Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • Beauty
  • Makna Cerita
  • Parenting
    • Komunikasi Produktif
    • Melatih Kemandirian Anak
    • Family Project
    • Gaya Belajar Anak
    • Stimulasi Anak Suka Membaca
    • ILoveMatch Parenting

SUDUT PANDANG OKY


mengenalkan rasa pada anak
Hal Positif Mengenalkan Rasa Pada Anak




Anak bunda senang mencoba-coba rasa makanan? Ini merupakan hal  wajar mengingat pada usia balita seluruh pancaindra anak digunakan untuk mengeksplorasi lingkungannya. Nah, salah satunya yang dieksplor adalah indra pengecapannya yang ingin mengenal beragam rasa; dari manis, asam, pahit, hingga pedas.



Perkembangan kemampuan berkomunikasi anak prasekolah akan mendukung eksplorasinya akan rasa ini. Anak kan bertanya ini itu tentang makanan yang memiliki rasa “aneh” baginya.



Di usia ini anak mempunyai rasa ingin tahunya tinggi,  namun belum mampu berpikir logis dan belum bisa memahami sesuatu dari sudut pandang orang dewasa. Karena itulah anak tidak akan mudah percaya jika orang tua berbicara "Nak, ini pedas nanti kakak kepedasan loh". Keinginan anak mencicipi tidak bisa berhenti pada kalimat larangan. Sebab baginya, rasa pedas seperti apa saja belum terbayang, jadi ia akan tetap ingin mencoba.



Tak perlu dilarang, rasa ingin tahu dan penasarannya yang tinggi perlu dipenuhi. Biarkan ia mencoba dengan porsi sedikit agar tahu. Dari situ anak akan menentukan apakah ia akan suka atau justru berhenti menyantap lantaran merasa terlalu pedas/pahit. Bagaimana dengan makanan “aneh”, batu es, misalnya?



Ada anak yang mencoba mengunyah es batu dan ternyata suka. Ia dengan santai menikmati gigit demi gigit es batu sampai pada bongkahan kecil dan siap ditelan. Kita yang melihat mungkin merasa ngilu, tapi sekali lagi, tak perlu dilarang. Bagi si prasekolah mengunyah bongkahan es batu merupakan sensasi menyenangkan. Termasuk Abhi.



Selama kita dapat memastikan keamanannya agar ia tidak tersedak, biarkan ia menikmatinya. Pengalaman akan mengajarkannya mengukur kapan es batu itu mulai bisa ditelan dan kapan masih harus dikunyah.



Belajar mengukur diri Jadi, meski bagi kita makanan A, B, atau C itu biasa saja, namun bagi prasekolah belum tentu. Bagi si kecil mencicipi rasa makanan yang asam, pedas, manis, bahkan pahit adalah aktivitas yang menarik dan menyenangkan. Di lain sisi, ia pun akan banyak memetik hal positif, seperti:

* Menambah pengalaman

Semakin banyak mencoba beragam rasa, semakin banyak pengalaman yang akan didapat si prasekolah. Tentu tak hanya rujak yang pedas yang dikenalkan, akan tetapi juga ikan asin yang asin atau buah kedondong yang agak asam.

* Belajar “mengukur” diri

Dari mengenal berbagai rasa, anak akan mengukur sendiri; rasa pedas atau asam seperti apa yang kira-kira masih bisa dia “toleransi”. Anak pun akan berlatih untuk beradaptasi, rasa seperti apa yang menurutnya masih nyaman untuk disantap.

* Tak pilih-pilih makanan

Dengan mengenal berbagai rasa, si prasekolah juga jadi mudah beradaptasi dengan makanan apa pun. Ini tentu akan mengecilkan risiko anak untuk menjadi picky eater atau suka pilih-pilih makanan. Nah, siap membebaskan anak mencoba rasa-rasa baru? Namun bagi si kecil yang memiliki alergi atau pencernaannya sensitif (sering sakit perut atau diare), pastikan porsi makanan baru yang ia coba tidak terlalu banyak. Katakan, “Kakak, kalau terlalu banyak makan rujak pedas ini nanti sakit perut. Kalau sakit besok Kakak pup terus, jadi enggak bisa sekolah deh,” atau “Kakak, kalau makan ikan ini Kakak bisa alergi, nanti gatal-gatal. Jadi Kakak boleh coba, tapi sedikit saja.”



Pendekatan dialogis ini akan membuat anak paham dan tidak memaksakan kehendaknya. Ia pun belajar berpikir dan mengetahui konsekuensinya. Sebaliknya, tanpa ada penjelasan, si kecil akan bingung mengapa ia dilarang tapi Mama Papa kok boleh mengonsumsi makanan itu. Jadi, jelaskan dengan sabar ya.




Abhi Mengenal Rasa



Masih dalam rangka mengulang pelajaran di sekolah PAUD Abhi. Varian rasa coklat yang sangat digemari oleh Abhi. Tapi kali ini bukan lagi mengenal rasa coklat karena dia pasti sudah hafal rasa dan kenikmatannya. Saya siapkan gula pasir dan buah semangka, lalu garam dan keju. Buah semangka dan keju merupakan favorit Abhi.



"Abhi ini lihat yang atas, yang putih, di ambil, ini manis" cakap saya. Kemudian mengambil dengan jari telunjuknya. "Manis ya? ini sama rasanya seperti semangka manis" terang saya padanya.
"Abhi suka makan semangka rasanya manis, warnanya merah, uhh seger ya, krenyes krenyes gitu ya kalau makan" jelas saya pada Abhi. Dengan mata berbinar-binar memandangi saya sambil mengunyah sepotong semangka.


Saya juga menjelaskan gula itu dari air tebu yang dimasak hingga menjadi gula yang berasa manis. Allah yang menciptakan tebu, jadi gula itu pemberian Allah.



Selesai menguyah semangka saya mengambilkan sejumpuk garam. "Yang ini asin ya, asin gurih" kata saya pada Abhi. "Nah ini keju rasanya asin, warnanya apa? kuning" lanjut saya.


Sama halnya dengan gula, saya pun menjelaskan keju itu berasal dari susu sapi yang disimpan hingga menjadi keju. Sapi hidup karena ijin Allah, jadi keju itu pemberian Allah. Dan Abhi harus bersyukur kepada Allah diberikan makanan yang enak.


Potongan keju tanpa kombinasi roti atau apapun bisa habis dilahap Abhi. Sebenarnya banyak jenis rasa yang ABhi sukai, namun tekstur makanan yang itu-itu saja yang dia mau makan. Sering saya berikan biskuit tapi ditolaknya, dia lebih suka wafer atau keripik. Roti basah pun sering tidak mau memakannya.


Mengenalkan rasa dan tekstur makanan merupakan salah satu cara menstimulasi panca inderanya.



Gaya Belajar Anak


Visual : Sangat tertarik dengan tekstur gula pasir dan garam.


Auditori : Menyimak apa yang saya sampaikan.


Kinestetik : Antusias dengan apa yang saya siapkan, seperti langsung mengambil semangka, memasukkan tangannya ke wadah yang berisi gula, serta membawa lari keju.
Juli 26, 2019 No komentar

IQRO’



Hari Kamis manis ini sekolah Abhi dimulai dengan mengaji. Huruf hijaiyah sering saya ajarkan dengna nyanyian dan melihat poster yang tertempel di dinding. Kali pertama ini Abhi belajar bahasa arab menggunakan buku iqro’.  Sampailah pada giliran Abhi menghadap Ibu guru.


“Yuk mas Abhi ngaji dulu” kata Ibu guru pada Abhi, saya lantas menyandingkan Abhi di sebelah Ibu guru. Abhi langsung meronta tak mau. “Ini ngaji alif ba ta kayak bunda kalau nyanyiin Abhi alif ba ta(sambil sedikit bersenandung)” rayu saya pada Abhi. Kemudian ABhi mulai diam dan tenang mau duduk di sebelah Ibu guru.


iqro' jilid 1
IQRO'



“A, A… Ba... , Ba… A… Ba…” lantunan suara Ibu guru. Abhi mau menyimak sesekali dia menoleh kanan dan kiri.

Ibu guru lanjut membacakan surat Al Fatihah dan hadist. Sampai pada bacaan hadist Abhi sudah tidak mau duduk dan saya mempersilakannya berdiri bermain di playground. Konsentrasi Abhi sudah mulai ada peningkatan.


Belum puas dan rasanya tak pernah puas dia bermain di area playground, kelas akan di mulai murid-murid harus berkumpul di depan kelas. Kegiatan senam dimulai, beberapa hari yang lalu Abhi rewel saat senam dimulai. Mulai dari nangis tidak mau berada dalam barisan. Tidak mau ikut senam dan lari kea rah play ground. Mau berada dalam barisan senam namun minta jajan.


Senin yang lalu Abhi makan jajan saat kegiatan senam, Selasa dia minta jajan saya berikan namun tidak saya bukakan. Saya melatih Abhi untuk focus dan sedikit demi sedikit mengurangi apa yang menjadi mengganggu fokusnya. Hari Rabu Abhi mau barada dalam barisan senam dan mengikuti bacaan doa tanpa makan jajan. Kemajuan hari kamis ini Abhi tidak minta jajan dan mau memperhatikan Ibu guru memperagakan gerakan senam. Dia pula melihat temannya senam tanpa meninggalkan barisan. Abhi keluar dari barisan saat senam sudah selesai.

Peningkatan focus dan konsentrasinya ini tak lepas dari komunikasi saya kepada Abhi dengan menggunakan Neuro Linguistic Programming. Saat golden time bersamanya, kami saling bertatapan dengan wajah ceria saya bicara kepada Abhi untuk nurut atau menuruti perintah saya. Saya sampaikan pada Abhi kalau sekolah tidah usah menangis, mendegarkan Ibu guru dan mau belajar, serta bermain bersama teman-temannya.


Bicara kepada anak yang susah berkonsentrasi ini harus dengan eye contact(kontak mata). Komunikasi empat mata pada suasana menyenangkan dengan mimik muka yang bahagia mampu masuk ke dalam otak dan alam bawah sadar anak. Sehingga anak akan paham apa yang kita sampaikan. Biasa disebut dengan komunikasi dari hati. Ketika menjelang anak akan tidur malam saya juga sering menyampaikan padanya untuk bias tenang di sekolah, tidak usah nangis dan lainnya. Gunakan kalimat-kalimat positif untuk membakar semangat anak.




