Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • Beauty
  • Makna Cerita
  • Parenting
    • Komunikasi Produktif
    • Melatih Kemandirian Anak
    • Family Project
    • Gaya Belajar Anak
    • Stimulasi Anak Suka Membaca
    • ILoveMatch Parenting

SUDUT PANDANG OKY

Temukan Sisi Positif dari Kesalahan


Duh, pagi hari sudah mengeluh saja aku. Abhi yang biasanya mau pegang sendok untuk belajar makan sendiri, kali ini tak mau pegang sendok malah dibuang sendok ke lantai. Aku amati sejak dia kecil punya kecenderungan monday syndrom, dimana mood-nya tidak bagus ketika memasuki hari senin. Kenapa bisa seperti ini karena hari minggu saat dia merasa puas bermain bersama Bapak Ibunya dan hari Senin ini terasa lebih sepi karena Bapak harus pergi bekerja. Mood yang kurang baik ini sangat berpengaruh pada latihan kemandirian hari ini.

"Abhi sayang ayo makan, berdoa dulu" ku dudukan di pangkuanku sambil ku angkat tangannya untuk menengadah keatas sebentar berdoa. Aku pegang tanggannya "Yuk pegang sendoknya, nasinya diambil, maem" kataku pada Abhi yang menolak dengan tanggannya diluruskan kaku. "Ayo maem dulu, tadi malam Abhi tidak makan loh" bujukku, tetapi tetap tak mau. Kalau aku biarkan begitu saja pasti dia tidak mau menyendok sendiri makanannya dan dia bakal kelaparan karena tak sarapan.

Dengan perasaan sedih sembari menarik napas, ya sudah lah pagi ini aku suapin nanti siang makan sendiri lagi ya sayangku. Aku menyerah karena tak mau memaksa dan takut kalau Abhi sakit, akhirnya aku suapi dia pagi ini. Ya perlahan-lahan karena Abhi anak yang mudah sekali trauma, jadi aku harus meminimalkan pemicu-pemicu trauma bagi dia. Memaksanya sedikit saja bisa membuat dia menangis dan kemudian trauma. Sungguh lembut hatinya, jadi aku pun harus mengimbangi karena dia masih kecil, kalau sudah tau benar dan salah pasti akan beda perlakuanku padanya.

Kalau si kecil melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugasnya, jangan dimarahi ya, Bun. Pesan yang selalu aku ingat. Memarahi membuat anak jadi takut akan kesalahan. Daripada aku memarahinya, lebih baik mengajaknya mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini, dengan segera mengganti menu makan, ganti piring dan sendok yang menarik perhatian hingga dia tertarik. Memarahi anak bisa merusak sel-sel dalam otaknya, ngeri kan bayanginnya.

Ingat, Tidak Ada yang Sempurna


Aku tidak berharap Abhi akan menyelesaikan latihan makan sendiri yang merupakan tantangan baginya dengan sempurna dalam waktu dekat ini. Namanya juga anak sedang belajar, wajar saja kan kalau mereka melakukan kesalahan. Menyalahkan si kecil akan menurunkan kepercayaan dirinya.

Berputar otakku mencari cara agar Abhi meningkat nafsu makannya dan mau latihan makan sendiri. Tak berhenti pada sop ceker kesukaannya ditambah dengan kaidah komunikasi, siang ini Abhi sudah mulai mau belajar pegang sendok dan makan sendiri dengan sedikit bantuanku.

"Ayo Abhi makan sop ceker enak enak enak" ajakku, senyum simpul tertoreh dibibirnya. Alhamdulillah nafsu makannya mulai kembali dan siap belajar makan sendiri lagi.

Proses belajar anak pasti naik turunnya, kadang anak kooperatif dengan metode belajar dari kita kadang anak enggan atau menolaknya.

Meletakkan Pakaian Kotor Dalam Keranjang


Sebenarnya apa sih mau aku tanamkan pada Abhi tentang meletakkan pakian kotor ini, sebenarnya ada pengalaman pribadi aku dibalik latihan kemandirian Abhi yang satu ini. Berawal saat mengerjakan NHW matrikulasi dulu aku mulai berpikir keras bagaimana caranya biar rumahku bisa rapi dan bersih. Dan aku berpikir mau ikut kelas konmari, tapi belum jadi sampai sekarang. Banyak metode konmari yang aku pelajari, dan ketemu akar permasalahannya dirumah kami yaitu pengorganisasian atau pengelompokan barang berdasarkan fungsi dan kepemilikan dirumah kami yg belum baik. Satu lagi adalah tidak mengembalikan kembali barang yang sudah dipakai/diambil ke tempatnya semula.

