Dongeng Pengantar Tidur, Pangeran Ompol

by - Januari 23, 2020




Dahulu kala, hiduplah seorang pangeran kecil yang selalu bangun pagi. Sebelum kakaknya bangun, ia sudah bangun dan memperhatikan kasurnya.

" Ya, kasurku selalu basah," kata pangeran dalam hati.

Karena sang pangeran mengompol! Padahal usianya sudah sembilan tahun. Para pelayan diam-diam menjulukinya Pangeran Ompol. Meski namanya adalah Hamish.






Ibunda sang pangeran mulai cemas. "Kita perlu memanggil tabib agar kau tidak mengompol lagi!" ujar ibunda Pangeran Hamish.


Akan tetapi, ternyata tak seorang tabib pun bisa menyembuhkan Pangeran Hamish.

"Tak mengapa pangeran, jika dewasa nanti, kau pasti bisa menahan agar tidak ngompol!" ujar seorang tabib. Pangeran Hamish termenung mendengar penjelasan tabib itu. Ia ingin sembuh sekarang, bukan setelah dewasa nanti!


Suatu hari, ibundanya mencari seorang tabib yang konon sangat ahli. Pangeran Hamish tak sabar menunggu di halaman istana. Akhirnya tabib itu datang dengan kereta kuda. Ketika turun dari kereta kudanya, ternyata tabib itu...seorang wanita muda! Wajahnya sangat cantik.


Pangeran Hamish patah semangat. Tabib tua saja tak bisa mengobatinya, apalagi tabib muda.

"Ini Bibi Renata, sepupu ayahmu, Hamish!" tutur ibunda pangeran.

"Aku hanya seminggu di sini Hamish. Waktuku tak lama!" janji Bibi Renata di awal perkenalan mereka. "Aku tahu cara menghentikannya!"





Malam harinya, Bibi Renata tidak melakukan apa pun. Ia hanya menyiapkan ember di dalam kamar pangeran Hamish. Sebelum tidur, pangeran dilarang banyak minum. Ia pun harus buang air kecil. Dan setiap tengah malam, Bibi Renata membangunkannya untuk buang air kecil di ember yang tersedia.


"Bangunlah setiap kali kau bermimpi akan buang air kecil. Itu tipuan! Otak kita sebenarnya berusaha memberitahu kalau kandung kemih kita sudah penuh. Itu berarti kita harus segera buang air kecil!" ujar Bibi Renata.

Awalnya Pangeran Hamish tidak tahan. Ia sering menangis jika dibangunkan di tengah malam. Namun lama-lama ia terbiasa. Ia bisa terbangun sendiri di saat sedang bermimpi akan buang air kecil!




Sejak itu kebiasaan ngompol Pangeran Hamish mulai hilang perlahan-lahan. Bibi Renata pun kembali ke purinya. Kebiasaan ngompol Pangeran Hamish akhirnya hilang sama sekali. Sebagai ucapan terima kasih, Pangeran Hamish mengirim surat pada Bibi Renata. Di bagian bawah surat ia menuliskan sesuatu,

"Bagaimana Bibi tahu soal mimpi buang air kecil? Tabib yang mengajari Bibi, pasti hebat!" Seminggu kemudian pangeran mendapat surat balasan,

"Hamish sayang, dulu Bibi juga seorang pengompol! Bertahun-tahun Bibi beiajar sendiri untuk menghentikan mimpi buang air kecil itu!"

Pangeran Hamish tersenyum lebar. Ia tidak menyangka jika bibinya yang cantik itu...dulunya seorang ngompol!



Inspirasi cerita dari dongeng bobo.

Apa yang terjadi ketika Bunda mendongeng ?






Awalnya si kecil asyik mainan sendiri walaupun sudah mengantuk. Mood-nya juga kurang happy mendengar cerita. Tapi tetap saya lanjutkan mendongeng. Dongeng Pangeran Ompol ini sedikit saya gubah dari aslinya.


Setting ketika mendongeng



Abhi lebih memperhatikan jika volume suara saya naikan dan mimik wajah saya lebih ekspresif. Alunan musik jazz menambah suasana lebih asyik dan lebih menarik baginya. Mood Abhi kembali baik dengan mendengar instrumen musik jazz ini.


Sambil merekam suara saya memperlihatkan ilustrasi sederhana yang saya buat di gaway. "Pangeran," tirunya.


Pesan Moral Apa yang Mau Bunda Sampaikan pada Abhi ?


Supaya anak mau buang air kecil sebelum tidur. Dan bisa terbangun jika terasa ingin kencing ketika sedang tidur. 


You May Also Like

0 komentar