Sungguh susah diterapkan memang, namun tidak ada salahnya dalam satu hari harus ada golden time bersama anak. Berbagai manfaat yang bisa dipetik dengan golden time ini. Selamat mencoba.

komunikasi kepada anak
Kunci Komunikasi Kepada Anak

Kunci berkomunikasi pada anak menurut saya adalah


  •        Mencari waktu yang tepat (golden time)
  •       Eye contact(kontak mata)
  •        Orang tua memasang mimik wajah yang bahagia
  •        Menggunakan kalimat positif
  •       Intonasi yang ramah dalam berbicara
  •       Artikulasi yang jelas ketika berbicara
  •        Memberikan dinamika saat berbicara
  •        Membakar semangat anak


Banyak hal yang mempengaruhi fokus anak usia balita seperti Abhi. Mulai dari rentang konsentrasi anak yang memang belum lama dan lingkungan yang memungkinkan menimbulkan kebisingan. Pada anak dengan gaya belajar auditori dan kinestetik seperti Abhi kebisingan merupakan gangguan terbesarnya sehingga dia sering hilang fokus.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


Visual : Abhi melihat buku iqro’ saat Ibu guru membacakan huruf hijaiyahnya.
Abhi memperhatikan Ibu guru memperagakan gerakan senam. Dia pula melihat temannya senam tanpa meninggalkan barisan.

Auditori : Abhi mau menyimak bacaan iqro’ dari Ibu guru sesekali dia menoleh kanan dan kiri.
Abhi mau mematuhi perintah saya tetap berada dalam barisan senam dan melihat peragaan dari Ibu guru dan teman-temannya.

Kinestetik : -


Juli 25, 2019 No komentar

Mengenal Huruf Hijaiyah



Mengenal Huruf Hijaiyah


Di mulai dengan menyanyikan huruf dengan lirik dan nada lagu yang ada pada tayangan ipin upin. Abhi sangat suka jika saya menyanyikan lagu huruf hijaiyah ini dengan nada lagu seperti ipin upin, matanya langsung berbinar-binar. Saya tuliskan toga huruf pertama hijaiyah pada secarik kertas menggunakan spidol warna hitam.


Kemudian saya lafalnya bunyinya, "a.... ba.... ta...." cakap saya di depan Abhi.

Saya ulang-ulang melafalkannya sambil menunjuk hurufnya.
"Ayo Abhi tiruin bunda bilang a.... ba.... ta...." kata saya pada Abhi.
Abhi hanya menirukan huruf A saja.


Lanjut dengan menebalkan garis putus-putus tiga huruf hijaiyah ini. Abhi masih saya pandu untuk menebalkan garis putus-putus ini. Ini kali ke tiganya dia menebalkan garis namun maaih belum pada pola yang seharusnya. Kemajuannya dia sudah paham kalau itu harus ditebalkan tangannya mengarahkan spidol ke huruf alif yang masih dengan garis putus-putus. Jemari masih belum luwes saat menebalkan garis, ini salah satu latihan untuk motorik halusnya.


Belum lengkap kalau belum mewarnai, saya mengajak Abhi mewarnai pada huruf hijaiyah yang saya gambar pertama tadi. Dia memilih warna biru dan mencoba mewarnai dan hasilnya masih coret sana sini. Tak apa ya nak, masih latihan, jangan pantang menyerah sebelum bisa.

Pengamatan Gaya Belajar Anak



👀 Visual : Abhi memperhatikan apa yang saya tulis, dan dengan mata berbinar-binar melihat gestur tubuh saya saat menyanyi.

👂 Auditori : Mendengarkan saat saya menerangkan dan bernyanyi.
Menyebut huruf Alif.

🤸 kinestetik : Menunjuk huruf hijaiyah.
Terdistraksi oleh suara gemuruh motor yang lewat di depan rumah.


#hari14
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang





Juli 24, 2019 No komentar

Instruksi Sewaktu Di Sekolah



Berangkat mepet jam masuk kelas membuat Abhi kurang waktu bermainnya sebelum kelas dimulai. Baru melintasi jembatan besi sekali kelas akan dimulai dengan senam. Abhi berbaris di bagian belakang. Saat merasa tidak tertarik pada senam lantas Abhi mencari tasnya minta snack. Saya bukakan tasnya dan dia mengambil panganan wafer kesukaannya.


"Menghadap ke depan, lihat Bu guru dulu, nanti makan jajannya" ujar saya pada Abhi ketika dia minta dibukakan bungkus wafer yang dipegangnya.


Seraya memasang muka cemberut Abhi melihat Bu Guru yang sedang memperagakan gerakan senam. Acapkali dia meminta untuk dibukakan wafernya, namun saya menolak. Apakah Abhi memangis? Ternyata tidak, Abhi masih bisa menahan emosinya dan mematuhi perintah saya.


Melihat gerakan senam yang diperagakan Bu guru dan diikuti sebagian teman-temannya, Abhi masih diam saja belum menirukannya. Disini saya tidak memaksanya, target saya dia mau berdiri tanpa makan dan fokus melihat kedepan. Alhamdulillah sampai dipenghujung alunan lagu Abhi masih berdiri.


Setelah senam di depan kelas lanjut membaca beberapa surat pendek dan doa harian. Abhi mulai meminta makan jajan lagi.

"Baru berdoa nggak boleh makan, nanti habis berdoa ya" rayu saya pada dia.


Abhi hanya memegang wafernya dan duduk menghadap kedepan lagi. "Good job Abhi" puji saya padanya.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Abhi melihat peragaan gerakan senam dari Bu guru dan diikuti oleh sebagian temannya.

👂 Auditori : Abhi mematuhi perintah yang saya berikan untuk hanya memegang panganan wafer dan menghadap ke depan melihat Bu guru tanpa rewel.
Abhi tertarik pada musik pengiring senam yang berdinamika.

🤸 Kinestetik : Memang Abhi tidak mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh Bu guru namun dia mengelola perasaannya untuk tetap menahan keinginannya makan jajan saat senam dan berdoa sesuai perintah saya.


Menarik, Memasukan Kembali 





Badan lelah menghampiri setelah sampai di rumah. Saya menyambar beberapa buku di rak bawah televisi. Buku bertajuk "Opppsite" menjadi pilihan saya. Abhi masih belum tertarik dengan buku ini dan tantangan saya membuatnya menjadi tertarik.

"Abhi ayo lihat sini, badan anjingnya pendek ya, kalau ditarik ujung kertasnya jadi apa? Panjang ya" cakap saya saat memperagakan.


Halaman demi halaman saya contohkan cara menarik dan memasukkan kembali bagian buku yang bisa di geser ini.


Saya mengembangkan cerita sedemikian rupa supaga Abhi tertarik fokus pada buku dan kisahnya. Kali kedua dia mau duduk diam dengan mata berbinar mendengarkan dan melihat buku ketika saya bercerita.

"Sekarang Abhi ayo tarik, begini caranya" sambil memegang tangannya memandu.


"Nah coba Abhi sendir, tarik nak tarik" perintah saya. Alhamdulillah Abhi bisa melakukannya.


Perintah yang saya berikan memang tergolong mudah namun untuk mencapai dia berkonsentrasi dan melaksanakannya yang tidaklah mudah. Tak lupa saya sampaikan pijuan secara verbal dan ciuman di pipi serta keningnya saat dia berhasil.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Abhi melihat saya mencontohkan bagaimana menarik dan memasukan bagian buku yang bisa di geser.

👂 Auditori : Abhi mendengarkan cerita saya dengan duduk diam.
Abhi bisa melakukan apa yang saya ucapkan seperti menarik dan memasukkan kembali kertasnya.

🤸 Kinestetik : Abhi menarik dan memasukkan kertas sesuai instruksi dari saya.
Perasaan Abhi menikmati aktifitas ringan ini.


#hari13
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang
Juli 24, 2019 No komentar
Masih menggunakan metode pendekatan Neuro Linguistic Programamming untuk mengenali gaya belajar Abhi. Siang yang cerah setelah pulang sekolah tak ada suara telivisi yang terdengar. Mulai dari membaca buku alat transportasi lanjut ke buku kumpulan 100 jenis binatang. Gajah dan ikan masih menjadi hewan favorit Abhi. Setiap kali melihat gambarnya pasti dia berkata "ikan".


Dibolak-balik buku berwarna menjolok bergambar macam-macam hewan itu. Setelah melihat puzzle hewan laut yang berserakan di lantai, dia mengambil salah satu kepingan puzzle lalu mencocokkan dengan gambar ikan yang ada di buku.


"Eh disamain ya puzzle ikan sama gambar ikannya" cakap saya pada Abhi.

"Ikan yang dibawa Abhi warnanya apa? o.... range" ujar saya padanya.

"Kalau ikan lumba-lumba bisa bicara loh, suaranya ik.... ik..... ik...." terang saya pada Abhi.

"Ikan emas yang orange dan ikan lumba-lumba yang bisa bicara hidupnya di air, renang-renang di air" jelas saya pada Abhi.


Dengan pemilihan kata-kata yang berkategori visual (berhubungan dengan indera mata/penglihatan), saya memakai diksi warna ikan. Pemilihan kata yang berkategori auditori (berhudungan dengan indera pendengaran), saya memakai diksi suara ikan. Pemilihan kata yang berkategori kinestetik (berhubungan dengan gerakan dan perasaan), saya disini memakai berenang di air.



Selain memanfaatkan kata-kata verbal, bahasa tubuh saya pun tak ketinggalan saat presentasi di depan Abhi. Jadi pemrograman bukan hanya bisa dilakukan melalui kata-kata, tetapi juga bisa dilakukan melalui bahasa tubuh itulah yang disebut Neurolingistic Programming. Mengombinasikan antara perkataan/bahasa verbal dengan bahasa tubuh, menurut penelitian dalam psikologi menyebabkan komunikasi dua arah berjalan lancar dan mudah diterima oleh lawan bicara.


Pengamatan Gaya Belajar Anak

👀 Visual : Melihat variasi jenis ikan yang ada di buku dan di puzzle.

👂Auditori : Memperhatikan apa yang saya jelaskan padanya.

🤸 Kinestetik : Menyamakan ikan dari kepingan puzzle dengan gambar yang ada di buku.


