­

Temukan Sisi Positif dari Kesalahan

by - April 30, 2019

Temukan Sisi Positif dari Kesalahan


Duh, pagi hari sudah mengeluh saja aku. Abhi yang biasanya mau pegang sendok untuk belajar makan sendiri, kali ini tak mau pegang sendok malah dibuang sendok ke lantai. Aku amati sejak dia kecil punya kecenderungan monday syndrom, dimana mood-nya tidak bagus ketika memasuki hari senin. Kenapa bisa seperti ini karena hari minggu saat dia merasa puas bermain bersama Bapak Ibunya dan hari Senin ini terasa lebih sepi karena Bapak harus pergi bekerja. Mood yang kurang baik ini sangat berpengaruh pada latihan kemandirian hari ini.

"Abhi sayang ayo makan, berdoa dulu" ku dudukan di pangkuanku sambil ku angkat tangannya untuk menengadah keatas sebentar berdoa. Aku pegang tanggannya "Yuk pegang sendoknya, nasinya diambil, maem" kataku pada Abhi yang menolak dengan tanggannya diluruskan kaku. "Ayo maem dulu, tadi malam Abhi tidak makan loh" bujukku, tetapi tetap tak mau. Kalau aku biarkan begitu saja pasti dia tidak mau menyendok sendiri makanannya dan dia bakal kelaparan karena tak sarapan.

Dengan perasaan sedih sembari menarik napas, ya sudah lah pagi ini aku suapin nanti siang makan sendiri lagi ya sayangku. Aku menyerah karena tak mau memaksa dan takut kalau Abhi sakit, akhirnya aku suapi dia pagi ini. Ya perlahan-lahan karena Abhi anak yang mudah sekali trauma, jadi aku harus meminimalkan pemicu-pemicu trauma bagi dia. Memaksanya sedikit saja bisa membuat dia menangis dan kemudian trauma. Sungguh lembut hatinya, jadi aku pun harus mengimbangi karena dia masih kecil, kalau sudah tau benar dan salah pasti akan beda perlakuanku padanya.

Kalau si kecil melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugasnya, jangan dimarahi ya, Bun. Pesan yang selalu aku ingat. Memarahi membuat anak jadi takut akan kesalahan. Daripada aku memarahinya, lebih baik mengajaknya mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini, dengan segera mengganti menu makan, ganti piring dan sendok yang menarik perhatian hingga dia tertarik. Memarahi anak bisa merusak sel-sel dalam otaknya, ngeri kan bayanginnya.

Ingat, Tidak Ada yang Sempurna


Aku tidak berharap Abhi akan menyelesaikan latihan makan sendiri yang merupakan tantangan baginya dengan sempurna dalam waktu dekat ini. Namanya juga anak sedang belajar, wajar saja kan kalau mereka melakukan kesalahan. Menyalahkan si kecil akan menurunkan kepercayaan dirinya.

Berputar otakku mencari cara agar Abhi meningkat nafsu makannya dan mau latihan makan sendiri. Tak berhenti pada sop ceker kesukaannya ditambah dengan kaidah komunikasi, siang ini Abhi sudah mulai mau belajar pegang sendok dan makan sendiri dengan sedikit bantuanku.

"Ayo Abhi makan sop ceker enak enak enak" ajakku, senyum simpul tertoreh dibibirnya. Alhamdulillah nafsu makannya mulai kembali dan siap belajar makan sendiri lagi.

Proses belajar anak pasti naik turunnya, kadang anak kooperatif dengan metode belajar dari kita kadang anak enggan atau menolaknya.

Meletakkan Pakaian Kotor Dalam Keranjang


Sebenarnya apa sih mau aku tanamkan pada Abhi tentang meletakkan pakian kotor ini, sebenarnya ada pengalaman pribadi aku dibalik latihan kemandirian Abhi yang satu ini. Berawal saat mengerjakan NHW matrikulasi dulu aku mulai berpikir keras bagaimana caranya biar rumahku bisa rapi dan bersih. Dan aku berpikir mau ikut kelas konmari, tapi belum jadi sampai sekarang. Banyak metode konmari yang aku pelajari, dan ketemu akar permasalahannya dirumah kami yaitu pengorganisasian atau pengelompokan barang berdasarkan fungsi dan kepemilikan dirumah kami yg belum baik. Satu lagi adalah tidak mengembalikan kembali barang yang sudah dipakai/diambil ke tempatnya semula.

Pengelompokan barang ini memudahkan saat mencari barang dan terlihat rapi saat baik dan benar saat menyusunnya. Sedangkan disiplin mengembalikan/merapikan kembali barang yang sudah dipakai membuat ringan tugas ibu dalam beberes rumah.

Berbekal observasi aku tentang kebersihan dan kerapian rumah, hingga tercetuslah sebuah aktifitas meletakkan pakaian kotor ke dalam keranjang baju,  yang jika anak terbiasa melakukannya akan muncul kesadaran dalam dirinya tentang kerapian. Dari meletakkan pakaian kotor ini anak belajar untuk tahu bahwa pakaian kotor itu yang sudah dipakai setengah hari, dan fungsi dari keranjang itu untuk mengumpulkan pakaian kotor sebelum dicuci. Satu lagi anak sadar tentang tanggung jawab yang harus dia miliki.

Alhamdulillah Abhi sudah paham tentang pembiasaan yang aku lakukan padanya, setelah mandi keluar dari kamar mandi membawa baju kotor dan diletakkan di keranjang baju. Selalu ku puji jika baju yang dia letakkan ternyata terlewat dan tidak masuk kekeranjang, kemudian dia ambil lagi dari lantai dimasukkannya lagi ke dalam keranjang.

Masih banyak aktifitas lain yang bisa untuk melatih kemandirian dan kesadaran dalam kebersihan dan kerapian seperti merapikan mainan ketika selesai bermain, membuang sampah pada tempatnya dan masih banyak lagi.






You May Also Like

0 komentar