Kenapa Anak Kecil Suka Memanjat ? Tenang, Menghadapinya
On Youtube Channel |
Apakah anak balita bunda suka memanjat? Mulai dari naik meja, kursi, almari bagian dalam hingga teralis jendela di rumah? Pasti, gemas campur khawatir ya ketika melihatnya!
Ternyata saya tidak sendirian, ada banyak orang tua dengan si kecilnya yang juga suka memanjat. Dan saya perlu bersyukur, pasalnya memanjat merupakan salah satu tahap penting dalam pengembangan keterampilan motorik kasar anak seusia Abhi.
Selain bersabar menghadapi polah anak, orang tua tetap perlu memerhatikan faktor keamanannya. Saat mereka mulai memanjat banyak berdoa dan istighfar minta penjagaan oleh Allah untuk anak-anak kita. Si kecil bisa saja jatuh, terbentur, tertimpa benda-benda hingga menderita beberapa cedera yang lebih serius.
Melihat Abhi yang ingin memanjat tembok berundak biar bisa melihat luar dari balik jendela, perasaan dag dig dug selalu menghampiri saya. Lengah mengawasi si kecil ini bisa berakibat fatal. Karena Abhi baru pandai memanjat namun belum pandai untuk turun.
Kursi plastik yang sengaja saya letakkan di dalam lemari pakaian supaya tidak terlihat oleh Abhi. Saat terlupa menutup rapat lemari dan terlihat sedikit kursi dari pandangan Abhi, langsung Abhi ingin mengeluarkannya. Didorong-dorong pintu lemari agar terbuka lebar sehingga mudah mengambil kursi plastik sasarannya.
Yeach, setelah dapat kursi didorong mendekati jendela, naik ke atas kursi dan berhasil mencapai tembok berundak. Semilir angin menerpa bagian atas tubuhnya, matanya mengintip dari celah tralis.
"Abhi cari apa? burung," cakap saya padanya.
"Hati-hati ya kalau berdiri di kursi," tegas saya pada si kecil.
Terpancar bahagia dari raut mukanya, tujuaannya telah tercapai.
Badannya didekatkan ke tubuh saya mengisyaratkan ingin digendong turun.
"Turun sendiri ya, gini caranya," ajar saya pada Abhi.
Sudah mahir dia memanjat, kali ini latihan turun dengan selamat. Selesai itu kursinya saya kembalikan ke dalam lemari. Dan apa yang terjadi?
Abhi mendorong kursi makannya untuk dapat memanjat tembok berundak lagi.
"Hayo mau apa?" seloroh saya.
Membalas dengan senyum genit.
"Hati-hati ya, pelan-pelan."
"Aik atas(naik atas)," cakap Abhi pada saya setelah berhasil memanjat. Bisa lihat disini
Melihat Abhi yang ingin memanjat tembok berundak biar bisa melihat luar dari balik jendela, perasaan dag dig dug selalu menghampiri saya. Lengah mengawasi si kecil ini bisa berakibat fatal. Karena Abhi baru pandai memanjat namun belum pandai untuk turun.
Kursi plastik yang sengaja saya letakkan di dalam lemari pakaian supaya tidak terlihat oleh Abhi. Saat terlupa menutup rapat lemari dan terlihat sedikit kursi dari pandangan Abhi, langsung Abhi ingin mengeluarkannya. Didorong-dorong pintu lemari agar terbuka lebar sehingga mudah mengambil kursi plastik sasarannya.
Yeach, setelah dapat kursi didorong mendekati jendela, naik ke atas kursi dan berhasil mencapai tembok berundak. Semilir angin menerpa bagian atas tubuhnya, matanya mengintip dari celah tralis.
"Abhi cari apa? burung," cakap saya padanya.
"Hati-hati ya kalau berdiri di kursi," tegas saya pada si kecil.
Terpancar bahagia dari raut mukanya, tujuaannya telah tercapai.
Badannya didekatkan ke tubuh saya mengisyaratkan ingin digendong turun.
"Turun sendiri ya, gini caranya," ajar saya pada Abhi.
Sudah mahir dia memanjat, kali ini latihan turun dengan selamat. Selesai itu kursinya saya kembalikan ke dalam lemari. Dan apa yang terjadi?
Abhi mendorong kursi makannya untuk dapat memanjat tembok berundak lagi.
"Hayo mau apa?" seloroh saya.
Membalas dengan senyum genit.
"Hati-hati ya, pelan-pelan."
"Aik atas(naik atas)," cakap Abhi pada saya setelah berhasil memanjat. Bisa lihat disini
"Anak punya cara sendiri dalam menghadapi masalah dan berjuang meraih sesuatu dengan pikiran kreatifnya."
0 komentar