Mengenali gaya belajar anak sekaligus menstimulasi modalitas belajarnya dengan metode NLP ini sangat membantu. Dan konon katanya teknik NLP ini anak bisa seperti terhipnotis jika pilihan dan bahasa tubuh yang dipergunakan sesuai.



#hari12
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang
Juli 22, 2019 No komentar

Mengumpulkan Sampah Sambil Berhitung



Collect Garbage , Save Eart


Terasa enak badan sehabis dipijat Abhi lelarian girang ketika melihat pintu rumah dibuka. Dedaunan menguning berjatuhan terkena angin sejuk dipagi hari. Saya masuk ke dalam rumah mengambil plastik tak terpakai. Saya mengajak Abhi untuk mengumpulkan daun dari pohon kersen yang berserakan di halaman. Saya merangkul Abhi dan memperlihatkan memunguti daun satu persatu ke dalam plastik sambil berhitung.



"Abhi lihat apa sih?" tanya saya pada anak tersayang ini. "Oh, lihat daun gerak-gerak, daunnya gerak kena angin ya" tegas saya padanya. "Yuk sekarang dengerin bunda, nurut saya bunda ya, kumpulin daun ini masukin ke plastik" perintahku pada Abhi.



Tiga kalimat di atas saya sampaikan pada Abhi merupakan aplikasi penggunaan diksi pada modalitas gaya belajar menggunakan kajian teknik Neuro-Linguistic Programming (NLP)  disertai intonasi yang lembut. Pada kesempatan ini pula saya akan sedikit mengulasnya, tetap baca sampai akhir ya.



Lanjut ke aktifitas saya dan Abhi dahulu, oke.


Seraya Abhi memasukkan daun satu persatu pada plastik saya berkata "Saatuuu.... duuuaaa.... tiiigaaaa...." dan seterusnya sampai hitungan sepuluh.

Belum sampai hitungan kesepuluh Abhi sudah mau pergi, saya berkata "sampai sepuluh dulu baru boleh pergi". Kemudian dia mau melanjutkan mengumpulkan daun lagi.


Genap sepuluh daun yang dia kumpulkan saya pun memperbolehkan dia lelarian lagi. Beberapa menit kemudian saya minta mengumpulkan daun lagi hingga hitungan kesepuluh.


"Ayo ambil daun lagi, masukkan ke plastik lagi" ajak saya. Kembali berhitung sampai hitungan ke sepuluh lalu dia lelarian lagi.





Kegiatan yang saya berikan kali ini sangat sederhana, mengenalkan daun kering yang jatuh itu sampah yang harus dikumpulkan setelah diolah bisa jadi pupuk. Mengajarkan berhitung dengan contoh nyata. Mengajarkan untuk peduli pada lingkungan.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Abhi memperhatikan contoh yang saya berikan saat mengumpulkan sampah ke dalam plastik.

👂Auditori : Abhi mendengarkan instruksi yang saya berikan dan mau bersabar sampai sepuluh helai daun dapat terkumpul

🤸 Kinestetik : Menjumput daun satu-persatu dan memasukkan dalam wadah plastik yang saya siapkan
Abhi beberapa kali terdistraksi dengan pengendara motor yang lewat di jalan depan rumah.




Mengenal Bermacam Alat Trasportasi




Abhi yang tak kunjung tidur di saing bolong. Hari kedua dia tak melihat tayangan telivisi jadi kegundahannya pun mulai terlihat. Ketika melihat gawai dia teringat Ipin Upin dan meminta diputarkan videonya. Saat melihat televisi dia mencari remot namun tak satu pun orang dewasa di sekitarnya memenuhi kemauannya.



Beberapa mobil-mobilan saya jejer di lantai untuk menarik perhatiannya. Akhirnya dia mendekati saya tertarik pada miniatur helikopter kesayangannya. Yah, helly dari kartun Robocar Polly. Tokoh yang sangat ia gemari, imut ekspresi wajahnya dan bisa terbang ke langit ketika baling-balingnya bergerak. "Helly terbang di langit ya mas Abhi, Abhi pengin jadi pilot? cakap saya pada Abhi. Dan Abhi menjawab "tebang" kata yang diucapkan dari mulut mungilnya. Saya menyuruh Abhi menggerakkan baling-baling si helly.



"Ini apa? truk molen" kata saya pada Abhi. Moda trasportasi ini kurang akrab dengan Abhi. Saya jelaskan apa itu truk molen.

"Truk molen itu isinya pasir, semen, batu kecil-kecil dicampur diputar-putar di dalam sini" terang saya pada Abhi. "Trus jadi apa? jadi adukan buat bangun rumah" lanjut saya. "Truk molen jalannya dimana bi? di tanah di jalan raya", terang saya pada Abhi.


Semakin asing ditelinga Abhi, tak apa sebagai pengenalan. Nanti juga dia akan tertarik karena bisa digerakkan. Dan benar, Abhi mulai tertarik pada bagian truk yang bisa diputar. Apa lagi truk ini berwarna orange salah satu warna ngejreng favoritnya.


Lalu kereta api, kalau yang satu ini sering dimainkan oleh Abhi. Dia akan tersenyum sendiri ketika melihat wajah dari kereta api yang bernama Thomas ini.


"Ada matanya ya" cakap saya saat dia melihat bagian wajah Thomas. "Ini hidung, mulut, mata" kata saya sambil menunjuk. "Kereta api bunyinya gimana sayang? Tut tut dugjes dugjes(lanjut bernyanyi lagu ke Bandung naik kereta api)" penjelasan yang membuat Abhi manggut-manggut.


PAda kegiatan ini saya menjelaskan fungsi, bentuk, warna, bisa dijumpai dimana. Ya dengan bahasa yang ringan dan singkat layaknya ngobrol bersama anak-anak. Gaya belajar Abhi kali ini cenderung auditori.


Pengamatan Gaya Belajar Anak



Visual : Abhi memperhatikan ketika saya memutar-mutar truk molen.

Auditori : Abhi mendengarkan penjelasan saya dan berkata "terbang" ketika saya memegang helikopternya.


Kinestetik : Sedikit gerakan seperti memutar truk molen, memutar baling-baling helikopter dan memainkan kereta api di lantai.









Ketertarikan Pada Neuroscience dan teknik-teknik Neuro-Linguistic Programming (NLP)



Apakah yang dimaksud dengan NLP? NLP adalah ilmu yang mempelajari kerja pikiran sadar dan bawah sadar, serta mempelajari bagaimana linguistik mempengaruhi kerja syaraf untuk membentuk program-program bawah sadar yang mempengaruhi perilaku. Bahasan tentang kajian ini masih sangat asing bagi saya yang belum banyak membaca buku parenting. Setelah mengulik lebih dalam ternyata begitu besar manfaatnya.

Saya menangkap bahwa NLP yang digunakan disini untuk lingkup parenting adalah bahasa atau lisan yang sering kita ucapkan sehari-hari kepada anak itu sanagt berpengaruh terhadap perilakunya.

Penggunaan Kata-kata Modalitas Belajar/Sistem Representasi (Visual, Auditori, dan Kinestetik).


Selama proses belajar mengajar berlangsung, guru memilih diksi (pilihan kata) yang bervariasi, terutama dalam menyangkut tiga modalitas belajar siswa. Setiap siswa memiliki modalitas (gaya belajar) yang berbeda￾beda, mungkin ada siswa yang memiliki modalitas belajar visual, auditori, atau kinestetik.



 Siswa yang memiliki modalitas belajar dengan gaya visual maka pelajaran akan mudah diserap oleh siswa yang bersangkutan jika gurunya sering menggunakan kata-kata yang berkategori visual (berhubungan dengan indera mata/penglihatan), misalnya: melihat, membaca, memandang, menatap, tampak, kelihatan, terlihat, dll.



Siswa yang memiliki modalitas belajar auditori (indera telinga/pendengaran) maka pelajaran akan mudah diserap apabila gurunya sering menggunakan kata-kata yang berkategori auditori, misalnya: mendengar, sayup-sayup, berisik, ribut, ramai, percakapan, bercakap-cakap, terus terang, menjelaskan, dll.




Siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik (gerakan dan perasaan) maka pelajaran akan mudah diserap melalui kata-kata yang diucapkan guru berkategori kinestetik, misalnya: bergerak, berpikir, pendiam, bertahan, beraktivitas, merasakan, dll. Dalam prakteknya, ketiga kelompok kata-kata berdasarkan modalitas tersebut, penggunaannya divariasikan, artinya, pada saat mengajar guru menggunakan pilihan kata ketiganya secara bervariasi sehingga semua murid yang memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda dapat terlayani oleh penjelasan guru. Dalam hal ini, guru dituntut kreatif dalam mengombinasikan penggunaan tiga modalitas belajar (visual, auditori, kinestetik). Contoh: Dalam pembelajaran guru menggunakan kalimat seperti berikut: “Anak-anak pada kesempatan ini ibu akan menjelaskan pengertian tentang……dst. Oleh karena itu, Ibu mohon perhatian kalian untuk mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan penuh perasaan ya….”



Kata menjelaskan dan kata mendengarkan termasuk modalitas auditori, kata perhatian, termasuk modalitas visual, dan kata perasaan termasuk modalitas kinestetik. Penggunaan ketiga modalitas tersebut tidak harus terdapat semuanya dalam sebuah kalimat, yang penting ketiga modalitas tersebut secara seimbang dapat digunakan guru selama PBM. Selain melalui penggunaan modalitas dalam bentuk verbal (melalui kata-kata), gerak (bahasa tubuh) dapat dilakukan, misalnya, ketika guru mengatakan kata mendengarkan maka disertai dengan gerakan tangan yang menunjuk ke arah telinga, demikian juga pada saat mengatakan kata berkata, maka tunjukkan tempat kata-kata itu keluar (menunjuk ke arah mulut), atau pada saat mengatakan melihat maka tangan guru menunjuk ke arah mata. Selain itu, ketika mengucapkan kata-kata yang sekiranya dapat disertai dengan gerakan tangan atau anggota tubuh yang lain maka hal itu lebih baik, misalnya ketika menjelaskan guru mengatakan kata gerak atau pindah maka guru harus bergerak atau sambil berjalan, dst.



