Memahami Gaya Belajar Anak Dengan Kegiatan Jejak Langkah Pelangi
Setiap hari bermain mengajarkan ini itu kepada anak, apakah kita sebagai orang tua sudah paham bagaimana anak belajar? Ada kalanya anak semangat antusias diajarkan sesuatu misalnya nama hewan, warna dan lain, namun ketika diajarkan tentang mengenal abjad, membaca dan berhitung tak sedikit anak pilih menghindari kegiatan ini. Kegiatan belajar dan bermain pada anak sangat bergantung pada orang tua sebagai fasilitator. Nah, ini saatnya kita memahami gaya belajar anak sehingga anak mudah menyerap apa yang kita ajarkan padanya. Sebelum menginjak ke pemahaman gaya belajar sebaiknya kita pahami terlebih dahulu tentang tujuan pembelajaran dan pendekatan belajar.
Kenali Tujuan Belajar
Sebelum memahami gaya belajar anak, saya mencari berbagai sumber bagaimana cara memahami gaya belajar anak usia dini. Dan berakhir di salah satu artikel yang sudah ditulis lengkap oleh Dwi Cahyadi Wibowo M.Pd, dalam salah satu paragrafnya menerangkan tentang apa itu belajar. Suatu kegiatan pengajaran pasti memiliki tujuannya masing-masing hingga memberi banyak manfaat dalam kehidupan ini. Menurut Sri Anitah (2007: 2.6) mengemukakan ada empat pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yakni learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Untuk menjelasannya akan saya ulas di artikel terpisah.Gaya Belajar
Setelah memahami tujuan dari sebuah kegiatan pengajaran kemudian mulai melakukan observasi terhadap gaya belajar anak. Secara umum gaya belajar terdiri dari 3 macam :❏ Auditory : Gaya belajar dengan mendengar
❏ Visual : Gaya belajar dengan cara melihat
❏ Kinestetik : Gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh
Menurut Fitri Arlinkasari, M. Psi (Dosen dan Peneliti Psikologi Universitas Yarsi), Gaya belajar adalah perpaduan antara cara, minat dan kepribadian. Cara adalah bagaimana anak memahami sesuatu; misalnya anak dengan gaya belajar visual akan belajar melalui pengamatan, sedangkan anak audiori belajar melalui instruksi orang lain (atau mendengarkan), dan anak kinestetik belajar dengan melakukan sesuatu secara langsung. Gaya belajar terkait juga dengan minat dan kepribadian. Maka gaya belajar juga tak bisa lepas dengan pembahasan mengenai passion. Kemudian ada dua aspek yang mempengaruhi gaya belajar, yaitu nature (gen atau keturunan dari orang tua) dan nurture (pola asuh atau stimulasi lingkungan).
Salah satu cara memahami gaya belajar diri sendiri bisa menjawab pertanyaan pada aplikasi ProProfs Quiz Maker ini.
https://www.proprofs.com/quiz-school/personality/quizreport.php?title=mtywntezmqz871&sid=MTEyOTQzNzAx
Pendekatan Belajar
Secara harfiah, istilah pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980) pendekatan berarti proses, perbuatan, cara mendekati. Pendekatan belajar berarti proses, perbuatan, cara mendekati dalam suatu kegiatan individu yang berusaha mengetahui sesuatu atau berusaha memperoleh ilmu pengetahuan dapat berupa pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar atau interaksi dengan lingkungan.Menurut SmarterKids (Andrias Harefa, 2003: 66) mengidentifikasi tujuh pendekatan belajar yaitu :
1. Pendekatan dengan sentuhan fisik (sensories)
2. Pendekatan intrapersonal
3. Pendekatan interpersonal
4. Pendekatan bahasa
5. Pendekatan matematis
6. Pendekatan musik
7. Pendekatan visual
Dari beberapa pendekatan mengenai gaya/cara belajar di atas. Satu pendekatan yang paling terkenal adalah pendekatan berdasarkan preferensi sensori. Berdasarkan preferensi sensori, ada tiga jenis gaya/cara belajar, yakni visual, auditori dan kinestetik. Dari hasil survei diketahui bahwa ada 29% orang dengan gaya belajar visual, 34% auditori dan 37% kinestetik.
Dari semua uraian di atas guna belajar dan memahami gaya belajar anak adalah untuk meningkatkan kecerdasan anak.
