by - April 29, 2019

Menunda Bantuan Agar Mandiri


Selama si kecil bisa melakukannya sendiri, jangan dulu dibantu ya, Bun. Ini pesan dari seorang guru PAUD yang aku ingat. Biarkan anak menyelesaikan pekerjaannya sendiri, seperti memakai kaos kaki, memakai baju. Jika si kecil tidak bisa menyelesaikannya sendiri, ibu boleh memberikan sedikit bantuan. Mengajarkan mereka berusaha untuk meraih apa yang diinginkan dengan percaya pada kemampuan anak.

Beri semangat dan batas waktu


Misalnya jika anak menghadapi kesulitan merapikan mainannya, ibu bisa memberikannya semangat dengan mengatakan, “bayangkan kalau semuanya jadi lebih rapi. Pasti kamu bakal senang. Bereskan dulu, nanti aku akan datang 15 menit lagi. Aku percaya kamu pasti bisa.” Memberikan semangat, kalimat yang optimis yang tidak berlebihan agar anak terpacu untuk bisa menyelesaikannya.

Beri petunjuk, bukan solusi

Ketika anak meminta untuk diambilkan sesuatu, alih-alih langsung mengambilkannya, lebih baik memberi petunjuk di mana letak barang itu. Meski sebenarnya, kita sendiri benar-benar punya keleluasaan untuk mengambil barang itu. Namun dengan memberi petunjuk bukan solusi dapat menumbuhkan inisiatif anak. Anak bisa aktif menyelesaikan masalah yang dia hadapi, ya namanya masih anak-anak masalah yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari masih terbilang rintang jika dibanding kita sebagai orang dewasa. Saat memberikan petunjuk untuk anak menyelesaikan masalahnya bisa dibarengi dengan menerapkan kaidah komunikasi produktif dan percaya pada kemampuan anak salah satu modal melatih kemandirian mereka.

Tidur Sendiri Tanpa Nenen

Sepulang Bapaknya bekerja, Abhi terlihat sangat bahagia anggota keluarganya komplit menemani dia bermain. Abhi yang sudah menghabiskan seporsi makan siangnya terlihat mengantuk saat bermain di kamar bersama Bapak. Bapak yang juga mengantuk disiang bolong ya pastinya gegoleran dikasur berdua bersama Abhi. Mulai dari bercerita, membaca buku, uyel-uyel, guling-guling, main sembunyiin kacamata dan akhirnya Abhi merebahkan badannya persis di samping bapaknya dengan berbagi bantal.

 "Abhi bobo siang dikeloni Bapak ya" ucapku padanya saat ku lihat mereka berdua di tempat tidur.

Dengan mata kedip-kedip merasakan semilir angin yang keluar dari pendingin ruangan, lama kelamaan mulai terpenjam matanya dan tertidur.

Alhamdulillah bisa tidur tanpa mencari bunda untuk nenen. Momen ini sangat langka terjadi, karena Abhi masih sangat bergantung padaku bahkan hanya mau tidur saja.

Tidur siang Abhi berjalan agak lama mulai jarum jam menunjuk angka satu sampai terdengar kumandang adzan asyar dari suara pengeras mushola dekat rumah kami. Dan dia mulai terbangun, "pinter anak bunda bangun denger adzan ya" sapaku padanya.



Aku dan suami memutuskan sehabis adzan magrib kami akan berangkat ke toko buku untuk membeli buku baru buat Abhi. Tibalah kami di rumah saat pukul setengah sepuluh malam, dan Abhi belum menunjukkan rasa kantuknya hanya terlihat sedikit kelelahan. Langsung aku buka segel buku yang terbeli tadi, "Cican bisa ke toilet sendiri" ku baca sampul depan buku itu. "Ayo Abhi baca buku baru sebelum bobo, besok dipraktekin ya" ajakku padanya. Dibolak-balik sembari dipandangi buku bergambar itu sampai akhirnya dia duduk sambil terkantuk-kantuk. Mulai dia menata badannya di tempat tidur bersiap untuk tidur malam, dan aku tidak membantunya atau menawarkan nenen padanya. Tak sampai 10 menit Abhi tertidur dengan posisi badannya menempel dinding tempat favoritnya.

Alhamdulillah, anak ini siap sapih sepertinya, gumamku dalam batin. Abhi tertidur tanpa rengekan dan nenen, satu lagi yang menjadi poin dia mulai menyiapkan dirinya sendiri untuk tidur.

Lebih sensitif terhadap perubahan kebiasaan anak adalah hikmah hari itu yang aku dapat.

You May Also Like

0 komentar