Pemanfaatan kata-kata verbal dan bahasa tubuh merupakan pemanfaatan bahasa (neurolinguistic) dalam istilah Neurolingistic Programming. Jadi pemrograman bukan hanya bisa dilakukan melalui kata-kata, tetapi juga bisa dilakukan melalui bahasa tubuh.




Mengombinasikan antara perkataan/bahasa verbal dengan bahasa tubuh, menurut penelitian dalam psikologi menyebabkan komunikasi dua arah berjalan lancar dan mudah diterima oleh lawan bicara. Meharabien (Elfiky, 2000: 118) mengungkapkan bahwa keberhasilan sebuah komunikasi ditentukan oleh penggunaan bahasa verbal (kata-kata) sebanyak 7%, penggunaan vocal/intonasi berpengaruh sebanyak 38%, sedangkan visual/yang terlihat melalui bahasa tubuh berpengaruh sebanyak 55%. Oleh karena itu, maka pada saat berkomunikasi dengan memaksimalkan ketiga hal tersebut (verbal, visual , dan vocal) komunikasi akan berjalan dengan sempurna.Contoh kata-kata berdasarkan sistem representasi (modalitas seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini.


Sistem Representasi



Menurut saya mengkombinasikan teknik komunikasi produktif dengan pendekatan NLP akan sangat efektif hasil yang didapatkan. Ketika diksi yang kita pakai tepat dan sekaligus dapat menstimulasi anak. Karena pada anak usia dini stimulasi gaya belajar yang sangat dibutuhkan oleh anak.










Sumber Literasi :


Wikanengsih.2012.Jurnal Ilmiah MENERAPKAN NEUROLINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM
PEMBELAJARAN


Juli 21, 2019 No komentar

Mengamati Bola Yang Bergerak Sendiri 


Mengamati Bola Bergerak Sendiri


Sabtu ini suami libur kerja dan posisi kami di rumah eyang. Abhi bangun lebih siang daripada biasanya, karena sekolahnya libur jadi tidak saya bangunkan. Setelah dia bangun saya mengajak bermain bola sambil menunggu air hangat untuk dia mandi. Abhi dan Bapaknya asyik mencari keberadaan bola, setelah ketemu Bapak mengajak ke kamar mandi untuk membersihkannya.


Alih-alih bermain sepak bola, mereka justru memainkannya dalam ember. Apa yang terjadi ketika bola yang berada di dalam ember itu dikujuri air kram dari atas? Hasilnya adalah bola akan bergerak memutar karena terkena kujuran air dari atas. Kegiatan yang membuat bahagia Abhi selain bermain air, dia terpana melihat bola yang berputar-putar sendiri.


Kegiatan yang diluar rencana saya tapi begitu asyik saat kami bertiga bersama pada kegiatan bermain ini. Abhi mendengarkan dan mengikuti saat Bapaknya mengajak bermain. Abhi mengamati bola yang bergerak. Kemudian dia bermain bola dan air seperti yang saya contohkan.


Sebuah kegiatan yang berbau ilmu eksakta dan alam sedang dipelajari oleh Abhi. Ide kegiatan yang muncul begitu saja ketika melihat bola, air dan wadah. Sebagai fasilitator saya harus pandai menciptakan ide pada semua kesempatan saat bersama anak. Membuat kegiatan bermain yang menyenangkan supaya anak tertarik dan bisa menikmati dan memetik hasilnya.



Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Abhi mengamati bola akan bergerak memutar karena terkena kujuran air dari atas ketika berada pada wadah berisi cairan.

👂Auditori : Abhi mendengarkan dan mengikuti saat Bapaknya mengajak bermain.

🤸 Kinestetik : Abhi memainkan bola yang ada di ember dan air yang tertampung di ember hingga mukanya basah terpercik air.


Membuat Coretan Jari Dengan Cat Air


Membuat Coretan Jari Huruf A



Membuat 2 coretan jari dari tangan dominan di atas kertas menggunakan cat air 1 warna primer. Jenis kegiatan satu ini sebagai stimulasi motorik halus anak. Kegiatan ini kali kedua saya ajarkan pada Abhi, namun hasilnya masih belum baik.

Cara mainnya seperti ini, mula-mula saya siapkan pola huruf A pada kertas. Didalam huruf A ini saya buat tanda silang kecil dan banyak, tujuannya pada tanda silang ini yang harus dicoret demgan cat air. Cat air yang saya siapkan warna merah, biru dan kuning.


Saya minta Abhi memilih warna yang akan dia gunakan. Dia memilih dua warna biru dan kuning, lalu saya memakai warna kuning saja karena dia menyukai warna satu ini. Saya pandu dia membuka botol cat warna dan menuangkan pada suatu tempat. Saya presentasikan cara mainnya dengan mengambil.cat air dengan ujung jari telunjuk kemudian dicoretkan pada tanda silang. Abhi sudah mau memgikuti instruksi saya namun saat mencoret pada garis silang belum bisa rapi.


Permainan ini kali kedua saya berikan pada Abhi, kesempatan ini Abhi lebih mudah menyelesaikannya tanpa drama menangis. Hanya saja tiga kali dia berdiri dan menjauhi tempat bermain. Saat saya ajak bermain kembali dia pun masih mau dan menurut untuk menyelesaikannya.


Disini saya harus tetap memberikan apresiasi apapun hasilnya. Untuk memperlancar coret mencoret ini bisa dilakukam lagi lain waktu. Bermain warna dengan jari jemari itu bisa mmebuat anak menjadi bahagia.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Ketika melihat cat air dan mendengar saya berkata "ini dibuka botolnya" kemudian Abhi memajukan tangannya ingin membuka botol cat air. Abhi memperhatikan saat saya mempresentasikan cara bermainnya sehingga Abhi bisa mengikutinya.

👂 Auditori : Abhi mau menuruti instruksi saya dan memahami langkah-langkah bermainnya.

🤸  Kinestetik : Abhi mampu menyelesaikan tantangan bermain yang saya berikan, walaupun masih belum rapi hasilnya.


Kendati Kesal Saat Anak Mencoret Dinding, Inilah Manfaatnya


Dilansir dari artikel Tempo. Membiarkan dan memungkinkan anak untuk menikmati proses penciptaan, besar manfaatnya. Mengapa bakat seni anak, termasuk mencoret-coret dinding, perlu diasah? Lisa menjabarkan, dengan mengembangkan bakat seni anak, secara tidak langsung Anda membantu mereka meningkatkan kecerdasan mental, sosial, dan emosional mereka. Berikut lima manfaat yang diperoleh anak dari kegiatan mencoret-coret:

1. Melatih motorik halus
Menurut Institut Kesehatan Nasional Amerika, perkembangan anak usia 3 tahun harus mencakup menggambar lingkaran dan mulai menggunakan gunting khusus anak. Sekitar usia 4 tahun, anak-anak mungkin dapat menggambar persegi dan mulai memotong garis lurus dengan gunting.

Gerakan dalam proses mencoret, misalnya menggenggam kuas, krayon, atau spidol, sangat penting untuk pertumbuhan keterampilan motorik halus. Semakin sering berlatih mencoret, kemampuan menggenggam alat tulis anak semakin baik. Hal ini menguntungkan ketika anak mulai belajar menulis di sekolah.

2. Menambah kosakata
Untuk anak yang baru belajar bicara, mencoret-coret memberikan kesempatan untuk mengenal kata-kata tentang warna, bentuk, dan tindakan. Misalnya, orang tua dapat melakukan aktivitas sederhana seperti membuat gambar lingkaran lalu menyebutnya bola. Ketika mulai lancar berbicara, anak bisa diminta mendeskripsikan bentuk, warna, dan maksud gambarnya.

3. Membuat keputusan
Dalam mencoret-coret dinding, anak belajar membuat keputusan, misalnya dalam menentukan bentuk apa yang akan digambarnya, lalu memilih warna. Pengalaman membuat keputusan dan pilihan dalam perjalanan menciptakan karya seni merupakan proses yang menyenangkan.

“Ketika mereka menjelajahi dunia khayalan, berpikir, bereksperimen, dan mencoba ide-ide baru, kreativitas anak memiliki kesempatan untuk berkembang,” kata Mary Ann Kohl, seorang pendidik seni dan penulis sejumlah buku tentang pendidikan seni anak-anak, termasuk First Art for Toddlers and Twos: Open-Ended Art Experiences.

4. Meningkatkan fokus
Saat ini banyak restoran yang menyediakan kertas dan alat gambar bagi pengunjung anak-anak. Kegiatan mencoret-coret akan melatih anak untuk fokus pada satu kegiatan. Dengan fokus pada kegiatan menggambar, acara makan bisa berjalan lebih lancar karena anak betah duduk diam di bangkunya. Kemampuan untuk fokus juga sangat bermanfaat ketika anak duduk di bangku sekolah kelak.

5. Mengembangkan kemampuan berinovasi.
Ketika anak-anak didorong untuk mengekspresikan diri dan mengambil resiko dalam menciptakan seni, mereka mengembangkan kemampuan berinovasi yang penting dalam kehidupan mereka saat dewasa. “Masyarakat saat ini membutuhkan seseorang yang mampu berpikir maju dan inventif, bukan orang-orang yang hanya bisa mengikuti arah," kata Kohl. “Seni adalah cara untuk mendorong proses dan pengalaman berpikir serta membuat hal-hal yang lebih baik,” tegasnya.



Sumber Literasi

Tempo.2016.https://cantik.tempo.co/read/777397/5-manfaat-corat-coret-bagi-anak


#hari10
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang
Juli 20, 2019 No komentar

Yang perlu dilakukan orang tua bukan sekedar mengenali gaya belajar anak namun menstimulasi anak usia dini dengan beragam aktivitas. Dimana dapat menstimulasi seluruh aspek perkembangannya atau gaya belajarnya. Karena setiap anak punya dibekali semua kecerdasan sejak lahir dengan gaya belajarnya masing-masing sesuai teori multiple intelligences.



Fokus stimulasi pada anak usia dini bisa pada aspek fisik motorik kasar dengan mengajak dia berolahaga, berlari, melompat, merangkak, memanjat, main sepeda. Fisik motorik halus seperti menggambar, mewarnai, meronce, main puzzle, lego. Kemudian stimulasi aspek emosi dan sosial melalui permainan yang mengandung unsur kerjasama, kompetisi, saling berbagi saat main, sportif, antri menunggu giliran main, serta sisipkan materi kognitif yang mengasah logika berpikir serta kemampuan problem solving-nya.



