Tantrum Minta Susu

by - Januari 11, 2020

Banyak cara menyenangkan anak
Jangan memanjakan
Jangan pula dipukul terlalu keras
Anak adalah harta terindah kita





Melihat Abhi yang sering tantrum diusianya memasuki 3 tahun. Tantrum ketika susah mengungkapkan apa yang dia inginkan. Marah saat keinginannya belum juga terpenuhi.



Aktif bertanya tentang perasaan yang sedang dia rasakan. Mengajarkan cara menyalurkan emosinya yang tetap ketika menunggu permintaannya terpenuhi.


Siang itu susu UHT rasa coklat kegemarannya saya ganti dengan susu formula. Masih dengan rasa coklat namun tetap rasanya pun sedikit berbeda dari biasanya. Kehausan bercampur sedikit rasa lapar dalam perutnya membuat Abhi teriak-teriak minta susu.



Menunjuknya susu dalam kardus yang tadinya tempat susu UHT.


"Habis, susunya botol habis," kata saya.


"Ini dibikinin bunda susu coklat ya," terang saya.


Teriakannya semakin keras.


"Sabar sebentar ya, tunggu bunda bikin sebeeentaaar aja," bujuk saya.


Mulai reda teriakannya. Perlahan mulai melangkah kebelakang menjauh tempat saya berdiri mengaduk susu.



Saya sodorkan botol UHT dengan isi susu formula.

Langsung ditangkis oleh Abhi.


"Ini susu coklat bhi, enak, dicoba dulu," ujar saya.


Disedot perlahan dengan keragu-raguan. Satu sedot berhenti mengecapkan rasa yang menempel di lidahnya. Dua sedot merasakan coklat yang nikmat menuju tenggorokan. Selanjutnya pun hampir habis sebotol.


"Alhamdulillah, enak kan, ini lebih kenyang, lebih enak, mau ya minum susu ini lagi?" seloroh saya.



Emosi Abhi mulai berangsur membaik, moodnya kembali ceria. Abhi belajar sabar menunggu. Abhi belajar memahami sebuah perubahan dan beradaptasi demi kebaikannya, karena gizi susu formula lebih baik dari susu UHT.

You May Also Like

0 komentar