pada Abhi yang belum lancar setelah sering saya bacakan buku ini, alhamdulillah sekarang dia sering menghampiri saya ketika mau buang air besar. Terkadang juga dia memberitahu saat pup-nya sudah keluar dengan cara dia. Lambat laun dengan telaten mengajarkan pada anak dengan membacakan buku cerita anak akan memahami.
Add caption |
Cerita di buku cican ini sangat gamblang menjelaskan langkah-langkah ketika mau buang air besar. Penjelasan yang detail disertai gambar cican yang lucu membuat anak tidak segera bosan. Disetiap bukunya ada lembar permaian, kalau dibuku ini pembaca diminta mencari jalan paling cepat dari taman menuju rumah cican ketika cican kebelet.
Prophetic Parenting
Mendidik akhlak anak salah satunya dengan cara membacakan kisah keteledanan. Jadi selain membacakan buku untuk anak, membaca untuk diri sendiri mengumpulkan ilmu sebagai bekal mendidik putra-putri. Pada buku Prophetic Parenting yang saya baca ada sub bab yang saya suka membahas tentang karakter-karakter para pendidik sukses. Ada karakter-karakter mendasar yang apabila seorang pengajar memilikinya, maka akan banyak membantunya dalam melakukan aktivitas pendidikan. Berikut ini adalah karakter-karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pendidik.
Karakter Para Pendidik Sukses |
1. Tenang dan tidak terburu-buru
Pentingnya ketenangan dan ketidak terburu-buruan dalam membangun akhlak generasi baru. Menggegas sesuatu disaat belum waktunya dan anak belum siap menerima bisa berakhir pada keburukan. Anak didik akan dengan terpaksa menerima atau membangkang.
Kita tidak harus membuat akhlak kita menjadi buruk dengan bersikap terburu-buru, hanya karena berharap anak didik mempunyai akhlak baik.
2. Lembut dan tidak kasar
"Apabila Allah menghendaki kebaikan pada suatu keluarga, Dia memasukkan kelembutan di hati mereka."
Sesungguh hati yang lembut bersemanyam kasih sayang yang tak terbatas. Dari hati yang lembut akan dikaruniai seluruh kebaikan. Perbedaan pemikiran pun akan terasa damai ketika semuanya senantiasa berhati lembut. Orang berhati lembut akan menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang.
3. Hati yang penyayang
"Sesungguhnya setiap pohon selalu memiliki buah. Buah hati adalah anak. Sesungguhnya Allah tidak menyayangi orang yang tidak sayang kepada anaknya. Demi jiwaku yang berada di Tngan-Nya,tidak akan masuk surga selain orang yang penyayang."
Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma.
4. Memilih yang termudah selama bukan termasuk dosa
Dari Aisyah, ia berkata :
"Tidaklah Rasulullah menentukan pilihan antara dua perkara melainkan beliau memilih yang termudah diantara keduanya selama bukan termasuk dosa. Apabila termasuk dosa, maka beliau menjadi orang yang paling menjauhinya. Tidaklah Rasulullah marah untuk dirinya sendiri dalam masalah apa pun kecuali apabila syariat Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah"
5. Toleransi
Di sini perlu kita pahami dengan bener apa yang dimaksud dengan toleransi, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain dalam bentuk yang optimal. Dalam bahasa jawa jadi pendidik itu tidak boleh "saklek", dengan beragam kepribadian anak didik seperti anak dari rahim yang sama pun bisa berbeda, maka diharuskan pendidik bisa bertoleransi. Batasan sebuah toleransi jika masih masuk pada syariat.
6. Menjauhkan diri dari marah
Sesungguhnya kemarahan, fanatisme dan rasialisme adalah sifat negatif dalam aktifitas pendidikan. Bahkan, demikian juga dalam sosial kemasyarakatan. Apabila seseorang dapat menahan amarahnya dan sanggup menguasai dirinya, maka itu adalah kebahagiaan baginya dan bagi anak-anaknya. Demikian juga sebaliknya.
7. Seimbang dan proporsional
Bersikap ekstrem adalah sifat yang tercela pada urusan apa pun. Oleh karena itu, kita dapati Rasulullah selalu suka bersikap proposional dan seimbang dalam urusan tiang agama. Maka dalam aktifitas pendidikan yang merupakan urusan penting dalam hidup seharusnya bersikap seimbang dan proporsional.
8. Selingan dalam memberi nasihat
Banyak bicara sering kali tidak memberikan hasil apa-apa. Sebaliknya, memberikan nasihat yang baik dengan jarang justru sering kali menghasilkan sesuatu yang benar dengan izin Allah. Seperti Rasulullah memberikan selingan nasihat kepada para kerabat dan sahabat karena khawatir mereka bosan.
0 komentar