Semakin bertambah usia anak, semakin matang perkembangan aspek fisik motorik, emosi sosial dan kognitifnya, terutama saat SD, saat inilah orang tua akan semakin dapat melihat pola gaya belajar yang dominan pada anaknya dengan mengamati aktivitas sehari-hari anak.




Menstimulasi dan Mengenali Gaya Belajar Saat Kegiatan Menebalkan Garis Putus-Putus




Kegiatan Menebalkan Garis Putus-Putus



Selama dua jam Abhi berada di PAUD, setelah pulang ke rumah saya agendakan belajar menebalkan garis putus-putus. Langkah awal mengajarkan anak menulis adalah dengan menebalkan garis putus-putus ini. Dan dari kegiatan menebalkan garis ini dapat melatih kemampuan motorik halusnya.


Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki anak usia dini adalah kemampuan dalam motorik halus. Kemampuan motorik halus pada dasarnya adalah kemampuan yang dimiliki dalam melakukan gerakan sederhana terhadap otot dan sendi jari-jari tangan. Ketrampilan motorik halus yang hanya terbatas pada gerakan bagian dari otot-otot kecil terutama otot jari jemari hendaknya sering dilatih dengan menggerakkannya.


Kegiatan mengenggam, meremas, melipat, menggunting dan lain-lain membuat otot jari-jari tangan semakin kuat. Kemampuan motorik halus anak usia dini salah satunya terlihat juga dalam memegang benda-benda ringan, seperti memegang sendok, mampu melepas dan mengikat sepatu sendiri. Dan kemampuan dalam memegang pensil dengan baik dan benar. Perkembangan ketrampilan motorik halus anak dipengaruhi oleh faktor anak dan faktor lingkungan.


Oleh karena itu agar dapat berkembang dengan baik, orang tua atau guru harus memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar melalui stimulus dan melatih dengan sungguh-sungguh.


Ayah Bunda, agar kemampuan anak dalam memegang pensil semakin baik dan berlanjut pada tahap kemampuan menulis maka salah satunya dengan mengenalkan dan mengajak anak bermain garis. Permainan ini jika dilakukan dengan menyenangkan dan variatif, akan menumbuhkan minat anak pada pengenalan garis. Dimulai dari yang mudah menuju garis yang lebih kompleks. Goresan tangan yang dibuat anak dari mulai yang sederhana sampai dengan pola yang rumit akan membantunya dalam kemampuannya dalam menulis.


Untuk itu, Ayah Bunda dapat melakukan hal-hal berikut dalam bermain membuat garis pada anak usia dini :


Pertama, memperkenalkan. orang tua atau guru terlebih dahulu memperkenalkan dan membantu anak secara langsung cara memegang pensil yang baik dan benar, yakni antara ibu jari dan jari telunjuk.


Kedua, lakukan kegiatan menebalkan garis putus-putus terlebih dahulu. Bantu anak memegang pensil jika anak belum benar dalam melakukannya, setelah itu biarkan anak melakukan sendiri tanpa bantuan untuk menebalkan garis putus menjadi bentuk garis yang dicontohkan.


Ketiga, mulailah dengan bentuk garis sederhana. Misal dengan garis tegak, garis lurus, garis miring, garis lengkung, zigzag, spiral dan berlanjut pada garis yang lebih rumit.


Keempat, tahap selanjutnya anak dapat dikenalkan macam-macam bentuk geometri dan cara membentuk segiempat, segitiga dan lingkaran.


Kelima, memberi kesempatan pada anak untuk meniru bentuk-bentuk garis dengan melihat contoh. Dengan cara ini diharapkan anak akan memiliki ketrampilan yang baik dalam menulis. Seiring bertambahnya usia , aktivitas motorik anak berkembang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan dalam peningkatan koordinasi mata dan tangan sehingga membantu dalam kegiatan atau akivitas motorik halus. Seperti menggunting atau aktivitas makan.



Begitu banyak manfaat dari kegiatan menebalkan garis ini menjadikan salah satu kegiatan yang saya pilih. Saya contohkan cara menebalkan garis putus-putus ini, kemudian meminta Abhi melakukannya juga pada kertas berbeda seperti pada gambar paling atas. Pada kegiatan ini saya mencoba menempelkannya pada dinding sehingga terlihat vertikal seperti papan tulis. Tujuan saya yaitu memberikan variasi cara penyampaian materi yang biasanya duduk dengan cara seperti itu Abhi lebih bisa bergerak bebas dengan posisi berdiri. Satu lembar kertas bertulis bunda itu sebagai contoh saat saya mempersentasikan, kemudia pada kertas tertulis nama Abhi itu hasil karyanya.



Pada gambar kedua terlihat kertas yang ada gambar warna-warninya, harapannya Abhi akan lebih mudah tertarik apalagi ada gambar ikan. Saya juga menjelaskan gambar apa saja yang ada di kertas dan bercerita dimana benda itu bisa ditemukan. Ketika dia melihat gambar ikan spontan dia berucap kata ikan. Setelah sesi bercerita selesai lanjut dengan meminta Abhi memilih spidol mana yang akan dia gunakan. Abhi memilih spidol warna hijau, lanjut saya memberi contoh pada baris pertama, selanjutnya Abhi yang mengerjakan. Awalnya masih saya pandu, tangannya masih saya pegangi. Kemudian Abhi membuat garis penebalan dengan cara mencoret dengan cepat sehingga tidak memghubungkan garis putus-putusnya hanya arah coretannya sudah benar.



Seperti biasa ada rasa bosan menghampiri Abhi, sesekali dia meronta ingin pergi meninggalkan spidol dan kertasnya. Saya tahan dia sampai menyelesaikannya. Mempertahankan konsentrasinya itu sungguh membutuhkan waktu dan tenaga.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Memperhatikan gambar yang ada di kertas dan menyebutkan kata ikan, karena ada gambar ikan disana.

👂 Auditori : Mendengarkan instruksi dan penjelasan serta mau menurut untuk berhenti menangis.

🤸 Kinestetik : Abhi belajar menulis dengan menebalkan garis putus-putus.



Sumber Literasi

Sikhah.2019.http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20190514142342/Manfaat-bermain-Garis-Bagi-Anak-Usia-Dini




#hari9
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang

Juli 19, 2019 No komentar

Membuat Rantai Kertas Warna


Membuat Rantai Kertas Warna


Mengeksplor kegiatan yang berhungungan dengan warna bisa membuat anak tertarik. Abhi menyukai suara berdinamika dan gambar yang warna-warni jadi saya sering menyuguhkan kegiatan dengan peralatan yang penuh warna. Sepulang dia sekolah PAUD saya mengajak membuat rantai kertas warna.



Sebelum melakukan kegiatan di atas, saya memutar video cara membuat rantai kertas warna ini, dengan harapan Abhi ada bayangan sebelum membuatnya. Abhi hanya memperhatikan sekilas saja. Waktu melakukan kegiatan video saya matikan supaya tidak terdistraksi oleh suara dari video.



Pada kegiatan ini saya yang lebih mendominasi, karena Abhi belum bisa menggunting kertas. Abhi memperhatikan saat saya melipat kertas kemudian mengguntingnya menjadi beberapa bagian. Abhi terpesona dengan bunyi kres-kres dari gunting yang membelah kertas. Satu per satu kertas warna-warni ini saya lipat dan gunting kertas sambil menerangkan warna apa yang sedang saya pegang.


Selesai mengguntung semua kertas saatnya membuat rantai. Abhi mulai beraksi dengan merekatkan salah satu sisi kertas dengan lem. Setelah berbentuk lingkaran susun kertas menjadi sebuah ranti dengan selang-seling warna. Beberapa kali Abhi sempat ingin pergi, fokusnya hilang ketika rasa bosan datang. Setelah jadi rantai kertas ini saya gantung di gagang pintu supaya Abhi memainkannya.




Pengamatan Gaya Belajar Anak


👀 Visual : Abhi memperhatikan saat saya melipat dan menggunting kertas, serta video.

👂 Auditori : Mendengarkan saat saya meminta merekatkan kertas dengan lem dan mendengarkan video.

🤸 kinestetik : Abhi merekatkan kertas dengan lem dan memainkan rantai kertas yang tergantung di gagang pintu.



Bongkar Pasang Lego Cupcake



lego cupcake
Lego CupCake



Begitu banyaknya jenis permainan yang ada, orang tua harus pandai-pandai dalam memilih mainan untuk anaknya. Dalam hal ini, pilihlah mainan edukatif yang bisa menjadi sarana belajar anak, melatih ketangkasan, kreativitas dan kemampuan interaksi sosialnya, serta dapat sebagai stimulasi gaya belajar anak.


Bermain Lego dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak.


Lego merupakan salah satu merk permainan buatan Denmark yang hingga saat ini menjadi permainan favorit dan populer di kalangan anak-anak, bahkan orang dewasa. Namun tahukah kita bahwa Lego tidak hanya sekedar permainan balok susun yang menyenangkan bagi anak-anak? Lego juga memiliki segudang manfaat yang dapat mengedukasi serta mengembangkan kecerdasan anak segala usia. Tanpa sadar ada begitu banyak nilai edukasi dan manfaat permainan Lego yang dapat diserap anak-anak.


Berikut 4 manfaat bermain Lego bagi anak:


1. Pengenalan warna, ukuran, bentuk dan hitungan
2. Meningkatkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah
3. Melatih koordinasi tangan-mata dan keahlian motorik
4. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan kerja sama
5. Meningkatkan imajinasi anak


Bermain lego bentuk cupcake yang lain dari biasanya dimainkan Abhi. Cara main lego cup cake ini menyusun mulai dari cup atau wadah lalu isian dan taburan atasnya. Langsung deh bayangain cupcake aslinya. he


"Pegang yang merah ya ini wadahnya namanya cup" cakap saya pada Abhi.
Setelah dia pegang "numpuk pake yang coklat atasnya(lego warna coklat), terus warna putih, coklat lagi" tutur saya pada Abhi.
Sampai disini Abhi masih tenang dan mengutak-atik lego yang dia pegang.



