Mengenal Diri Sendiri
Deretan buku import yang saya boyong ke rak buku rumah kami.
Buku Anatomy For Babies ini saya beli ketika si kecil berumur setahun setengah.
Saya membeli dua buku dari keempat seri buku yang diterbitkan oleh Caterpillar
Books. Dari sampul bergambar anak bayi membentangkan tangan dan kakinya dengan
sedikit teks menerangkan nama bagian tubuh, sudah terlihat jelas jika buku ini
menjelaskan tentang bagian-bagian tubuh manusia.
Ilustrasi dengan warna kontras dan mimik muka bayi yang imut
membuat anak tertarik untuk melihatnya. Pada halaman kedua tergambar seorang
anak laki yang sedang foto rongent.
Si kecil Abhi sempat takut saat melihat gambar ini, seketika memorinya terbuka saat menjalani foto rongent yang membuatnya takut dan kedinginan.
“Ini Cuma gambar sayang, Abhi sudah sembuh, sehat jadi tidak dirongent lagi” cakap saya pada Abhi ketika memeluk ketakutan.
Si kecil Abhi sempat takut saat melihat gambar ini, seketika memorinya terbuka saat menjalani foto rongent yang membuatnya takut dan kedinginan.
“Ini Cuma gambar sayang, Abhi sudah sembuh, sehat jadi tidak dirongent lagi” cakap saya pada Abhi ketika memeluk ketakutan.
Dari sini saya paham bahwa apapun kenangan yang pernah
dilewati anak akan membekas dan suatu saat bisa menyeruak ketika terpancing.
Sama halnya dengan kegiatan baca buku ini, pengalaman mengasyikkan yang
diperoleh anak dapat membangkitkan gairah membaca buku setiap saat. Membuka
lembar demi lembar bergambar memberikan respon berbeda disetiap lembarnya. Teks
berbahasa inggris ini tidak saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia ketika
bercerita. Seperti kesepatan saya dan suami untuk mengenalkan bahasa Inggris
setelah anak lancer dengan bahasa ibunya.
Improvisasi dalam bercerita dikombinasikan dengan poster anggota
badan membuat sesi baca buku ini membuat anak tak bosan. Saling menunjuk dan
memegang anggota badan ditengah membacakan buku juga memunculkan gelak tawa
anak lelaki saya ini. Memegang perutnya, mengusap kulitnya seperti menggelitiki
membuatnya tak lepas dari buku dan pangkuan.
Buku yang tak hanya menjelaskan tentang nama bagian tubuh
tapi juga proses bernapas, bagaimana jantung memompa darah sampai proses
pencernaan. Gambar sederhana tetap sarat akan informasi bagi anak. Fungsi dari
panca indera juga digambar begitu lucu dan unik.
Bermain tebak-tebakan itu yang saya lakukan dengan anak ketika bermain dengan poster. Saat saya menunjuk salah satu bagian, kemudian bertanya pada anak apa namanya. Yah karena bicaranya masih belum lancar kebanyakan saya jawab sendiri. haha
"Mata bunda ya mana?" tanya saya ketika berhadapan dengannya.
Diselipkan jari telunjuknya diantara kacamata dan wajah saya kemudian menunjuk mata.
"Pinter Abhi" puji saya padanya sambil bertepuk tangan.
Lanjut saya minta dia menunjukkan bagian tubuh lain seperti mulut, hidung, pipi, kuping. Jawaban dengan menunjuk tangan semuanya benar. Saya tambah lagi rambut, "Abhi ini rambut, raam... buut" cakap saya padanya. Harapannya dia paham dan nanti bisa menunjuk rambut dengan benar serta bertambah pula kosakatanya.
Membaca buku dengan menyertakan alat peraga membuat pemahaman anak lebih cepat. Kali ini saya membuat robotic arm, , apa itu robotic arm? Sebuah alat peraga mekanisme jari tangan bisa bergerak. Allah menciptakan otot pada tubuh manusia yang fungsinya untuk menggerakkan tulang yang dikoordinir oleh otak melalui susuanan syaraf. Namun jemari tangan kita tidak memiliki otot, tapi kenapa bisa bergerak?
Meskipun jari tidak punya otot bisa tetap bisa bekerja dengan baik. Itu
semua karena meskipun tidak ada otot di jari, ada 34 otot di telapak tangan dan
di bagian lengan bawah (dari sekitar siku sampai pergelangan tangan) yang
membuat jari bisa bekerja dengan baik. Otot-otot di sanalah yang membuat jari
bisa melakukan berbagai macam hal. Misalnya bertepuk tangan, menunjuk dengan
jari, berjabat tangan, menulis dan menggambar.
Memanfaatkan karton bekas bungkus paket giveaway yang saya terima, jadilah alat peraga ini. Berbahan seadanya dirumah, saya membuatkan maian lucu untuk si kecil. Awalnya dia merasa aneh, apa yang dibuat bunda? Dalam hatinya. Hahaha
“Ini ditarik nak pitanya nanti jarinya bergerak” perintah saya pada Abhi. Bebapa penjelasan sederhana yang saya berikan pada si kecil bagaimana jari bisa bergerak dan semua ini kuasa Allah. Diakhir cerita saya mengajak Abhi bersyukur bersama-sama diberikan tubuh yang lengkap dan sehat insyaAllah.
Poster Tubuh Manusia
Bermain tebak-tebakan itu yang saya lakukan dengan anak ketika bermain dengan poster. Saat saya menunjuk salah satu bagian, kemudian bertanya pada anak apa namanya. Yah karena bicaranya masih belum lancar kebanyakan saya jawab sendiri. haha
"Mata bunda ya mana?" tanya saya ketika berhadapan dengannya.
