Anak Mencari Cara Agar Tetap Bisa Bercermin

by - Desember 22, 2019




Semua anak terlahir kreatif. Maka perlu fasilitas untuk mendukung dan membuat wadah dari kreativitasnya. Seseorang punya sebuah kebiasaan yang bisa memicu perkembangan kreativitasnya.



Nah sekarang ada 7 Kebiasaan Orang Kreatif



a. Pelajari Sesuatu yang Berbeda Setiap Hari

Kreativitas terjadi ketika kita berusaha untuk belajar atau mencoba sesuatu setiap hari.


b. Menghubungkan Titik-Titik

Ketika kita melihat hubungan antara fakta, kita dapat membuat sesuatu yang berbeda.


c. Lihat Potensi dan Buat Daftar

Gunakan daftar sebagai tempat untuk melihat ide sebelum mereka diserbu oleh gelombang lain untuk proses kreatif.


d. Jangan Menutup Pintu Pada Kreativitas

Buat sekarang dan edit setelahnya. Siapa yang tahu ke mana pikiran kreatif kita akan pergi.


e. Pertahankan Perspektif yang Luas

Masalah akan datang, beradaptasi dengan tuntutan, dan mengukir jalan baru, dengan berpikir di luar kotak.


f. Katakan tidak lebih dari yang Anda pikirkan

Memilah-milah hal-hal yang tidak berfungsi sama pentingnya dengan menjaga agar berpikir itu berhasil.


g. Bagikan "Ah Ha" Momen Kamu

Kolaborasi adalah kunci dari ide-ide yang berkembang dan membawa mereka ke tempat-tempat yang belum pernah Anda temui sebelumnya.


Abhi Tak Pantang Menyerah






Ada pada suatu ketika Abhi sangat suka naik dan berdiri di atas kursi. Ini salah satu cara supaya dia bisa melihat keluar dari celah tralis yang tinggi baginya. Ada juga untuk sebagai pijakan memanjat tralis jendela.



Ah ha... aku tinggi bisa lihat luar sendiri tanpa digendong.



Salah satu hobi Abhi adalah bercermin, kursi ini pun tak luput untuk pijakan dia bercermin. Cermin yang digantungkan lebih tinggi dari Abhi membuat dia mencari akal supaya tetap bisa bercermin tanpa di gendong. 



Abhi tidak pernah jatuh dari kursi saat menaikinya, namun saya melarang untuk berdiri di atas kursi lagi dengan alasan keamanan. Karena Abhi masih sangat butuh pengawasan dan takut dia luput dari mata saya, maka kursinya saya sembunyikan di dalam lemari gantung.






Ah ha... aku punya mobil bisa naik ni atas sini.


Tak patang arang, mobil mainan kepunyaannya pun dijadikan media untuk pijakan sebagai pengganti kursi. Dua hari keberaniannya ini teruji aman tanpa jatuh karena saya pegangi sehingga tidak tergelincir. Nah hari ke dua tepatnya kemarin jumat dia terjatuh sampai 4 kali.


"Nggak usah berdiri di mobil, nanti jatuh lagi, nangis lagi !" pekik saya.


"Ndak ais(nggak nangis)," jawabnya dengan cepat.


Saya dengan tegas melarang setiap kali anak berdiri di atas mobil mainan ini. Begitu bahaya karena roda mobil yang mudah bergerak dan bisa membuat Abhi jatuh tergelincir.


"Nggak usah berdiri di situ, nanti jatuh, turun, denger bunda," kalimat perintah sekaligus ancaman ini sering saya tegaskan.









Ah ha... aku masih punya amunisi kursi hijau ini.



Alih-alih menghentikan kegiatan ekstrimnya ini, Abhi menemukan benda yang bisa dia naiki dengan lebih aman yaitu kursi makan. Kursi makannya yang tergolong kokoh, tidak mudah bergerak ini menjadi tambatan terakhirnya. Naik dan berdiri di atas kursi dengan aman dan mencapai tujuan yaitu bercermin.



"Yeach, Abhi bisa bercermin ya, tinggi ya naik kursi," seloroh saya.



Setiap hari Abhi mempelajari bagaiman dia bisa memanjat untuk lebih tinggi. Satu cara dilarang, cari cara lagi sampai bertemu cara yang diperbolehkan.

You May Also Like

0 komentar