Satu persatu mulai disusunnya. Perintah yang sederhana dengan kalimat singkat berusaha saya berikan, supaya mudah dipahami oleh anak. Menyusun lego untuk yang ke dua kalinya dan urutannya ssesuai yang dia mau. Kali ini saya tidak membenarkan, saya biarkan dia berkreasi sendiri. Karena setiap orang punya imajinasinya sendiri-sendiri.



Membiarkan anak berproses, berproses dalam hal belajarnya. Belajar mengenal bentuk, warna dan imajinasi. Saya membayangkan cupcake tersusun dari bagian yang besar meruncing ke atas. Bagian atasnya lebih kecil daripada bagian bawah. Namun jika anak berpikiran bagian bawah lebih kecil ya tak apa-apa. Itu merupakan bagian dari proses belajarnya. Lego warna coklat pun di masukkan mulut, dalam pikiran anak seperti makanan kesukaannya yaitu coklat.



Pengamatan Gaya Belajar Anak


Visual : Memperhatikan bentuk lego yang tidak seperti biasanya dia mainkan.
Memperhatikan lego yang berwarna coklat dan memasukkannya dalam mulut, mungkin dalam pikirannya itu enak seperti makanan kesukaannya.


Auditori : Mendengarkan saya mengarahkan memasang lego.


Kinestetik : Memasang melepas kembali lego bentuk cupcake ini.


Juli 18, 2019 No komentar

Hari Ke Dua Sekolah


sekolah paud
Melintasi Jembatan Besi


Seperti kemarin saya masih menunggui Abhi di kelas. Kelas dimulai dengan senam, anak-anak di minta berdiri berbaris menirukan gerakan ibu guru. Namun Abhi tidak mau melakukannya dia menangis keluar kelas menuju pintu keluar sekolah. Saya tanya kenapa dia tidak mau tapi malah teriakan yang keluar. Akhirnya dia diam ketika masuk ke area bermain outdoor, bermain prosotan membuatnya tenang.


Gaya belajar Abhi yang cenderung auditori dia akan merasa tidak nyaman saat berada pada suasana berisik. Kelemahan pada anak dengan gaya belajar auditori adalah tidak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut. Karena masih usia kanak-kanak yang emosinya belum bisa terkontrol dengan baik maka dia menangis menunjukkan ketidaksukaan.


Setelah jam bebas dimana anak-anak boleh bermain bebas di luar kelas, Abhi yang masih penasaran bagaimana melintasi jembatan besi. Dengan susah payah dan tak pantang menyerah Abhi berusaha bisa melintasi jembatan besi itu. Bolak-balik dia menjajalnya, sampai lumayan bisa tanpa dibantu dipegangi. Sesampainya dirumah saya menemukan lebam hitam di area kakinya. 


Sikap pantang menyerah Abhi ini merupakan ciri-ciri dari anak pembelajar. Salah satu ciri-cirinya adalah Persisten. Seorang pemelajar yang mandiri tidak mudah menyerah dan selalu ingin bisa menguasai suatu konsep secara mandiri sedapat mungkin sebelum minta bantuan orang lain. Mereka bisa mengajari diri sendiri, dan biasanya hanya bertanya setelah tidak berhasil menemukan solusinya sendiri.


Pengamatan Gaya Belajar Abhi

🐬 Visual : -

👂Auditori : Abhi merasa tidak nyaman saat berada pada suasana berisik ketika kegiatan senam di kelas.

🤸 Kinestetik : Abhi semangat dan tidal menyerah untuk belajar melintasi jembatan besi.



Tidak Manja, Mengambil Snack Sendiri



Anak yang suka dilayani ini sedikit susah untuk mengajarkan kemandirian padanya. Snack coklat kesukaannya saya letakkan di dalam lemari pendingin. Habis minta lagi begitu terus hinga bolak-balik buka tutup lemari pendingin. Kemudian saya mengajarkan membuka sendiri karena tanggannya sudah bisa menggapai pegangan pembuka pintu dan tenaganya sudah kuat. 


"Abhi coba buka sendiri begini bukanya, ambil sendiri terus ditutup" cakap saya sambil mempraktekkan. Kemudian Abhi melakukan hal yang sama ketika mau makan snack lagi, namun dia tetap mengajak saya untuk mendekati lemari pendingin. "Abhi sendiri ya yang buka, kan sudah bisa" perintah saya dengan halus.


Pengamatan Gaya Belajar Anak

🐬 Visual : Abhi melihat bagaimana yang saya membuka dan menutup lemari pendingin. Kemudian bisa melakukan sendiri seperti yang saya contohkan.

👂Auditori : Abhi mendengarkan saat saya menerangkan bagaimana mengambil snack sendiri dan bisa merepetisinya.

🤸 Kinestetik : Abhi memahami apa yang saya contohkan dengan bersama mempraktekkan terlebih dahulu. 


Tendangan Pinalti


bermain sepak bola
Tendangan Pinalti


Sore hari setelah Abhi bangun tidur, saya siapkan gawang sederhana yang tiangnya dari mainan dia dan anyaman jaringnya saya buat dari rafia. 


"Abhi yuk main sepak bola, Abhi tendang bola sampai masuk gawang" cakap saya padanya. Lantas Abhi memgang bola mengamati bola sepak, dan kemudian menendang masuk bola ke gawang. Gawang kecil tak luput dari pengamatannya, dipegang dilihat seraya berpikir aneh sekali ini benda. Ups.


Saya jelaskan bola sepak yang dia pegang, mulai dari warna, bentuk dan teksturnya. Kemudian gawang yang dibuat banyak tali-tali untuk menahan bola supaya tidak lari. Dan menceritakan bahwa bermain sepak bola itu asyik.


Pengamatan Gaya Belajar Anak

🐬 Visual : Memperhatikan warna, bentuk dan tekstur bola. Mengamati tali-tali yang ada di gawang.

👂 Auditori : Mendengarkan penjelaskan saya tentang sepak bola dan bermain menendang bola sesuai instruksi.

🤸 Kinestetik : Menggerakkan kaki dan badan saat menendang bola. Terjadi koordinasi kaki dan mata saat menendang bola hingga masuk ke gawang.



Shooting Bola Basket(Memasukkan Bola Ke Ring)


shooting baskwt
Shooting Bola Basket



Lanjut bermain bola basket bukan di stadion atau di lapangan namun di dalam kamar. Ring basket yang saya pasang di jeruji tralis jendala untuk memudahkan akses Abhi. Bola bakset bertekstur kenyal dan kasar seperti kukit jeruk serta berwarna orang menjolok ini sangat menarik perhatian Abhi. Dipegangi, dilihati dan ditekan-tekan bola itu saat berada dalam genggamannya. Saya ajari cara mainnya, mudah saja tinggal dimasukkan dalam ring. 


Awalnya dia masih asyik memegang dan tidak memasukkan ke dalam ring. Instruksi kedua saya berikan baru dia memasukkannya. Bermain lempar bola ke dalam ring ini berlangsung agak lama. Tak lupa saya menceritakan kalau Bapaknya menyukai olah raga basket dan jika nanti Abhi sudah besar bisa bermain bersama Bapak. Saya jelaskan juga tentang tekstur, warna dan bentuk bola basket serta fungsi ring yang berbentuk bundar di bawahnya ada jaring-jaring.


Pengamatan Gaya Belajar Anak

🐬 Visual : Memperhatikan tekstur, warna, bentuk bola dan ring dengan tangan dan matanya.

👂Auditori : Mendengarkan instruksi saya dan melaksanakannya.

🤸 Kinestetik : Melakukan aktifitas melempar bola ke dalam ring dengan mengoordinasikan mata dan tangan.





#hari7
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang
Juli 17, 2019 No komentar

Hari Pertama Sekolah


Seraya tak percaya senin ini saya sudah mengantarkan anak sekolah. Ya Allah semoga syukur selalu saya haturkan padaMu atas kesempatan yang sudah Engkau berikan. Deg-degan apakah Abhi menangis di hari pertama sekolahnya? Alhamdulillah tidak menangis.

hari pertama masuk sekolah paud
Hari Pertama Abhi Sekolah



Memasuki halaman kelas Abhi mau bersalaman dengan Ibu guru, dan duduk di dalam kelas. Melihat anak laki-laki berrambut jabrik langsung di tarik rambutnya oleh Abhi. Anak ini cepet bereaksi jika melihat apa yang membuatnya gemas. Bersalaman dengan temannya pun sudah tidak ogah-ogahan lagi. Lagi-lagi melihat Naila temannya yang lucu ditarik pula kerudung Naila. Harus selalu memperhatika tingkah laku Abhi karena kejahilannya ini.


Anak-anak diminta keluar kelas dan berbaris di dekat pintu, kemudian dibagikan topi dari kertas bergambar ikan nemo, namun Abhi tak mau memakainya. Merasa lama berdiri tidak masuk-masuk kelas dia mendorong teman yang ada di depannya, tidak terlalu kuat dorongannya hanya untuk meluapkan kebosanannya saja. Sampailah pada giliran dia masuk kelas, waktu Abhi memasuki kelas saya sengaja berada di luar kelas. Beberapa saat Abhi masih tak sadar kalau ibunya dmtidak didekat dia, lama-lama dia tersadar dan mencari pintu keluar menghampiri saya.


Saya ajak masuk kembali dan mengikuti kelas. Nyanyian demi nyanyian dilantukan Ibu guru, Abhi pun kerap bertepuk tangan. Sesekali dia menampakan kegirangannya bersama banyak teman kecilnya, terkadang juga dia memperlihatkan kebosanan. Jika Abhi merasa bosa saya beri minum kemudian dia mau menyimak Ibu guru lagi.


Jam belajar di dalam kelas selesai lanjut memakan bekal dari rumah. Inilah waktu yang sangat ditunggu Abhi, Abhi melahap bekal yang saya bawakan dengan penuh semangat. Keakraban saya dengan mama Naila menjadikan Abhi akan sering berinteraksi dengan Naila. Pernah Abhi malu-malu sangat berdekatan dengan Naila.


