Menjaga Barang Pribadi Seperti Menjaga Rezeki Dari Allah
Konsep Kepemilikan
"Bunda pinjam ya," sambil meraih popok kain bergambar semangka punya Abhi.
"Boleh ndak ?", tanya saya.
"Ndak," jawab Abhi.
"Ndak boleh, ini punya Abhi ?" ujar saya.
"nya Azi (punya Abhi)," jawab Abhi pada saya.
"Abhi suka semangka ya, ini gambarnya semangka ya," seru saya.
"Popoknya yang beliin Bapak ya ?"
"Alhamdulillah Abhi punya popok kain banyak, belinya pake apa bhi ?"
"Uang ya, belinya pake uang," ucap saya.
"Popoknya di cuci yuk udah kotor, biar bersih nanti bisa dipakai lagi," ajak saya.
"Uci," jawab Abhi.
"Popoknya di cuci yuk udah kotor, biar bersih nanti bisa dipakai lagi," ajak saya.
"Uci," jawab Abhi.
Perbincangan sekaligus menggodanya, saya goda dia untuk mau minjamkan barang kesukaannya namun ternyata dia tidak mau. Menghargai barang kepunyaan sendiri juga bermakna menghargai rezeki yang diberikan oleh Allah. Menjaga dan merawat barang milik sendiri bentuk dari tanggungjawab.
Semua yang melekat pada kita nanti akan dihisab dihari akhir, jadi sedari kecil dikenalkan cara menjaga dan merawar barang pribadi.
Harta pun Di Hisab Di Hari Akhir
Setiap muslim meyakini bahwa segala amal perbuatan akan dipertanggung-jawabkan kelak di yaumil akhir. Tapi, tahukah bukan hanya amal yang akan dihisab namun juga segala barang yang kita miliki.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”. (HR. Tirmidzi)
Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, ini menjadi kalimat yang perlu digaris bawahi. Terkadang perempuan senang sekali membeli barang bukan karena kebutuhan tetapi karena keinginan. Kemudian tanpa terasa barang menumpuk di rumah tidak terpakai.
Harta atau barang yang kita punyai di dunia ini adalah rezeki yang Allah berikan.
Harta atau barang yang kita punyai di dunia ini adalah rezeki yang Allah berikan.
Menjaga dan mempergunakan barang yang kita punya secara maksimal, tidak nyia-nyiakan, tidak berlaku boros itu hal pertama yang bisa saya ajarkan pada anak.
0 komentar