Bahaya Api Bagi Anak Kecil
Bahaya Api Bagi Anak Kecil
Abhi Penasaran Nyala Api
Sore hari ku siapkan makan malam untuk Abhi yang sedang duduk manis dipangkuan kakungnya. Ku panaskan sayur sop kesukaanya, api kompor yang belum ku matikan mau ku buat masak ayam. Abhi yang mendatangi dapur mendekatiku melihat nyala api langsung dipegang dengan tangan mungilnya. Sontak ku terkejut, "Eh, Abhi panas" namun terlambat teriakanku padanya. Dalam sekejab Abhi nangis dengan kencangnya merasakan jari tangannya yang panas terkena nyala api. Seisi rumah terkejut dan berlari keluar untuk memetik daun lidah buaya yang akan dioleskan ke jemari Abhi."Cup sayang, Bunda pinjam tangannya ya, dioles obat biar sembuh" pintaku padanya sambil perih hatiku melihat jemarinya memerah. Ku bujuk dia untuk diam sambil ku tiup jarinya yang sakit ditengah isakan tangisannya. Hati haru melihat anak kesakitan bercampur marah kepada kakung kenapa kurang bisa menjaga Abhi hingga Abhi ke dapur sendirian.
Ku tenangkan hati ini dengan diam tak banyak bicara. Sesalku tiada tara kenapa tak ku matikan nyala api kompornya. Mengendalikan perasaan di saat yang genting dengan tetap tenang tanpa berusaha menyalahkan siapapun dan fokus pada anak itu yang ku lakukan.
Akhirnya Abhi terdiam dari tangisnya, namun jarinya masih sakit jika tersentuh, "Abhi sabar ya, minta disembuhin Allah" kataku padanya. "Abhi sabar ya, sini bunda tiup tangannya" disodorkan tangannya padaku.
Lama kelamaan cerianya pun kembali dan bisa tidur dalam pelukanku. Setelah keadaan kondusif ku ceritakan kejadianya kepada kakung dan tante yang berada di rumah, dengan nada dan kosakata yang sewajarnya tidak menyalahkan siapa pun.
Nilai komunikasi produktif yang saya terapkan bersama orang dewasa dan anak.
💚 Mengendalikan emosi
Mengelola emoasi yang seperti dicabik-cabik dengan tarik napas dan terdiam sejenak.
💚 Clear and clarify
Menceritakan kejadian yang runtut tanpa menyalahkan siapa pun.
💚 Kaidah 7-38-55
Menahan bahasa tubuh yang menunjukan kemarahan, dengan tetap fokus pada anak.
💚 Choose the right time
Berkata diwaktu yang tepat saat akal sehat lebih didepan bisa meminimalisir kosakata yang menyinggung perasaan orang lain. Ku pilih waktu yang tepat saat hati mulai tenang.
💚 Keep information short and simple
Memberikan kalimat penyemangat dan kalimat menenangkan kepada anak hingga anak merasa dilindungi.
💚 Menunjukan empathy
Bahasa tubuh, mimik muka dan kosakata yang disampaikan benar-benar penuh empathy yang keluar dari hati maka akan sampai ke hati lawan bicara yaitu anak.
💚 Intonasi suara yang ramah
Nada suara yang saya gunakan semakin hari semakin bisa terkondisikan tidak mengikuti emosi negatif yang muncul. Suara yang ramah bisa diciptakan dengan kontrol yang baik dari hati dan akal pikiran.
💚 Observasi
Berusaha memahami kondisi anak dengan cepat hinga bisa memberikan tanggapan yang tepat disaat kondisi yang kurang kondusif.
Result
⭐⭐⭐⭐⭐Sedih namun lega dengan penanganan yang tepat dan cepat dengan komunikasi yang efektif.
Pentingnya Mengajarkan Bahaya Api Kepada Anak
Usia kanak-kanak yang dipenuhi rasa ingin tahu membuat anak selalu ingin mencoba dan bereksperimen. Terkadang melarang mereka untuk memegang atau bermain api menjadi hal yang sulit.
Terlebih dalam keseharian, kita pun tak bisa melepaskan diri dari penggunaan api. Sehingga, tak jarang anak mengalami trauma bila tangannya pernah terkena api.
Menanamkan pemahaman mengenai bahaya bermain api bisa dimulai sejak dini. Pembelajaran ini akan melalui proses panjang yang masuk dalam memori anak tanpa pemaksaan.
Cara mengajar anak agar tidak bermain api sebagi berikut (id.theasianparent.com).
a. Mulailah mengenalkan konsep termal (panas dan dingin) pada anak sejak dini.
Caranya :
Sentuhkanlah telapak tangan bayi (usia 8 bulan ke atas) pada gelas minuman yang sedang Anda pegang.
Sebutkan kondisi gelas tersebut, misalkan dengan mengatakan, “Gelas ini panas,“ (walaupun sebenarnya hangat) atau, “Gelas ini dingin.”
Lakukan penekanan pada kata “panas” atau “dingin” agar anak memberikan perhatian serta memahami konsep kata dan menghubungkannya dengan pengalaman sensorisnya.
Lakukan dengan dalam suasana hati yang riang, sehingga anak tidak merasa takut.
Lakukan berulang kali, dalam berbagai kesempatan, hingga anak memahami konsep panas dan dingin.
b. Berikan penjelasan pada balita Anda (usia 18 bulan ke atas) tentang bahaya api
Misalkan ketika Anda menyalakan kompor di dekatnya, jelaskan padanya, bahwa Anda menggunakan kompor dengan hati-hati. Lakukan berulang kali, agar benar-benar tertanam di memorinya.
c. Apabila balita Anda amat tertarik pada api, ajaklah ia menyalakan lilin
Cara mengajar anak lainnya adalah dengan memberikan pengalaman. Bimbing jari mungilkan ke dekat lilin dan biarkan ia merasakan sensasi panas di kulitnya. Hal itu akan menjadi pengalaman berharga yang membuatnya berpikir berulangkali untuk bermain-main dengan api.
Tak ada salahnya bila sesekali Anda melakukan acara barbeque ataupun membakar sate bersama balita. Biarkan mereka mengetahui panasnya api hanya dengan berdekatan dengan sumber api.
d. Melalui buku dan mainan
Bacakan buku anak-anak yang memuat tentang kebakaran beserta akibat-akibatnya. Anak laki-laki biasanya senang dengan mobil. Perlihatkan gambar ataupun mainan mobil pemadam kebakaran, sambil jelaskan fungsinya. Anda juga bisa bercerita bahwa bila anak-anak bermain api, dapat terjadi kebakaran dan harus dibantu oleh mobil pemadam untuk meredakan apinya.
e. Ajarkan untuk meminta bantuan
Hal yang juga penting untuk kita tekankan pada balita adalah, mintalah ia untuk memberitahu Anda apabila ia ingin menyalakan api.
Dan pastikan, Anda mempunyai waktu luang untuk menemani dan selalu mengawasi aktivitas balita Anda.
#hari15
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
0 komentar