Setelah istirahat makan bekal selesai dilanjutkan bermaian di luar kelas, Abhi saya ajak keluar sampai di depan kelas dia terpana melihat gambar mural didinding. Saya jelaskan sebentar cerita dari gambar tersebut. Kemudia saya ajak dia bermain prosotan. Abhi sangat tertarik dengan permainan yang satu itu, saya juga mengajaknya bermain permainan lagi seperti melintasi jembatan besi. Di jembatan besi ini Abhi belum pandai melewatinya, kita lihat esok hari bisakah dia menaklukkannya. Keasyikan membersamai anak sampai tidak ada waktu untuk mengabadikannya dalam foto.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


🐬Visual : Abhi tertarik pada mural di depan kelas yang bergambar mobil dan bus "tayo", disebelahnya lagi bergambar ikan hias. Saat saya bercerita tentang bus matanya menghadap ke arah gambar bus, jadi penangkapannya sesuai apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat.

👂Auditori : Ketika saya bercerita sesuai pada gambar yang dia lihat gambar dan dia menyimaknya.

🤸Kinestetik : Tak perlu diragukan lagi kalau sudah bermain dengan prosotan ayunan dan jembatan besi pasti Abhi merasa senang dan betah.


Selama seminggu ini orang tua murid boleh menungui namun minggu kedua sudah tidak boleh masuk kelas. Saya harus jeli mengobservasi apa yang harus saya ajarkan pada Abhi supaya bisa mandiri, senang dan tidak menangis saat sekolah besok. Adaptasi Abhi yang terbilang membutuhkan cukup waktu ini membuat saya harus lebih sering sounding padanya dan mencari trik agar Abhi berani.



Jelajah Cita-Cita Dokter


Maksud hati ingin mengenalkan Abhi tentang sebuah profesi yang bisa menjadi cita-cita di masa depan. Mengadopsi kegiatan jelajah cita-cita yang pernah diadakan oleh Komunitas Ibu Profesional Semarang. Dan jelajah cita-cita kali ini saya mengambil profesi dokter. Saya tahu Abhi ada trauma sama dokter dan sneli putihnya. Kerap sekali dia berobat ke dokter hingga membuatnya trauma. Kenyataan ini tak sejalan dengan saat prosesi turun tanah tempo lalu waktu berada dalam kurungan ayam, Abhi mengambil stetoskop yang artinya insyaAllah kelak cita-cita menjadi seorang dokter. he

Jelajah cita cita
Jelajah Cita-Cita Dokter



Sedari siang saya menyiapkan buku anak yang berisi natomi tubuh, tetapi Abhi masih belum tertarik karena melihat stetoskop. Akhirnya malam hari Abhi mau duduk bersama belajar tentang anatomi tubuh dan beberapa alat medis. Abhi hanya mau membuka buku, memegang stetoskop, pipet dan botol obat tak mau dia sentuh. Kebanyakan alat medis terekam dalam ingatannya bahwa itu tidak menyenangkan, jadi dia selalu menjauhinya.


Abhi mendengarkan saya bercerita tentang tugas dokter, tentang anatomi tubuh yang ada di buku dan fungsi, serta menjelaskan apa itu stetoskop. Abhi melihat dan memperhatikan apa yang sedang saya jelaskan. Abhi juga mendengarkan dengan baik apa yang saya utarakan terlihat dari raut mukanya. Namun Abhi memilih tidak memainkan alat peraga yang saya siapkan.


Pengamatan Gaya Belajar Anak


🐬Visual : Abhi melihat dan memperhatikan apa yang sedang saya jelaskan tentang tugas dokter, tentang anatomi tubuh yang ada di buku dan fungsi, serta menjelaskan apa itu stetoskop.

👂 Auditori : Abhi juga mendengarkan dengan baik apa yang saya utarakan terlihat dari raut mukanya

🤸 Kinestetik : -


#hari6
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang

Juli 16, 2019 No komentar

Tak Mau Bermain Air


Bangun siang sekali dikala hari minggu serasa libur kerja aja. he. Jam dinding yang sudab menunjukkan pukul setengah delapan namun udara masih sedingin subuh tadi. Abhi mulai bangun yang ditandai dengan tepukan tangannya. Turun dari tempat tidur dia langsung lelarian di depan rumah eyang.

Saat eyang kakung menyiram tanaman yang sudah dehidrasi ini Abhi nemandangi tapi tak mau mendekati. Saya memperbolehkan dia main air karena belum mandi dan sudah sembuh dari flu. Namun dia hanya memutari area taman dan tak mau menyentuh air. Beberapa saat kemudian, Abhi bercakap "aing......... dingin" ternyata anak ini merasakan hawa dingin jadi tak selera bermain air.

Dari kegiatan sederhana ini anak telah belajar menahan diri untuk menjaga badannya tidak kedinginan. Memandangi air yang mengucur dari selang warna hijau sudah membuatnya senang. Menikmati segarnya udara pagi membuatnya bugar kembali setelah semalaman tidur. Tapi hasratnya untuk bermain air tetap lebih nesar dan tak terbendung, dia hanya mau bermain air yang membasahi lantai saja.

Pengamatan Gaya Belajar Anak

🐬 Visual : Abhi tertarik pada aktifitas yang dilakukan eyang kakung menyirami tamanan dengan air yang masih bersuhu dingin.

👂Auditori : Abhi bisa mengutarakan bahwa dia tak mau bermain air karena airnya dingin.

🤸 Kinestetik : Akhirnya Abhi bermain air yang ada dilantai dan tidak terlalu dingin.


Jelajahi Isi Dealer Bersama Bapak dan Bunda




Setiap kali pergi ke tempat umum yang pintu masuknya berupa pintu kaca terbuka otomatis, Abhi selalu tertarik dan bisa nongkrong di depannya lama. Siang ini kami pergi ke beberapa dealer motor dan Abhi berdiri lama memandangi pintu otomatis yang terbuka karena sensor otomatis ini. Saya mengajaknya masuk menjauhi pintu namun dia tetap berdiru tegak memandangi pintu yang bergeser buka dan menutup.

Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya terpana melihat pergerakan pintu. Akhirnya setelah bosan memandangi dia pun mengalihkan pandangannya pada spanduk kecil yang bediri disangga oleh beberapa kaki. Gambar motor nan warna-warni begitu membuatnya terpukau. Dipukul-pukul sampai hampir jatuh. Berkeliling dealer sambil memandangi spanduk yang berjejer rapi. Mengamati sepeda motor satu persatu seakan-akan hendak melakukan sidak.

Saya pun memebawanya ke arah kids corner di salah satu sudut dealer. Abhi bermaian prosotan, rumah-rumahan dan beberapa mainan lainnya. Beberapa menit dia bermain diarea kids corner ini olah fisik yang dia lakukan. Ketika saya ajak Abhi main prosotan dia mau menaiki tangganya. Saat saya suruh masuke dalam rumah-rumahan dia pun menurut.

Gaya belajar ditempat barunya ini cenderung visual mulai dari memandangi pintu otomatis dan barisan spanduk. Satu lagi saat bermain di kids corner gaya belajarnya dominan kinestetik dan auditori ketika menurut pada ajakan dan instruksi dari saya.


Pengamatan Gaya Belajar Anak

🐬Visual : Abhi memandangi gerakan dari pintu kaca yang otomatis terbuka ketika ada orang memasuki dealer dan tertutup kembali ketika sudah tidak ada orang disekitar pintu.
                  Abhi memperhatikan kombinasi dari warna-warna yang ada dispanduk iklan sepeda motor yang berbaris rapi di dalam dealer.

👂Auditori : Abhi memahami instruksi saya dan menurutinya ketika bermain di kids corner.

🤸 Kinestetik : Abhi bermain prosotan, masuk ke rumah-rumahan dan loncat-loncat didalamnya.


Melihat Pesawat Terbang


Menjelang sore hari Bapak dan adik saya berkunjung ke rumah mertua ya acara silaturrahmi saja. Berkumpullah dua keluarga yang hasilnya adalah Abhi.he

Matahari yang semakin condong ke barat membuat langit menjadi teduh tidak terlalu panas. Abhi pun bermain dengan Nabila gadis kecil imut sebayanya. Abhi sudah tidak asing dengan Nabila yang ramah pada Abhi. Mereka berdua berlarian kesana kemari hingga keduanya memandangi langit, terdengar gemuruh dibalik awan putih ternyata ada pesawat yang terbang rendah.

Mereka berdua kegirangan lari mengejar pesawat yang melintas dan tak nampak lagi. Berkali-kali saya menyebutkan "pesawat terbang ya", namun Abhi tak menirukannya. Nabila pun pulang ke rumahnya, dan Abhi masuk duduk di teras rumah bersama saya. Tetiba dia bicara "terbang" sambil menengadahkan wajahnya ke atas. Lantas saya bercakap "oh pesawat terbang, tadi Abhi lihat pesawat terbang di langit ya".

Pengamatan Gaya Belajar Anak

🐬 Visual : Abhi melihat ke langit ketika mendengar gemuruh suara, kemudian mencari apa itu yang bersuara dan itu pesawat terbang.

👂Auditori : Setelah mendengar gemuruh dari pesawat terbang dan mendengarkan apa yang saya bicarakan tentang pesawat terbang, setelah duduk santai dia mengulanginya dengan berkata "terbang" sambil melihat ke atas.

🤸 Kinestetik : Abhi lari mengejar pesawat yang melintas di atasnya. Menggunakan isyarat tubuh melihat ke atas saat berkata "terbang" dengan maksud menunjukan bahwa pesawat terbangnya di langit.


Hal Lain Yang Perlu Diamati Selain Gaya Belajar Anak


Hal hal yang perlu diamati


Dilansir dari laman situs NovaGrid, menurut Dunn and Dunn membagi gaya belajar menjadi lebih kompleks ke 5 dimensi. Gaya belajar tidak hanya mencakup auditori, visual, dan kinestetik semata, namun terdapat dimensi lainnya yang bisa diobservasi oleh orangtua.

1. Dimensi Lingkungan

Elemen suara: Apakah anak lebih cocok belajar dengan suara yang tenang, berisik atau dengan musik?
Elemen pencahayaan temperatur: Apakah anak lebih nyaman dengan pencahayaan yang terang atau agak lebih redup, suhu udara yang dingin, sedang, panas?
Elemen tempat duduk dan desain: Apakah lebih nyaman belajar dengan tempat duduk dan desain yang formal (dengan belajar di meja belajar), atau informal (tanpa meja belajar).


2. Dimensi Emotional

Elemen motivational support: Apakah anak membutuhkan emotional support?
Elemen persistence individual: Apakah anak bisa bertahan menyelesaikan tugas?
Elemen responsibility: Apakah anak sudah bisa bertanggung jawab?
Elemen structure: Apakah anak membutuhkan struktur dalam belajar?

