Memasang Roda dan Setir yang Terlepas, Belajar Problem Solving
Mobil-mobilan belakangan ini menjadi mainan favorit Abhi. Maju-mundur, tarik-dorong, hingga berdiri di atasnya. Dibuka tutup bagasinya, diisi kemudian dikeluarkan isinya. Setir yang sudah kehilangan pengaitnya jadi sering copot akibat kebanyakan di putar-putar.
Entah bagaimana dia memainkan mobil-mobilannya hingga terjatuh kemudian terlepas roda dan setirnya. Melihat mobilnya yang setengah berdiri bersandar pintu, dia tak jadi menangis tapi melongo menatap roda yang terlepas. Dan setir yang masuk ke dalam kamar. Kemungkinan sewaktu maju Abhi menabrak pintu jadi mobilnya setengah berdiri mengakibatkan rodanya terlepas. Dia pun terjatuh ke belakang, karena jatuhnya pelan-pelan jadi dia tidak menangis.
"Walah, protol semua bhi," seru saya melihat geli mobil-mobilan itu.
"Ayo dibenerin, dipasang lagi rodanya," ajak saya.
"Dibalik dulu mobilnya."
"Diambil rodanya, pasang sini."
"Balik lagi mobilnya."
"Ambil setirnya, pasang, taruh atasnya, diputer."
Abhi mengikuti arahan saya dan tersenyum melihat mobilnya menyatu kembali. Ketika setirnya terlepas kembali, Abhi sudah mahir memasangnya kembali. Abhi belajar memperbaiki mainannya sendiri.
Tidak langsung memberi bantuan ketika anak sedang memghadapi masalah seperti kejadian di atas, banyak hal yang didapatkan. Abhi belajar memahami apa yang harus dia kerjaan untuk membuat mobil-mobilannya bisa dinaiki lagi. Mempelajari bagian-bagian dari mobilnya.
Problem Solving
Anak-anak, sama seperti orang dewasa, akan menghadapi masalah dalam hidupnya misalnya ketika bermain. Untuk itu, si kecil Abhi perlu memiliki kemampuan problem solving untuk membantu mereka mengatasi persoalan dengan baik dengan tenang tanpa tantrum. Tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah mereka sehari-hari ketika bermain, keterampilan problem solving juga bermanfaat saat anak harus mengeksplorasi dunianya, atau mengerjakan tugas-tugas di sekolah Paudnya.
Keterampilan yang dimiliki setiap anak ini tentunya akan berbeda pada setiap anak sesuai tahapan usianya. Keterampilan memecahkan masalah pada bayi akan berbeda pada anak usia 2 tahun yang daya ingatnya sudah meningkat. Keterampilan ini pun akan terus meningkat. Meskipun begitu, orangtua harus terus mengasah kemampuan ini agar semakin terarah dan anak tahu kapan harus menggunakannya dan melakukan apa jika menemui suatu masalah.
Keterampilan problem solving atau memecahkan masalah berkaitan dengan bagaimana anak berpikir, memahami, dan mendapatkan pemahaman akan dunianya, termasuk juga kemampuan mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Dengan menyajikan permainan tentang problem solving juga berperan membentuk pola pikir anak. Mengajarkan bagaimana cara membenahi mainannya yang terlepas sangat berperan membentuk kreativitasnya.
0 komentar