Fun Science Sawi Warna-warni

by - Desember 28, 2019

Melihat gelas berisi air Abhi sudah excited, apalagi diberi warna berbeda setiap gelasnya. Pengen langsung diobok-obok sama si doi. Kemudian menaruh sawi ke dalam gelas membuat ekspresinya bingung.


Yang Abhi tahu gelas untuk minum, lah ini buat taruh sawi. Its oke, kita kita bermain ya nak, mengenal warna merah, kuning, biru. Lalu nanti kita lihat sawinya ikut jadi berwarna merab, kuning dan biru atau tidak.



"Bhi, tetesin warna merah ke dalam gelas ya."

"Jadi merah ya, sekarang digelas satunya tetes warna kuning."

"Jadi kuning, yang terakhir tetes warna biru."

"Jadi deh biru ya airnya."







"Sekarang sawinya dimasukkan, nanti dilihat ya sawinga jadi kuning nggak."


"Sekarang main mobil-mobilan dulu yuk."


Setelah 3 jam kemudian





"Yeach, sawinya ada warnanya."

"Bagus ya."







"Sawi jadi warna-warni ya bhi, ini apa ? ku... ning."


"Koning(kuning)." sahutnya



Kemudian menyebutkan warna satu per satu. Dari kegiatan percobaan ala anak SD ini saya bukan akan menjelaskan tentang  air daya kapilaritasyang merambat naik ke atas melalui celah kecil, melainkan menjelaskan tentang sebab akibat. Sawi putih yang dicelupkan pada air berwana, tadinya berwarna alami sayur kemudian menjadi berwarna sesuai air yang ada dibawahnya.



"Sawi ini ada warnanya karena air di dalam gelas warnanya kuning ya bhi."





Anak Adalah Ilmu Pengetahuan Itu Sendiri



Anak-anak sebagai ilmu pengetahuan hidup yang bergerak. Ilmu pengetahuan yang tidak disampaikan dengan kata-kata dan tidak bisa dibaca hanya dengan mata. Tapi dapat dipahami dengan mengamati penuh keterbukaan kesadaran dan pengetahuan. Sehingga melalui sikap anak-anak kita akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan yang sangat penting.


sebagai orang tua, juga sebagai ilmuwan yang harus selalu bisa mengungkap ilmu pengetahuan dari anak-anak. Ilmu pengetahuan yang akan membuat kita banyak tahu tentang anak, membuat kita semakin cerdas dan pintar.


Dari sinilah, peran kita sebagai orang tua akan meningkat menjadi ilmuwan yang memiliki banyak ilmu. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan, kita dapat mempelajari anak dan menyikapi setiap geraknya dengan baik. Serta dapat menafsir gerak anak sebagai ilmu pengetahuan tak bernilai.


Untuk mewujudkan ini, kita tidak hanya dituntut bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak. Tetapi juga cerdas menyikap setiap hal yang terjadi pada anak, sehingga mereka benar-benar sebagai sosok ilmu pengetahuan yang dapat dimengerti dan dipahami. Segala persoalan yang dihadapi pun bisa dibantu penyelesaiannnya.


Tiga Kesiapan


Untuk itu, dalam menyiapkan diri sebagai orang tua yang mampu mengungkapkan rahasia ilmu pengetuhan bergerak yang ada dalam diri anak-anak, setidaknya kita harus memiliki tiga kesiapan utama.


Pertama, kesiapan kasih sayang. Anak-anak kita lahirkan karena kasih sayang. Maka anak-anak pun tumbuh dalam kebutuhan kasih sayang yang optimal. Di sini, orang tua dituntut bisa menjadi individu yang selalu memberikan kasih sayang. Dengan kasih sayang ini, maka setiap hal yang dilakukan anak adalah kebaikan. Kebaikan yang harus disikapi secara baik pula sehingga antara anak-anak dan orang tua tercipta hubungan harmonis dalam kebaikan dan kasih sayang.


Kedua, kesiapan referensi. Saat komunikasi kebaikan dan kasih sayang terbangun. Sesungguhnya anak-anak kita tak sekadar individu yang baik. Tapi juga individu yang cerdas menyampaikan banyak ilmu pengetahuan. Agar ilmu pengetahuan yang disampaikan anak bisa dipahami, maka orang tua dituntut memiliki banyak pengetahuan. Di sinilah dibutuhkan referensi bacaan tentang dunia anak-anak yang baik.


Yang akan menyempurnakan kesiapan kasih sayang orang tua dengan pengetahuan yang memahamkan orang tua. Pemahaman ini yang ak an membuat orang tua dapat menafsir-interpretasikan segala ilmu pengetahuan yang ada dalam setiap sikap dan gerak anak-anak.


Penguasaan referensi inilah yang membuat orang tua menjadi cerdas dan pintar. Sehingga bisa menangkap dan mehamai gerak ilmu pengetahuan yang dilakukan anak.


Ketiga, kesiapan menyelesaiakan persoalan. Dengan kesiapan referensi, orang tua akan mendapat banyak ilmu pengetahuan terhadap gerak dan sikap anak-anaknya. Ilmu pengetahuan itu akan digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi anak-anaknya. Karena dalam kehidupannya, anak-anak akan selalu mengahadapi banyak persoalan. Saat menghadapi persoalan itu anak-anak membutuhkan orang tua yang memiliki ilmu pengetahuan tentang dirinya.


Di sinilah kesiapan orang tua dari aspek kasih sayang dan referensi dibutuhkan anak. Sabab hanya orang tua yang penuh kasih sayang, cerdas dan berpengetahuan luas yang bisa memecahkan persoalan yang dihadapi anaknya. Sebab hakikatnya anak adalah ilmu pengetahuan yang hidup dan bergerak yang selalu membutuhkan temuan-temuan baru untuk memperkaya temuan ilmu pengetuan sebelumnya.

Dari sinilah terjadi lingkaran kenyataan yang harus dipahami orang tua bahwa anak-anak adalah sumber ilmu pengetahuan yang hidup dan bergerak, yang bisa dipahami dan diselesaikan segala persoalannya menggunakan kesiapan kasih sayang dan referensi ilmu pengetahuan.




Sumber Bacaan :

Heru Kurniawan.2018.https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/anak-ilmu-pengetahuan-yang-terus-bergerak-18



You May Also Like

0 komentar