Asyik Belajar Matematika di Sekitarmu

by - September 08, 2019



Beberapa tahun yang lalu banyak orang tua yang memasukkan anak kecilnya ke bimbingan belajar. Fenomena ini jika dirunut ada beberapa hal yang alasan yang menyertai. Orang tua kebingungan mengajarkan perihal matematika pada anaknya. Atau ketakutan jika anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran matematika di sekolah. Sehingga orang tua menyerahkan tugas mengajarkan perihal matematika ini pada guru les.


Menggegas anak untuk mengenal angka, penjumlahan dan konsep matematis lainnya tidak dianjurkan. Kenapa ? Karena ketika anak belum paham untuk apa mereka mempelajari itu semua. Itulah kenapa mengajarkan matematika logis melalui aktifitas sehari-hari di sekitar kita ini yang harus lebih diutamakan.


Pada dasarnya setiap anak dikaruniai kecerdasan matematis logis. Gardner mendefinisikan kecerdasan matematis logis sebagi kemampuan penalaran ilmiah, perhitungan secara matematis, berpikir logis, penalaran induktif/deduktif, dan ketajaman pola-pola abstrak serta hubungan-hubungan. Dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya.


Ketika anak mendapat stimulasi matematis logis dari aktifitas di sekitarnya, lama kelamaan anak akan kenal, paham dan menyukainya. Karena banyak anak yang BISA menguasai kecerdasan matematika tersebut tetapi mereka TIDAK SUKA.

"Membuat anak BISA itu mudah, membuatnya SUKA itu baru tantangan"

Saatnya membuat si kecil Abhi suka dengan matematis logis dengan cara memberikan stimulasi dari hal sederhana. Siang ini kami bertiga berkumpul di kamar tidur, dimana sprei terbaru yang saja dipasang sangat menarik gambarnya. Hampir semua anak menyukai gambar hewan. Sprei bergambar hewan ini akan saya jadikan tempat mengeksplorasi matematis logis.


Jerapah Tingi, Gajah Besar


Sprei Motif Hewan


"Bhi, lihat jerapahnya tinggi" teriak saya untuk menarik perhatian Abhi.

Ketika Abhi melihat ke arah gambar jerapah, saya deskripsikan tubuh jerapah yang berleher panjang, kaki panjang. Kalau sedang berdiri jadi terlihat tinggi, namun ternyata masih ada yang lebih tinggi. Apa itu ?

Pohon kelapa yang menjulang tinggi lebih tinggi dari badan jerapah. Disini Abhi belajar membandingkan mana yang paling tinggi. Dan saya lanjutkan bercerita kenapa jerapah mempunyai badan yang tinggi. Leber jerapah yang jenjang digunakan untuk mencari makan dari tanaman yang tinggi.

Jerapah


"Sekarang liat kaki jerapah yang panjang, ada berapa hayo ?" tanya saya pada Abhi.

"Satu, dua, tiga, empat" jawab saya sendiri sambil menunjuk keempat kaki jerapah.

"Eh ini ada apa ?" Telunjuk mengarah ke hewan gajah.

"Ajah" Jawab Abhi.

"Yee, pinter" puji saya padanya.

Lanjut mengeskplore gajah. "Gajahnya pendek ya, nggak tinggi kayak jerapah" tutur saya pada Abhi.

"Badannya besar, warnanya hitam, kupingnya lebar, hidungnya panjang, kakinya empat" cakap saya melengkapi diskripsi tentang gajah.

"Ini yang warnanya hijau apa bhi ?" tanya saya sambil menunjuk rerumputan.

"Rumput ya, kalau rumput nggak tinggi kayak pohon kelapa tadi, rumputnya pendek ya" tutur saya pada si kecil.



Mudahnya Belajar Matematika Logis


Mengajarkan anak belajar matematika itu mudah. Yuk simak bagaimana caranya.

Anak dikenalkan pada konsep yang konkret

Ketika kita berkata bilangan satu pada anak. Itu sebaiknya kita menunjukan satu benda. Begitu juga dalam mengajarkan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian anak didekatkan pada hal yang konkret.

Seperti halnya kegiatan saya bersama Abhi yang sudah saya jabarkan diatas tadi. Ketika saya mengajarkan tentang panjang pendek, tinggi rendah, besar kecil saya menggunakan gambar yang sesuai. Hewan mana yang paling tinggi, dan paling besar. Tumbuhan mana yang paling tinggi dan paling rendah.


"Matematika mungkin tidak mengajari saya cara menambahkan cinta atau mengurangi kebencian, tetapi itu memberi saya harapan bahwa setiap masalah memiliki solusi"




You May Also Like

0 komentar