Menstimulasi Panca Indera Anak

by - Juli 26, 2019


mengenalkan rasa pada anak
Hal Positif Mengenalkan Rasa Pada Anak




Anak bunda senang mencoba-coba rasa makanan? Ini merupakan hal  wajar mengingat pada usia balita seluruh pancaindra anak digunakan untuk mengeksplorasi lingkungannya. Nah, salah satunya yang dieksplor adalah indra pengecapannya yang ingin mengenal beragam rasa; dari manis, asam, pahit, hingga pedas.



Perkembangan kemampuan berkomunikasi anak prasekolah akan mendukung eksplorasinya akan rasa ini. Anak kan bertanya ini itu tentang makanan yang memiliki rasa “aneh” baginya.



Di usia ini anak mempunyai rasa ingin tahunya tinggi,  namun belum mampu berpikir logis dan belum bisa memahami sesuatu dari sudut pandang orang dewasa. Karena itulah anak tidak akan mudah percaya jika orang tua berbicara "Nak, ini pedas nanti kakak kepedasan loh". Keinginan anak mencicipi tidak bisa berhenti pada kalimat larangan. Sebab baginya, rasa pedas seperti apa saja belum terbayang, jadi ia akan tetap ingin mencoba.



Tak perlu dilarang, rasa ingin tahu dan penasarannya yang tinggi perlu dipenuhi. Biarkan ia mencoba dengan porsi sedikit agar tahu. Dari situ anak akan menentukan apakah ia akan suka atau justru berhenti menyantap lantaran merasa terlalu pedas/pahit. Bagaimana dengan makanan “aneh”, batu es, misalnya?



Ada anak yang mencoba mengunyah es batu dan ternyata suka. Ia dengan santai menikmati gigit demi gigit es batu sampai pada bongkahan kecil dan siap ditelan. Kita yang melihat mungkin merasa ngilu, tapi sekali lagi, tak perlu dilarang. Bagi si prasekolah mengunyah bongkahan es batu merupakan sensasi menyenangkan. Termasuk Abhi.



Selama kita dapat memastikan keamanannya agar ia tidak tersedak, biarkan ia menikmatinya. Pengalaman akan mengajarkannya mengukur kapan es batu itu mulai bisa ditelan dan kapan masih harus dikunyah.



Belajar mengukur diri Jadi, meski bagi kita makanan A, B, atau C itu biasa saja, namun bagi prasekolah belum tentu. Bagi si kecil mencicipi rasa makanan yang asam, pedas, manis, bahkan pahit adalah aktivitas yang menarik dan menyenangkan. Di lain sisi, ia pun akan banyak memetik hal positif, seperti:

* Menambah pengalaman

Semakin banyak mencoba beragam rasa, semakin banyak pengalaman yang akan didapat si prasekolah. Tentu tak hanya rujak yang pedas yang dikenalkan, akan tetapi juga ikan asin yang asin atau buah kedondong yang agak asam.

* Belajar “mengukur” diri

Dari mengenal berbagai rasa, anak akan mengukur sendiri; rasa pedas atau asam seperti apa yang kira-kira masih bisa dia “toleransi”. Anak pun akan berlatih untuk beradaptasi, rasa seperti apa yang menurutnya masih nyaman untuk disantap.

* Tak pilih-pilih makanan

Dengan mengenal berbagai rasa, si prasekolah juga jadi mudah beradaptasi dengan makanan apa pun. Ini tentu akan mengecilkan risiko anak untuk menjadi picky eater atau suka pilih-pilih makanan. Nah, siap membebaskan anak mencoba rasa-rasa baru? Namun bagi si kecil yang memiliki alergi atau pencernaannya sensitif (sering sakit perut atau diare), pastikan porsi makanan baru yang ia coba tidak terlalu banyak. Katakan, “Kakak, kalau terlalu banyak makan rujak pedas ini nanti sakit perut. Kalau sakit besok Kakak pup terus, jadi enggak bisa sekolah deh,” atau “Kakak, kalau makan ikan ini Kakak bisa alergi, nanti gatal-gatal. Jadi Kakak boleh coba, tapi sedikit saja.”



Pendekatan dialogis ini akan membuat anak paham dan tidak memaksakan kehendaknya. Ia pun belajar berpikir dan mengetahui konsekuensinya. Sebaliknya, tanpa ada penjelasan, si kecil akan bingung mengapa ia dilarang tapi Mama Papa kok boleh mengonsumsi makanan itu. Jadi, jelaskan dengan sabar ya.




Abhi Mengenal Rasa



Masih dalam rangka mengulang pelajaran di sekolah PAUD Abhi. Varian rasa coklat yang sangat digemari oleh Abhi. Tapi kali ini bukan lagi mengenal rasa coklat karena dia pasti sudah hafal rasa dan kenikmatannya. Saya siapkan gula pasir dan buah semangka, lalu garam dan keju. Buah semangka dan keju merupakan favorit Abhi.



"Abhi ini lihat yang atas, yang putih, di ambil, ini manis" cakap saya. Kemudian mengambil dengan jari telunjuknya. "Manis ya? ini sama rasanya seperti semangka manis" terang saya padanya.
"Abhi suka makan semangka rasanya manis, warnanya merah, uhh seger ya, krenyes krenyes gitu ya kalau makan" jelas saya pada Abhi. Dengan mata berbinar-binar memandangi saya sambil mengunyah sepotong semangka.


Saya juga menjelaskan gula itu dari air tebu yang dimasak hingga menjadi gula yang berasa manis. Allah yang menciptakan tebu, jadi gula itu pemberian Allah.



Selesai menguyah semangka saya mengambilkan sejumpuk garam. "Yang ini asin ya, asin gurih" kata saya pada Abhi. "Nah ini keju rasanya asin, warnanya apa? kuning" lanjut saya.


Sama halnya dengan gula, saya pun menjelaskan keju itu berasal dari susu sapi yang disimpan hingga menjadi keju. Sapi hidup karena ijin Allah, jadi keju itu pemberian Allah. Dan Abhi harus bersyukur kepada Allah diberikan makanan yang enak.


Potongan keju tanpa kombinasi roti atau apapun bisa habis dilahap Abhi. Sebenarnya banyak jenis rasa yang ABhi sukai, namun tekstur makanan yang itu-itu saja yang dia mau makan. Sering saya berikan biskuit tapi ditolaknya, dia lebih suka wafer atau keripik. Roti basah pun sering tidak mau memakannya.


Mengenalkan rasa dan tekstur makanan merupakan salah satu cara menstimulasi panca inderanya.



Gaya Belajar Anak


Visual : Sangat tertarik dengan tekstur gula pasir dan garam.


Auditori : Menyimak apa yang saya sampaikan.


Kinestetik : Antusias dengan apa yang saya siapkan, seperti langsung mengambil semangka, memasukkan tangannya ke wadah yang berisi gula, serta membawa lari keju.

You May Also Like

0 komentar