Matematika Logis Seorang Istri
Berpikir logis adalah suatu tantangan bagi saya. Tiga tahun saya mengenyam ilmu eksak di bangku SMA ditambah lagi tiga setengah tahun menggeluti ilmu teknik kimia untuk lulus menjadi diploma. Tapi cara berpikir saya masih banyak berbalut dengan perasaan bukan logika. Mengkaitkan masalah dengan cara logika sebagai penyelesaiannya masih harus dituntun oleh suami.
Manejemen Waktu Seorang Istri
Selama tantangan level 6 yang bertema belajar matematika logis disekitar selain memberikan stimulasi bagi anak, saya juga ikut mengasah matematika logis saya. Mereview jadwal harian saya, memilah-milah mana yang menjadi prioritas utama kemudian menatanya kembali. Banyak hal yang mulai saya review dari kegiatan sehari-hari saya, masalah-masalah yang saya hadapi dan menemukan solusi yang pas.Manejemen Keuangan Untuk Keluarga
Setelah manajemen waktu saya perbaiki, kemudian manajemen keuangan saya juga benahi. Ilmu akuntansi yang menjadi kelemahan saya, jadi untuk mengurus uang saya harus menemukan trik yang pas supaya bisa lebih rapi menghandle pengeluaran keluarga. Disini titik kritis dimana matematika logis saya harus berjalan maksimal agar uang tidak mengalir habis begitu saja."Ibarat seorang petani, suami sang petani yang menanam dan memanen padi maka istri adalah lumbung dan panci penanak nasi"
Selain merawat cinta antar pasangan suami istri, menjaga keuangan juga salah satu faktor kesejahteraan sebuah keluarga.
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Ibadah
Manajemen waktu dan keuangan adalah masalah duniawi seseorang. Ada satu hal yang tak kalah penting untuk kesehatan jiwa saya adalah manejemen ibadah pada Sang Kuasa. Menyeimbangkan waktu untuk ibadah dan menunaikan tugas sebagai ibu dan istri."Kita datang kepada Allah dengan berjalan (biasa), maka Allah mendatangi dengan berjalan cepat."
Allah Sang Maha Pintar pemilik lautan ilmu yang ada nampak maupun yang belum nampak. Allah yang tidak pernah kebetulan dalam menciptakan sesuatu, ada makna dibalik semua ciptaanNYA. Ketika saya mengingat Allah menempatkan waktu ibadah yang mempunyai manfaatnya masing-masing bagi manusia seperti solat. Jaman yang silih berganti kebenaran dari ayat-ayat Allah dalam Al Quran mulai terungkap kebenarannya. Satu hal lagi yang saya sadari adalah berdzikir hanya dengan jari tangan kanan. Betapa Allah Sang Maha Segalanya menciptakan ruas jari yang bisa berfungsi untuk alat penghitung berdzikir.
Berdzikir dengan Tangan Kanan |
Mari hitung ruas jari tangan kanan kita mulai dari pangkal jari keliling sebelah luar kemudian naik ke atas mengintari jari, berlanjut kejari sebelahnya sampai ibu jari, jumlahnya akan pas 33 (bisa lihat digambar). Angka 33 merupakan jumlah setiap dzikir yang diamalkan setelah solat fardhu biasanya. Hanya dengan ruas jari tangan kita akan mudah menghitung jumlah dzikir. Sesuatu hal yang logis dari ciptaan Allah untuk kemudahan hambanya beribadah.
Menghitung Kewajiban Sedekah Suami
Saya yang masih awam tentang ilmu sedekah itu sendiri. Beberapa yang masih saya ingat tentang kajian matematika sedekah Ust Yusuf Mansur, bahwa Allah menjanjikan balasan 10x lipat dari sedekah kita. Kali ini saya ulang pemahaman itu untuk menghitung berapa sedekah yang harus dikeluarkan oleh suami saya.
Matematika Dasar Sedekah
Menurut Yusuf Mansyur, seorang ustadz yang memopulerkan bahasan rahasia sedekah, sedekah mempunyai perhitungan matematisnya sendiri, seperti yang diuraikan sebagai berikut:
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
10 – 1 = 19
Ya, di sana kita akan melihat keganjilan hitungan matematis. Sebuah pengurangan yang justru menghasilkan penambahan. Kenapa begitu? Kenapa bukan 10-1 = 9? Inilah matematika sedekah, kita memberi dari apa yang kita punya, dan Allah akan mengembalikan lebih banyak lagi. Matematika sedekah di atas, diambil dari Quran Surat Al-An`am ayat 160, Allah menjanjikan balasan 10X lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (sedekah), bahkan dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah menjanjikan hingga 700X lipat.
Sebelumnya, kita sudah mengetahui, bahwa:
10 - 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100
Sedekah 2.5 % Tidaklah Cukup
Dengan infak 2,5% yang biasa kita berikan, jika kita telaah lebih jauh ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Misalnya, seorang karyawan yang mempunya gaji 1 juta. Dia punya pengeluaran rutin 2 juta, kemudian dia bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1 juta itu. Maka perhitungannya adalah: 2,5% dari 1.000.000 = 25.000. Maka yang tercatat: 1.000.000 – 25.000 = 975.000.
Angka 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dikeluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 975.000 + 250.000 = 1.225.000.
Jadi, “hasil akhir” dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1 juta, hanya Rp. 1.225.000,-. Angka ini masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar 2 juta. Jadi, jika dia sedekahnya 2,5%, dia harus mencari sisa Rp. 775.000 untuk menutupi kebutuhannya.
Maka sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Hasilnya akan lebih besar bila sedekah 10%.
perhitungannya adalah: 10% dari 1.000.000 = 100.000. Maka yang tercatat : 1.000.000 – 100.000 = 900.000.
Ingatlah, angka 900.000 itu bukanlah hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar 1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar: 900.000 + 1.000.000 = 1.900.000.
Dengan perhitungan ini, dia berhasil mengubah penghasilannya mendekati angka pengeluaran yang 2 juta. Dia hanya butuh 100 ribu tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkannya.
Katakanlah kepada hamba-hambaku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan Shalat, menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-teranganan sebelum datang hari ( kiamat ) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (QS Ibrahim: 31)
Lanjut lihat struk gaji suami ambil buku, pulpen dan kalkulator. Hitung dengan pasti dan keluarkan dengan ikhlas untuk menggapai ridha Allah.
0 komentar