Hubungan gaya belajar, pendekatan belajar, dan kecerdasan dengan hasil belajar yang diharapkan
Pada hakekatnya, setiap manusia memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, gaya belajar yang berbeda-beda, pendekatan yang berbeda-beda dan lain sebagainya. Perbedaan ini terkadang menimbulkan perbedaan kemampuan dalam menjalani kehidupan. Perbedaan ini memunculkan tingkat keberhasilan melawan ketidakberhasilan, bisa melawan tidak bisa, mampu melawan tidak mampu, dan lain-lain di kehidupan ini, tidak terkecuali dalam hal belajar.Antara gaya belajar, pendekatan belajar, dan kecerdasan seseorang memiliki keterhubungan yang erat. Dalam hal proses belajar, antara gaya belajar, pendekatan belajar, dan kecerdasan seseorang haruslah terkondisikan sesuai dengan karakteristik orang tersebut dalam belajar. Karena jika tidak, hasil belajar yang diharapkan menjadi tidak optimal dan maksimal.
Bermain Jejak Langkah Pelangi Untuk Kenali Gaya Belajar Anak
Setelah memupuk kegiatan bermain dan belajar yang sarat akan peningkatan kecerdasan anak, kini saya akan mulai mengamati gaya belajar anak. Diskusi yang panjang dan lebar di kelas bunda sayang dan membaca berbagai sumber terkait tentang gaya belajar anak, saya mulai meraba-raba kebiasan-kebiasaan yang dilakukan Abhi saat kegiatan belajar. Mengamati gaya belajar akan bisa saat kegiatan sehari-hari, contohnya anak bisa mematuhi perintah atau petunjuk yang diberikan kemudian bisa melakukan instruksi tersebut.
Pengamatan perdana ini saya mulai dari siang hari setelah Abhi selesai tantrumnya. Observasi pertama saya mengajak bicara Abhi agak lama, saya berusaha fokus menatap matanya dengan tetap bicara. Hasil yang saya temukan gerak bola matanya mengarah ke bawah kanan dan kiri. Menurut sejumlah penelitian, jika gerak bola mata cenderung ke atas saat bicara atau beraktifitas gaya belajarnya dominan visual. Tak secepat itu saya menyimpulkan bahwa Abhi mempunyai gaya belajar selain visual.
Pasalnya Abhi sangat tertarik dengan gambar berwarna-warni dan video. Saat dia asyik memakan cemilan, saya mulai ajak bicara dan mengamati gerak bola mata, yang saya dapati bola matanya bergerak ke atas lebih sering. Disini kedudukan seri antara visual atau auditori.
Ketika siang hari beberapa kali saya memberikan instruksi seperti menyudahi bermain di luar rumah dan kembali masuk, berwudhu sebelum ikut sholat dhuhur dan mengambil makanan yang sengaja dia tumpahkan ke lantai. Kesemua instruksi yang saya berikan berhasil Abhi patuhi. Good job nak, walaupun setengah hari kamu tantrum.
Pengataman selanjutnya dengan kegiatan bermain jejak langkah pelangi, selain sebagai media observasi kegiatan ini saya manfaatkan untuk stimulasi kecerdasannya. Saya siapkan potongan telapak kaki kecil sebesar ukuran kaki Abhi pada beberapa lembar kertas putih. Saya ajak Abhi untuk mewarnai kertas tersebut, disaat tantrumnya cuma dua kertas yang di warnai, selebihnya saya yang menyelesaikannya. Setelah selesai mewarnai saya tempel pada lantai dan mengajak Abhi mengijakkan kakinya tepat di pola telapak kaki. Awalnya Abhi menolak, sampai akhirnya dia mau berjalan diatas pola jejak langkah pelangi ini dengan mengubah pola komunikasi saya lebih efektif.
Observasi Gaya Belajar Anak
🐣 Visual : Saat melangkah di pola kaki warna-warni Abhi bisa menyebutkan beberapa warna dengan benar.
🐣 Auditori : 🎈 Abhi mau mematuhi beberapa instruksi yang sudah saya berikan, seperti menyudahi bermain di luar rumah dan kembali masuk, berwudhu sebelum ikut sholat dhuhur dan mengambil makanan yang sengaja dia tumpahkan ke lantai.
🎈 Saat bicara dengan bundah gerak bola mata anak belum menentu terkadang ke atas dan ke bawah, jadi belum bisa memastikan bahwa Abhi gaya belajarnya auditori.
🎈 Abhi Mematuhi aturan bermain jejak langkah pelangi.
🐣 Kinestik : 🎈 Abhi belajar mewarnai kertas pola telapak kaki.
🎈 Abhi menginjakkan kakinya ke pola telapak kaki warna yang sudah tertempel.
Rencana Kegiatan Observasi Gaya Belajar Abhi
Sumber literasi :
Dwi Cahyadi Wibowo.2012.http://dwicahyadiwibowo.blogspot.com/2012/07/belajar-gaya-belajar-pendekatan-belajar.html?m=1Ragwan Alaydrus.2015.https://www.selasar.com/jurnal/7827/Mengenal-Gaya-Belajar-Anak
#hari1
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#ilovetolearn
#kuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional
0 komentar