Diselipkan jari telunjuknya diantara kacamata dan wajah saya kemudian menunjuk mata.
"Pinter Abhi" puji saya padanya sambil bertepuk tangan.
Lanjut saya minta dia menunjukkan bagian tubuh lain seperti mulut, hidung, pipi, kuping. Jawaban dengan menunjuk tangan semuanya benar. Saya tambah lagi rambut, "Abhi ini rambut, raam... buut" cakap saya padanya. Harapannya dia paham dan nanti bisa menunjuk rambut dengan benar serta bertambah pula kosakatanya.
" Tak sekedar membaca atau membacakan buku pada anak
Berikan pengalaman baik dan kesan unik ketika mereka menikmati buku
DIY Robotic Arm (Peraga Tangan)
Robotic Arm |
Membaca buku dengan menyertakan alat peraga membuat pemahaman anak lebih cepat. Kali ini saya membuat robotic arm, , apa itu robotic arm? Sebuah alat peraga mekanisme jari tangan bisa bergerak. Allah menciptakan otot pada tubuh manusia yang fungsinya untuk menggerakkan tulang yang dikoordinir oleh otak melalui susuanan syaraf. Namun jemari tangan kita tidak memiliki otot, tapi kenapa bisa bergerak?
Memanfaatkan karton bekas bungkus paket giveaway yang saya terima, jadilah alat peraga ini. Berbahan seadanya dirumah, saya membuatkan maian lucu untuk si kecil. Awalnya dia merasa aneh, apa yang dibuat bunda? Dalam hatinya. Hahaha
“Ini ditarik nak pitanya nanti jarinya bergerak” perintah saya pada Abhi. Bebapa penjelasan sederhana yang saya berikan pada si kecil bagaimana jari bisa bergerak dan semua ini kuasa Allah. Diakhir cerita saya mengajak Abhi bersyukur bersama-sama diberikan tubuh yang lengkap dan sehat insyaAllah.
" Anak akan Belajar membaca dengan membaca, Belajar menulis dengan menulis"
Faktor Keberhasilan Anak Mempelajari Literasi
Kemampuan dan keterampilan membaca
buku merupakan bagian dari berliterasi. Keberhasilan seseorang berliterasi
khususnya terampil membaca pada anak harus mendapat dukungan eksternal. Kondisi
saat membaca buku atau membacakan buku pada anak usia dini patut kita
perhatikan.
1. Demonstrasi
Seperti yang saya praktekan pada si kecil ketika saya menjelaskan
bagian tubuh manusia, saya juga membuat sebuah alat peraga sederhana. Karena
bagi si kecil tidak cukup hanya dengan melihat tulisan atau mendengarkan orang
tua berbicara. Mereka perlu demonstrasi seperti melihat dengan mata kepalanya
sendiri apa yang sudah dijelaskan oleh orang tuanya.
2. Keterlibatan
Si kecil akan belajar dari suatu demonstrasi jika dia
terlibat didalamnya. Anak akan terlibat dalam sebuah kegiatan apabila dia
merasa kegiatan tersebut bermanfaat dan berarti bagi dirinya. Ketika anak
berpikir bahwa dia akan memperoleh sebuah pengalaman menyenangkan dari sesi
mendengarkan bacaan buku, maka dengan sendirnya menarik anak untuk minta
dibacakan buku atau membuka buku sendiri.
3. Ketenggelaman
Maksudnya anak menjadi tenggelam dalam suatu keadaan.
Lingkungan dan kondisi dimana bapak ibunya sering membaca dan membacakan buku
untuknya dan beragam buku bacaan anak membuat anak tenggelam. Tenggelam menikmati
mendapatkan informasi baru dari sesi membaca buku dan kedekatan antar anggota
keluarga yang membuat anak nyaman. Dengan suguhan poster bergambar anggota
tubuh sebagai gambaran lebih jelasnya dan memainkan alat peraga membuat anak
mempunayi pengalaman yang menyenagkan dan kesan yang unik dari sesi baca buku.
4. Harapan
Apa sih harapan anak yang selalu dibacakan buku atau
membaca sendiri ketika bisa? Sebagai orang tua atau guru berharap supaya anak
dapat mendengarkan dengan baik, berbicara dengan sopan, semangat membaca dan dapat
menulis dengan hati dan pikirannya.
5. Kedekatan Ucapan
Cadel, ya pengucapan pada anak yang masih belajar bicara
sering tidak benar, hanya mendekati kebenaran. Misalnya ketika Abhi bicara “angan”
yang dimaksud tangan dan “iri” yang artinta kiri. Pendekatan ucapan mendominasi
fase belajar anak, jadi kedekatan ucapan yang dilakukan anak adalah wajar
sebagai sarana bagi anak mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
6. Tanggung jawab
Anak-anak pun hendaknya mempunyai tanggung jawab
terhadap belajarnya sendiri karena dengan demikian motivasi dalam dirinya akan
muncul dan mendorong belajar. Tanggung jawab orangtua menyediakan kegiatan yang
dapat mengkondisi anak untuk belajar. Seperti memberi kesempatan anak memilih
buku bacaan dan bebas memilih kapan mau dibacakan.
7. Penggunaan
Bahwa anak belajar membaca dengan membaca dan anak
belajar menulis dengan menulis. Kondisi Abhi kini pada fase belajar bicara dan
memahami kosakata, Dengan kegiatan membaca buku memberikan gambaran pada Abhi
tentang arti dari sebuah kata itu sendiri dengan melihat gambar. Membangun
interaksi yang aktif pada Abhi sehingga
anak tidak pasif mendengarkan saja.
0 komentar