3. Dimensi Sociological

Elemen individual pairs or teams: Apakah anak lebih mudah belajar sendiri atau bersama-sama dengan anak lain?
Elemen adult: Apakah anak masih membutuhkan arahan orang dewasa?
Elemen varied: Apakah anak memiliki kebutuhan yang bervariasi?

4. Dimensi Physiological

Elemen perceptual: Apakah gaya belajar anak auditori, visual, tactual (sentuhan) atau kinestetik?
Elemen intake: Apakah anak membutuhkan snack atau camilan saat belajar?
Elemen time: Kapan waktu belajar anak yang paling optimal, pagi, siang, sore, malam.
Elemen mobility: Apakah anak membutuhkan kebebasan bergerak selama belajar?

5. Dimensi Psychological

Elemen global analytical: Bagaimana cara anak melihat atau berpikir dalam penyelesaian masalah, apakah secara global atau secara analytical?
Elemen impulsive reflective: Apakah anak cenderung langsung lompat ke permasalahan atau tugas, atau cenderung berpikir sejenak sebelum memulai tugas atau melihat permasalahan?



Sumber Literasi :
Nova.2016.https://nova.grid.id/read/07654377/cara-mengenali-gaya-belajar-anak-visual-auditory-atau-kinestetik



#hari5
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang



Juli 15, 2019 No komentar
Pernah saya dapati anak kecil saya lama mengamati roda dari mobil-mobilannya yang bergerak. Dia pun sangat suka pada dedaunan yang bergerak melambai-lambai tertiup angin. Lucu lagi ketika melihat bayangannya sendiri, dia awalnya tampak kebingungan seperti ada yang mengikutinya kemanapun dia melangkah. Dan pernah saya berpikir anak ini aneh deh. Setelah banyak literatur saya baca ternyata ada beberapa gaya belajar anak yang kadang tak lazim, seperti penjelasan saya dibawah ini.

Beberapa Gaya Belajar Anak Lainnya


Selain tiga  gaya belajar anak yang sudah pernah saya bahas sebelumnya, ada beberapa gaya belajar anak lain, yakni gaya belajar anak inovatif, analitikal, common sense learners, dan dynamic learners. Gaya belajar anak tambahan ini dikembangkan oleh Bernice McCarthy (1980). Seperti apa masing-masing gaya belajar anak yang dimaksud? Berikut rinciannya.

Gaya belajar anak inovatif


Anak dengan gaya belajar anak inovatif memiliki rasa keadilan sosial yang kuat dan sangat berharap apa yang dikerjakannya bermakna dan mencerminkan nilai-nilai mereka. Si pembelajar inovatif menikmati interaksi sosial dan senang bekerja sama dengan orang lain.

Gaya belajar anak analitikal


Pembelajar analitikal menyukai aktivitas belajar berdasarkan fakta-fakta dan selalu membutuhkan waktu cukup panjang untuk merefleksikan aktivitas belajar mereka. Anak dengan gaya belajar anak analitikal seperti ini juga ingin apa yang mereka kerjakan memberi manfaat bagi dunia.

Gaya belajar anak common sense learners


Anak dengan gaya belajar anak common sense learners sangat praktikal dan tertarik melakukan sesuatu dengan gerakan. Mereka menikmati aktivitas belajar yang memiliki aplikasi praktik. Pembelajar common sense ini rata-rata juga memiliki gaya belajar anak kinestetik.

Gaya belajar anak dynamic learners


Si dynamic learners menggunakan insting mereka dalam memandu apa yang mereka lakukan. Anak dengan gaya belajar anak dynamic learners ini juga mahir mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Pembelajar tipe ini secara alami penuh keingintahuan dan selalu berusaha mencari makna tersembunyi di balik sebuah konsep.

Setelah membaca paparan singkat di atas, dari berbagai kebiasaan Abhi yang tertarik pada benda bergerak bisa dikatakan dia baru belajar dengan gaya belajar common sense learners. Dimana anak mengamati gerakan suatu benda dan ingin berusaha mengetahui kenapa bisa bergerak serta ingin mencoba untuk menggerakkannya. Memberi ruang pada anak untuk belajar dimanapun dan seluas-luasnya.

Melukis Batu



Melukis lagi melukis lagi, mungkin yang ada dalam benak Abhi. Seraya menolak pegang kuas dan melarikan diri dari pelukanku. Abhi hanya mau melukis batu beberapa goresan saja selanjutnya dia teriak tak mau lagi. Saya iming-imingi batunya akan jadi bagus setelah di lukis namun tetap tak mau. Saya hantamkan dua batu kecil hingga menimbulkan bunyi, saya buat irama satu ketukan kemudian saya bicara satu, dua ketukan kemudian say bicara dua dan selajutnya. Reaksi Abhi memandang batu yang bertumbukan dan mengeluarkan bunyi. Pada kegiatan ini Abhi hanya belajar secara auditori, dia tertarik pada irama bunyi ketukan dari batu dan kata-kata yang saya ucapkan.

Gaya Belajar Abhi
Tabel Mengamati Gaya Belajar Anak


Bermain Alat Bengkel



Saya Ambil kotak berwarna orange dari tumpukan mainannya. Ya kotak peralatan bengkel, ada mur baut, kacamata pelindung, gergaji, obeng dan sebagainya. Abhi sangat suka dengan alat bengkel ini apalagi yang asli bukan mainan seperti kepunyaannya. Langsung dia ambil kacamata pelindung biasanya dia pasangkan ke mata saya. Saya ambilkan gergaji dan saya perlihatkan cara menggunakannya. Kemudian dia mengikuti menggergaji hingga menimbulkan bunyi.

Beberapa alat diambil dan dimainkan seperti memasukkan baut dengan obeng. Pada kegiatan ini gaya belajarnya cenderung campuran karena semua alat inderanya sedang bekerja dan mengeksplore mainan. Secara gaya belajar visual dia melihat peragaan saya dan menirukannya. Saya minta Abhi menirukan apa yang saya contohkan dan dia mengikutinya. Tangannya pun aktif menjajal beberapa alat dari memasukan baut dan menggergaji ini menunjukkan gaya belajar secara kinestetik.

Tabel Pengamatan Gaya Belajar Anak


Puzzle Ikan, Bertemu Ikan Favorit




Puzzle bertema binatang laut saya sodorkan dihadapan Abhi. Senyum merekah melihat gambar ikan warna-warni segera diambil puzzle ikan itu. Saya peragakan cara memasang puzzle itu kembali pada papan, namun Abhi hanya mau satu saja. Dia sangat tertarik pada kepingan puzzle ikan emas dan lumba-lumba. Saya ucapkan ikan berkali-kali dengan harapan dia bisa menirukannya, dan alhamdulillah dia berhasil menirunya. Dia ucapkan ikan berkali-kali sambil membawa kepingan puzzle itu memutari kamar dan rumah kecil kami hingga dibawanya menaiki tangga.

Kegiatan bermain kali ini gaya belajar Abhi cenderung auditori dia berhasil menirukan dengan mengucapkan kata ikan dan mendengerkan saya menceritakan kehidupan binatang laut. Gaya belajar secada visual sedikit terlihat dimana dia tertarik pada warna terang yaitu orange dan bentuk lucu ikan lumba-lumba.

Tabel Gaya Belajar Anak




Munculnya gaya belajar baru pada anak tidak membuat saya khawatir, menurut saya berarti dia bisa belajar dimana saja dan kapan saja.



Sumber Literasi :

Atalya.2018.https://www.ibupedia.com/artikel/balita/4-gaya-belajar-anak-dan-bagaimana-mengarahkannya


#hari4
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang

Juli 14, 2019 No komentar
Newer Posts
Older Posts
  • Dongeng Bima Tidak Bisa Bangun Pagi
    Berbagi Tempat Duduk "Ayo naik, Abhi langkahnya yang lebar," Abhi berusaha memasuki pintu bus BRT sendiri tanpa Bunda gendo...

Mengenai Saya

Foto saya
Sudut Pandang Oky
Lihat profil lengkapku

About me

Seorang istri dan ibu muda yang sedang belajar dan ingin berbagi.

Follow Us

Labels

Aliran rasa Binar Bunda Sayang Cerdas Finansial Dongeng Family Project Fitrah Keimanan Fitrah Seksualitas Grab your imagination Grain Gym Healthylife Herbal Holistic ibu ilovemath Institut Ibu Profesional Kecantikan kelas batalyon Keluarga multimedia Kesehatan Komunikasi Produktif Lifestyle Literasi Makna Cerita Melatih kemandirian anak Memahami Gaya Belajar Anak Misi Asik Olahraga Parenting PAUD Pejuang Literasi prosa Sehat Semua Anak Adalah Bintang Sensory play Stimulasi Anak Suka Membaca Thik Creative TK

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (56)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (16)
    • ►  Januari (24)
  • ▼  2019 (156)
    • ►  Desember (17)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (16)
    • ▼  Juli (17)
      • Menstimulasi Panca Indera Anak
      • Memahami Gaya Belajar Anak Dengan Menerapkan Tekni...
      • Memahami Gaya Belajar Anak Dengan Mengulang Pelaja...
      • Mehami Instruksi Sederhana
      • Mengenali Gaya Belajar Anak dengan Kalimat Berkate...
      • Menstimulasi Gaya Belajar Anak Dengan Teknik Neuro...
      • Memahami Gaya Belajar Anak Dengan Kegiatan Eksakta
      • Mengenali Gaya Belajar Anak Sekaligus Menstimulasi...
      • Mengenal Gaya Belajar Anak Beserta Stimulasinya
      • Mengenal Gaya Belajar Anak Seharian
      • Memahami Gaya Belajar Anak Di Sekolah dan Rumah
      • Mengamati Gaya Belajar Anak Dimanapun dan Kapanpun
      • Mengamati Gaya Belajar Anak Dari Kegiatan Sehari-hari
      • Gaya Belajar Anak Campuran
      • Memahami Gaya Belajar Anak Dengan Kegiatan Menumbu...
      • Memahami Gaya Belajar Anak Dengan Kegiatan Jejak L...
      • Aliran Rasa Family Project
    • ►  Juni (17)
    • ►  Mei (10)
    • ►  April (20)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates