Mengamati Gaya Belajar Anak Dimanapun dan Kapanpun
Tak Mau Bermain Air
Bangun siang sekali dikala hari minggu serasa libur kerja aja. he. Jam dinding yang sudab menunjukkan pukul setengah delapan namun udara masih sedingin subuh tadi. Abhi mulai bangun yang ditandai dengan tepukan tangannya. Turun dari tempat tidur dia langsung lelarian di depan rumah eyang.
Saat eyang kakung menyiram tanaman yang sudah dehidrasi ini Abhi nemandangi tapi tak mau mendekati. Saya memperbolehkan dia main air karena belum mandi dan sudah sembuh dari flu. Namun dia hanya memutari area taman dan tak mau menyentuh air. Beberapa saat kemudian, Abhi bercakap "aing......... dingin" ternyata anak ini merasakan hawa dingin jadi tak selera bermain air.
Dari kegiatan sederhana ini anak telah belajar menahan diri untuk menjaga badannya tidak kedinginan. Memandangi air yang mengucur dari selang warna hijau sudah membuatnya senang. Menikmati segarnya udara pagi membuatnya bugar kembali setelah semalaman tidur. Tapi hasratnya untuk bermain air tetap lebih nesar dan tak terbendung, dia hanya mau bermain air yang membasahi lantai saja.
Pengamatan Gaya Belajar Anak
🐬 Visual : Abhi tertarik pada aktifitas yang dilakukan eyang kakung menyirami tamanan dengan air yang masih bersuhu dingin.
👂Auditori : Abhi bisa mengutarakan bahwa dia tak mau bermain air karena airnya dingin.
🤸 Kinestetik : Akhirnya Abhi bermain air yang ada dilantai dan tidak terlalu dingin.
Jelajahi Isi Dealer Bersama Bapak dan Bunda
Setiap kali pergi ke tempat umum yang pintu masuknya berupa pintu kaca terbuka otomatis, Abhi selalu tertarik dan bisa nongkrong di depannya lama. Siang ini kami pergi ke beberapa dealer motor dan Abhi berdiri lama memandangi pintu otomatis yang terbuka karena sensor otomatis ini. Saya mengajaknya masuk menjauhi pintu namun dia tetap berdiru tegak memandangi pintu yang bergeser buka dan menutup.
Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya terpana melihat pergerakan pintu. Akhirnya setelah bosan memandangi dia pun mengalihkan pandangannya pada spanduk kecil yang bediri disangga oleh beberapa kaki. Gambar motor nan warna-warni begitu membuatnya terpukau. Dipukul-pukul sampai hampir jatuh. Berkeliling dealer sambil memandangi spanduk yang berjejer rapi. Mengamati sepeda motor satu persatu seakan-akan hendak melakukan sidak.
Saya pun memebawanya ke arah kids corner di salah satu sudut dealer. Abhi bermaian prosotan, rumah-rumahan dan beberapa mainan lainnya. Beberapa menit dia bermain diarea kids corner ini olah fisik yang dia lakukan. Ketika saya ajak Abhi main prosotan dia mau menaiki tangganya. Saat saya suruh masuke dalam rumah-rumahan dia pun menurut.
Gaya belajar ditempat barunya ini cenderung visual mulai dari memandangi pintu otomatis dan barisan spanduk. Satu lagi saat bermain di kids corner gaya belajarnya dominan kinestetik dan auditori ketika menurut pada ajakan dan instruksi dari saya.
Pengamatan Gaya Belajar Anak
🐬Visual : Abhi memandangi gerakan dari pintu kaca yang otomatis terbuka ketika ada orang memasuki dealer dan tertutup kembali ketika sudah tidak ada orang disekitar pintu.
Abhi memperhatikan kombinasi dari warna-warna yang ada dispanduk iklan sepeda motor yang berbaris rapi di dalam dealer.
👂Auditori : Abhi memahami instruksi saya dan menurutinya ketika bermain di kids corner.
🤸 Kinestetik : Abhi bermain prosotan, masuk ke rumah-rumahan dan loncat-loncat didalamnya.
Melihat Pesawat Terbang
Menjelang sore hari Bapak dan adik saya berkunjung ke rumah mertua ya acara silaturrahmi saja. Berkumpullah dua keluarga yang hasilnya adalah Abhi.he
Matahari yang semakin condong ke barat membuat langit menjadi teduh tidak terlalu panas. Abhi pun bermain dengan Nabila gadis kecil imut sebayanya. Abhi sudah tidak asing dengan Nabila yang ramah pada Abhi. Mereka berdua berlarian kesana kemari hingga keduanya memandangi langit, terdengar gemuruh dibalik awan putih ternyata ada pesawat yang terbang rendah.
Mereka berdua kegirangan lari mengejar pesawat yang melintas dan tak nampak lagi. Berkali-kali saya menyebutkan "pesawat terbang ya", namun Abhi tak menirukannya. Nabila pun pulang ke rumahnya, dan Abhi masuk duduk di teras rumah bersama saya. Tetiba dia bicara "terbang" sambil menengadahkan wajahnya ke atas. Lantas saya bercakap "oh pesawat terbang, tadi Abhi lihat pesawat terbang di langit ya".
Pengamatan Gaya Belajar Anak
🐬 Visual : Abhi melihat ke langit ketika mendengar gemuruh suara, kemudian mencari apa itu yang bersuara dan itu pesawat terbang.
👂Auditori : Setelah mendengar gemuruh dari pesawat terbang dan mendengarkan apa yang saya bicarakan tentang pesawat terbang, setelah duduk santai dia mengulanginya dengan berkata "terbang" sambil melihat ke atas.
🤸 Kinestetik : Abhi lari mengejar pesawat yang melintas di atasnya. Menggunakan isyarat tubuh melihat ke atas saat berkata "terbang" dengan maksud menunjukan bahwa pesawat terbangnya di langit.
Hal Lain Yang Perlu Diamati Selain Gaya Belajar Anak
Dilansir dari laman situs NovaGrid, menurut Dunn and Dunn membagi gaya belajar menjadi lebih kompleks ke 5 dimensi. Gaya belajar tidak hanya mencakup auditori, visual, dan kinestetik semata, namun terdapat dimensi lainnya yang bisa diobservasi oleh orangtua.
1. Dimensi Lingkungan
Elemen suara: Apakah anak lebih cocok belajar dengan suara yang tenang, berisik atau dengan musik?
Elemen pencahayaan temperatur: Apakah anak lebih nyaman dengan pencahayaan yang terang atau agak lebih redup, suhu udara yang dingin, sedang, panas?
Elemen tempat duduk dan desain: Apakah lebih nyaman belajar dengan tempat duduk dan desain yang formal (dengan belajar di meja belajar), atau informal (tanpa meja belajar).
2. Dimensi Emotional
Elemen motivational support: Apakah anak membutuhkan emotional support?
Elemen persistence individual: Apakah anak bisa bertahan menyelesaikan tugas?
Elemen responsibility: Apakah anak sudah bisa bertanggung jawab?
Elemen structure: Apakah anak membutuhkan struktur dalam belajar?
3. Dimensi Sociological
Elemen individual pairs or teams: Apakah anak lebih mudah belajar sendiri atau bersama-sama dengan anak lain?
Elemen adult: Apakah anak masih membutuhkan arahan orang dewasa?
Elemen varied: Apakah anak memiliki kebutuhan yang bervariasi?
4. Dimensi Physiological
Elemen perceptual: Apakah gaya belajar anak auditori, visual, tactual (sentuhan) atau kinestetik?
Elemen intake: Apakah anak membutuhkan snack atau camilan saat belajar?
Elemen time: Kapan waktu belajar anak yang paling optimal, pagi, siang, sore, malam.
Elemen mobility: Apakah anak membutuhkan kebebasan bergerak selama belajar?
5. Dimensi Psychological
Elemen global analytical: Bagaimana cara anak melihat atau berpikir dalam penyelesaian masalah, apakah secara global atau secara analytical?
Elemen impulsive reflective: Apakah anak cenderung langsung lompat ke permasalahan atau tugas, atau cenderung berpikir sejenak sebelum memulai tugas atau melihat permasalahan?
Sumber Literasi :
Nova.2016.https://nova.grid.id/read/07654377/cara-mengenali-gaya-belajar-anak-visual-auditory-atau-kinestetik
#hari5
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
@institut.ibu.profesional
#kuliahBundaSayang
0 komentar