Pulang dari rumah Kakung pasti si Abhi lebih lengket dengan saya. Serasa tidak mau ditinggal jauh karena dia merasa sepi dinrumah hanya ada adya dan dia. Sedangkan di rumah Kakung lebih ramai dan luas hingga dia leluasa belarian.
"Naik," kata Abhi saat melangkahkan kakinya pada anak tangga pertama.
"Mau naik, oke yuk jemur baju sama bunda," jawab saya.
"Naik sendiri ya," perintah saya pada Abhi yang sudah mahir naik tangga.
Bahagia sampai lantai atas, "Abhi sini dulu, nggak usah turun," kata saya pada si kecil.
Menunggu sampai selesai menjemur baju, Abhi memainkan baju yang basah, air yang menggenang di lantai.
"Ayok turun, bunda udah selesai," ajak saya menuruni tangga.
"Pelan-pelan ya," kata saya pada Abhi.
"Pelan," tiru Abhi.
Abhi agak tergesa-gesa menuruni anak tangga. Setelah sampai bawah Abhi pun naik kembali. Sampai di atas minta turun kembali.
"Pelan-pelan ya," cakap saya.
"Pelan," tiru Abhi. Abhi mulai tirun dengan pelan dan berhati-hati tanpa tergesa-gesa.
Abhi mulai bisa mengontrol emosinya untuk tidak tergesa-gesa dan kehati-hatiannya mulai muncul.
0 komentar