Pengelompokan barang ini memudahkan saat mencari barang dan terlihat rapi saat baik dan benar saat menyusunnya. Sedangkan disiplin mengembalikan/merapikan kembali barang yang sudah dipakai membuat ringan tugas ibu dalam beberes rumah.

Berbekal observasi aku tentang kebersihan dan kerapian rumah, hingga tercetuslah sebuah aktifitas meletakkan pakaian kotor ke dalam keranjang baju,  yang jika anak terbiasa melakukannya akan muncul kesadaran dalam dirinya tentang kerapian. Dari meletakkan pakaian kotor ini anak belajar untuk tahu bahwa pakaian kotor itu yang sudah dipakai setengah hari, dan fungsi dari keranjang itu untuk mengumpulkan pakaian kotor sebelum dicuci. Satu lagi anak sadar tentang tanggung jawab yang harus dia miliki.

Alhamdulillah Abhi sudah paham tentang pembiasaan yang aku lakukan padanya, setelah mandi keluar dari kamar mandi membawa baju kotor dan diletakkan di keranjang baju. Selalu ku puji jika baju yang dia letakkan ternyata terlewat dan tidak masuk kekeranjang, kemudian dia ambil lagi dari lantai dimasukkannya lagi ke dalam keranjang.

Masih banyak aktifitas lain yang bisa untuk melatih kemandirian dan kesadaran dalam kebersihan dan kerapian seperti merapikan mainan ketika selesai bermain, membuang sampah pada tempatnya dan masih banyak lagi.






April 30, 2019 No komentar

Menunda Bantuan Agar Mandiri


Selama si kecil bisa melakukannya sendiri, jangan dulu dibantu ya, Bun. Ini pesan dari seorang guru PAUD yang aku ingat. Biarkan anak menyelesaikan pekerjaannya sendiri, seperti memakai kaos kaki, memakai baju. Jika si kecil tidak bisa menyelesaikannya sendiri, ibu boleh memberikan sedikit bantuan. Mengajarkan mereka berusaha untuk meraih apa yang diinginkan dengan percaya pada kemampuan anak.

Beri semangat dan batas waktu


Misalnya jika anak menghadapi kesulitan merapikan mainannya, ibu bisa memberikannya semangat dengan mengatakan, “bayangkan kalau semuanya jadi lebih rapi. Pasti kamu bakal senang. Bereskan dulu, nanti aku akan datang 15 menit lagi. Aku percaya kamu pasti bisa.” Memberikan semangat, kalimat yang optimis yang tidak berlebihan agar anak terpacu untuk bisa menyelesaikannya.

Beri petunjuk, bukan solusi

Ketika anak meminta untuk diambilkan sesuatu, alih-alih langsung mengambilkannya, lebih baik memberi petunjuk di mana letak barang itu. Meski sebenarnya, kita sendiri benar-benar punya keleluasaan untuk mengambil barang itu. Namun dengan memberi petunjuk bukan solusi dapat menumbuhkan inisiatif anak. Anak bisa aktif menyelesaikan masalah yang dia hadapi, ya namanya masih anak-anak masalah yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari masih terbilang rintang jika dibanding kita sebagai orang dewasa. Saat memberikan petunjuk untuk anak menyelesaikan masalahnya bisa dibarengi dengan menerapkan kaidah komunikasi produktif dan percaya pada kemampuan anak salah satu modal melatih kemandirian mereka.

Tidur Sendiri Tanpa Nenen

Sepulang Bapaknya bekerja, Abhi terlihat sangat bahagia anggota keluarganya komplit menemani dia bermain. Abhi yang sudah menghabiskan seporsi makan siangnya terlihat mengantuk saat bermain di kamar bersama Bapak. Bapak yang juga mengantuk disiang bolong ya pastinya gegoleran dikasur berdua bersama Abhi. Mulai dari bercerita, membaca buku, uyel-uyel, guling-guling, main sembunyiin kacamata dan akhirnya Abhi merebahkan badannya persis di samping bapaknya dengan berbagi bantal.

 "Abhi bobo siang dikeloni Bapak ya" ucapku padanya saat ku lihat mereka berdua di tempat tidur.

Dengan mata kedip-kedip merasakan semilir angin yang keluar dari pendingin ruangan, lama kelamaan mulai terpenjam matanya dan tertidur.

Alhamdulillah bisa tidur tanpa mencari bunda untuk nenen. Momen ini sangat langka terjadi, karena Abhi masih sangat bergantung padaku bahkan hanya mau tidur saja.

Tidur siang Abhi berjalan agak lama mulai jarum jam menunjuk angka satu sampai terdengar kumandang adzan asyar dari suara pengeras mushola dekat rumah kami. Dan dia mulai terbangun, "pinter anak bunda bangun denger adzan ya" sapaku padanya.



Aku dan suami memutuskan sehabis adzan magrib kami akan berangkat ke toko buku untuk membeli buku baru buat Abhi. Tibalah kami di rumah saat pukul setengah sepuluh malam, dan Abhi belum menunjukkan rasa kantuknya hanya terlihat sedikit kelelahan. Langsung aku buka segel buku yang terbeli tadi, "Cican bisa ke toilet sendiri" ku baca sampul depan buku itu. "Ayo Abhi baca buku baru sebelum bobo, besok dipraktekin ya" ajakku padanya. Dibolak-balik sembari dipandangi buku bergambar itu sampai akhirnya dia duduk sambil terkantuk-kantuk. Mulai dia menata badannya di tempat tidur bersiap untuk tidur malam, dan aku tidak membantunya atau menawarkan nenen padanya. Tak sampai 10 menit Abhi tertidur dengan posisi badannya menempel dinding tempat favoritnya.

Alhamdulillah, anak ini siap sapih sepertinya, gumamku dalam batin. Abhi tertidur tanpa rengekan dan nenen, satu lagi yang menjadi poin dia mulai menyiapkan dirinya sendiri untuk tidur.

Lebih sensitif terhadap perubahan kebiasaan anak adalah hikmah hari itu yang aku dapat.
April 29, 2019 No komentar

Membuat Lingkungan yang Ramah Anak


Faktor eksternal dalam melatihnkemandirian anak salah satunya adalah  lingkungan tempat tinggal yang amah anak   Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya kemandirian anak prasekolah. Pada usia ini anak membutuhkan kebebasan untuk bergerak kesana-kemari dan mempelajari lingkungan.

Membuat rumah yang aman untuk anak, merupakan tujuan utama ketika membenahi rumah kami. Rumah yang kecil memanjang dengan tangga dimana-mana membuat tambahan ornamen sana sini agar anak tetap aman. Dan aku membiasakan memisahkan barang yang boleh dipegang Abhi dan meletakkan pada tempat yang bisa terjangkau olehnya. Tentunya, alat makan yang terbuat dari bahan yang aman seperti piring dan gelas minum plastiknya.



Tujuan meletakkan barang-barang anak pada tempat yang mudah mereka jangkau adalah agar mudah diambil saat dia membutuhkannya yang merupakan salah satu cara mengajarkan kemandirian pada anak. Dengan bisa mengambil sendiri otomatis inisiatif untuk mencari dan memenuhi kebutuhannya pun muncul dan langkah awal tidak bergantung pada orang lain untuk mengambilkan apa yang dibutuhkannya.

Latihan Kemandirian Hari Libur


Aku belum menceritakan pada suami jika Abhi mulai belajar gosok gigi sendiri, dan saat pagi tiba suami memandikan Abhi tanpa mengajarkan menggosok gigi. Absen sekali deh jadinya. Memasukkan pakaian ke keranjang pun ditangani suami sendiri karena aku belum mengkomunikasikan pada beliau. Inilah gunakan kedua orang tua harus memiliki satu kesepakatan dalam mengajarkan anak tentang suatu hal agar kompak.

Sore hari nanti harus bisa latihan mandiri lagi ya nak, kataku pada Abhi.

Makan Siang Abhi


Siang yang mendung dengan disela gerimis sesaat, Abhi terbangun dengan perut keroncongan kemudian menyantap lezatnya kakap goreng kesukaannya. Alhamdulillah mau makan dengan pegang sendok sendiri yang pastinya masih dipandu bunda. Dan setiap kali sesuap nasi masuk ke mulutnya sembari bergumam "aem".
Semoga secepatnya bisa makan sendiri tanpa bantuan ya nak, yang artinya fokusmu sudah baik.



Result
⭐⭐⭐⭐
Bersabar dan tetap optimis

Mengogsok Gigi

Setengah empat angka yang ditunjukkan jam dinding rumah kami, waktunya Abhi mandi sore. "Ayo Abhi mandi nanti sikat gigi" ajakku padanya. Aku serahkan sikat gigi dan seperti biasa dibuat mainan oleh Abhi, diputar-putar diamati dari kepala, bulu sampai gagang sikat gigi. Yah memang benar gaya belajarnya adalah observasi terlebih dahulu baru berekaplorasi. Aku sedikit memaksa untuk memasukkan sikat gigi ke dalam mulutnya dan menggosokkan secara perlahan pada gigi bagian depannya. Dikecap-kecapkan rasa aneh yang dia temukan. "Gigi yang belakang belum sayang, sini bunda gosokkan" bujukku, namun dia masih menolaknya. Sedih jadinya, ini anak susah bener disuruh gosok gigi.

Result
⭐⭐
Berusaha terus pantang menyerah

Memasukkan Pakaian Kotor Ke Keranjang

Sore ini Abhi mandi sama bunda dan seperti biasa memasukkan baju kotornya ke keranjang pakaian. "Abhi ini bajunya dipegang" kataku saat mau keluar dari kamar mandi, "satu dua tiga ditaruh sini bajunya" perintahku padanya tapi ada bagian dari bajunya yang menjuntai keluar keranjang, kemudian diambil masukan ke dalam keranjang sama Abhi. Alhamdulillah sudah tidak asal lagi kalau masukan baju kotornya.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐
Bersyukur dan konsisten

Toilet Training

Mengenalkan toilet sama Abhi hari ini tidak berjalan seperti sebelumnya, karena pup-nya sudah keluar terlebih dahulu dipopoknya. Anakku yang harus pelan-pelan tidak bisa dipaksa dalam mengajarkan sesuatu membuatku harus ekstra sabar.





April 28, 2019 No komentar

Belajar Mandiri Dari Rasulullah


Sebagai seorang ibu pasti tahu betapa pentingnya menanamkan kemandirian pada anak. Dan Rasulullah SAW mengajarkan kita dengan kehidupan beliau yang mandiri sedari kecil. Rasulullah yang di masa remajanya hidup dengan kakek sedang kedua orang tua beliau sudah tiada tak lantas membuat manja, Rasulullah memaknai hidupnya dengan penuh perjuangan mulai dari menggembala ternak hingga berniaga. Sampai disaat beliau mempunyai keturunan, Rasulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak. Berdasar pengalaman hidup yang dimiliki beliau mendidik putra-putrinya dengan membangun sikap mandiri dan sifat percaya diri, agar bisa tumbuh dan bersosialisasi dimasyarakat dengan kepribadian dan kedewasaan yang baik serta tidak manja.

Memang benar kedua orang tua kerja keras banting tulang demi hidup dan masa depan anaknya yang sudah menjadi tanggungjawabnya, namun tak lantas anak bisa seenaknya sendiri bergantung pada orang tua terus menerus sampai dewasa. Kasus seperti ini tak sedikit kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa kisah tentang melatih kemandirian anak sejak dini oleh Rasulullah, tidak mengapa anak disuruh mempersiapkan meja makan sendirian. Ia akan menjadi pembantu dan penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain. Rasulullah bersabda: “bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu, temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri”. (HR. Bukhari)

Dari sabda Rasulullah diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa orang tua memiliki andil yang besar dalam melatih kemandirian anak yang harus dilakukan secara konsisten dan terus-menerus.

Rasulullah membiasakan anak untuk bersemangat dan mengemban tanggung jawab. Tanggung jawab yang kita berikan pada anak pasti sesuai dengan kemapuan dan usianya sehingga anak tidak merasa terbebani. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud.

Strategi Hari Ini ( Berdasarkan hasil sebelumnya)

Kemandirian Makan Tanpa Disuap

a. Lauk dipotong-potong
Memotong-motong lauk dan sayur supaya mudah disendok oleh Abhi
b. Makan bersama
Menemani Abhi makan bersama supaya tambah semangat
c. Aplikasi komunikasi produktif
Terus menerus sounding memberikan motivasi kepada Abhi kalau Abhi bisa makan sendiri menggunakan sendok.
d. Melakukan pendampingan
Mengajarkan adab makan dimulai dari cuci tangan, berdoa dan duduk tenang sebelum mulai makan.
d. Memberikan apresiasi
Memberikan pujian saat Abhi bisa memasukkan makanan kemulutnya dengan sendok tanpa tumpah.

Kemandirian Menggosok Gigi

a. Menggosok gigi bersama-sama
Aku ikut menggosok gigi sembari memberi contoh kepada Abhi bagaimana menggosok giginya.
b. Menggosok gigi di depan cermin
Memasang cermin kecil di kamar mandi supaya Abhi lebih tertarik menggosok giginya sambil melihat wajahnya dalam cermin.
c. Menyanyikan lagu dan melihat video gosok gigi
Menyanyikan lagu gosok gigi seperti yang ada dalam sinema Ipin dan Upin saat akan memulai gosok gigi.
d. Aplikasi Komunikasi Produktif
Mengajak Abhi menggosok gigi dengan kalimat yang efektif dan menjelaskan padanya apa fungsi menggosok gigi bagi kebersihan dan kesehatan mulut.
e. Memberikan Apresiasi
Memberikan pujian saat mau mengikuti gerakan menggosok gigi.

Kemandirian Meletakkan pakaian kotor ke dalam keranjang

a. Konsistensi
Secara konsisten menyuruh Abhi meletakkan pakaian kotornya ke dalam keranjang setelah dia mandi.
b. Aplikasi Komunikasi Produktif
Memberi perintah kepada Abhi untuk meletakkan pakaian kotor pada tempatnya dengan kosakata yang halus dan ramah hingga dia tidak terpaksa melakukannya serta tahu manfaat menjaga kerapian rumah.
c. Memberikan Apresiasi
Memberikan pujian kepada Abhi jika sudah melakukan yang aku perintahkan.

Toilet Training


a. Mencatat jam buang air kencing dan besar Abhi
Mengamati dan mencatat kapan Abhi buang air kecil dan besar sehingga bisa memperkirakan kapan mengajaknya ke kamar mandi.
b. Aplikasi komunikasi produktif
Menjelaskan bahwa Abhi kalau mau BAK dan BAB bicara memberitahu Bunda atau Bapak atau pergi ke kamar mandi.
c. Menjadikan toilet training kegiatan yang menyenangkan
Menyanyikan lagu saat duduk di toilet adalah hal yang menyenangkan bagi Abhi.
d. Membawa Abhi ke kamar mandi sebelum tidur
Membiasakan Abhi kencing, cuci kaki dan tangan sebelum pergi tidur.
e. Konsisten
Konsisten disini bukan berarti tidak memakaikan popok sama sekali, namun secara perlahan-lahan melatih Abhi untuk mempunyai kesadaran akan BAK dan BAB di kamar mandi. Karena anak perlu adaptasi dengan kebiasaan barunya.

Evaluasi Hari Ke Tiga

Mengosok Gigi

Gigitan dipagi hari, mengajarkan gosok gigi pada Abhi sampai berpeluh dan jariku digigit olehnya. Pagi ini entah kenapa mood Abhi tidak bagus, mungkin karena saat bangun pagi sudah tidak ada orang disebelahnya dan ketika dia merengek memanggilku, aku menjawab memintanya mendatangiku bukan aku yang datang padanya. Hasilnya mulai dari mandi dan aktifitas lainnya dia susah diajak kerjasama.

Lumayan gigi depan bisa tergosok dengan sikat gigi, batinku saat melatih Abhi menggosok gigi. Sangat jauh dari harapan, yah namun harus tetap dilatih karena kalau bukan ibunya siapa lagi.

Result
⭐⭐
Optimis anakku pasti bisa

Meletakkan Baju kotor di keranjang

Dipegang erat baju kotor yang dia pakai semalam setelah prosesi mandi selesai, kemudian "Good job" pujiku pada Abhi yang sudah hapal letak keranjang pakaian kotor. Alhamdulillah sedikit arahan saja sudah hapal aktifitas apa setelah memakai handuk dan keluar kamar mandi yaitu meletakkan baju kotor pada tempatnya. Kebiasaan ini kurang bisa dilakukan oleh suami jadi aku menegaskan pada Abhi dari kecil untuk punya kebiasaan baik yang dibawa sampai dia dewasa.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐
Membina kebiasaan dari kecil

Makan Tanpa Disuap

Pagi ini Abhi sarapan sayur bersantan, untuk mengkatrol berat badannya sering aku kasi makanan bersantan. Rasa santan yang creamy membuat dia sering merasa haus dan berkali-kali dia minta nenen ditengah proses makannya, terkadang bisa aku alihkan untuk minum air putih sebagai penghilang rasa enegnya. Untuk kecakapan dia makan sendiri belum menunjukkan kemajuan yang signifikan, namun tak ada usaha yang membohongi hasil, latihan terus menerus dengan sedikit demi sedikit mengurangi membantunya menyendok makanannya sendiri.

Duduk tenang saat makan masih menjadi tantangan buatku. Berbagai cara sudah pernah aku lakukan mulai dari memberikan mainan, buku, nonton televisi tetapi tak menyurutkan dia untuk tetap berlari meninggalkan piring makannya dan bermain ala dia sendiri. Sangat menguras kesabaran untuk melatih makan sendiri ini.

Result
⭐⭐⭐⭐
Makan yang penuh selingan dan rengekan



Toilet Training

Yah, telat lagi, BAB Abhi sudah keluar di popoknya. Segera aku gendong dan bawa ke kamar mandi dengan berharap belum selesai dan mau dikeluarin lagi saat duduk di toilet. Abhi belum pandai memahami sebuah instruksi, walaupun setiap saat aku bicara nanti kalau mau eek atau pipis ajak bunda ke kamar mandi ya, bicara sama bunda atau tunjuk kamar mandi namun belum bisa dia lakukan. Kendala komunikasi kami sangat menghambat proses latihan ini.

"Sounding",hanya ini yang bisa aku lakukan setiap saat.

Saat ku dudukan dia di atas toilet, sudah tidak merasa asing dan takut lagi, ya hari ini latihan kenalan sama alas toilet dulu ya nak, sembari bunda mencatat kapan kamu BAK dan BAB.

Untuk BAK Abhi masih dikeluarkan sembarang tempat dan spontan, kemudian mendekatiku sambil memegang celananya yang basah, seakan mengatakan kalau aku habis pipis bunda.

Result
⭐⭐
Bunda sabar menunggu kemampuanmu bertambah








April 27, 2019 No komentar

Belajar Makan Sendiri Seorang Anak Hiperaktif


Kanak-kanak usia dimana bermainnya juga sarana belajarnya, dan latihan kemandirian kali ini aku ingin membuatnya dengan suasana yang menyenangkan sehingga anak tidak terpaksa dalam melakukannya. Untuk membangun anak menjadi pribadi yang mandiri harus dimulai sejak dini, kenapa? karena latihan kemandirian yang kita biasakan secara terus menerus akan menjadi sebuah habit (kebiasaan) yang membentuk kesadaran. Dimana anak sadar harus melakukan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa dibantu oranglain. Sebagai orang tua harus mempunyai ketegasan dalam proses pembiasaan kepada anak.

Ketegasan -> pembiasaan -> habit -> kesadaran


Dan orang tua yang mempunyai kebiasaan baik pasti akan menurun kepada anaknya mempunyai kebiasaan yang baik pula.

Kemandirian yang aku ajarakan pada Abhi sekarang berhubungan langsung dengan apa saja yang dia butuhkan. Dimana semakin minimal menerima bantuan dari orang lain, anak akan memiliki kemampuan problem solving yang baik. Menjadikan mereka anak yang mempunyai sikap mandiri sehingga bisa disiplin dan bertanggung jawab saat dewasa kelak. "Kerana kita tidak selamanya hidup bersama anak, maka mempersiapkan mereka berpisah dengan kita" kurang lebih pesan dari Abah Ihsan. Aku tak akan menyia-nyiakan waktu lagi untuk mempersiapkan kemandirian Abhi, karena waktu tak akan kembali dan Abhi yang semakin bertumbuh.

Strategi Hari Ini ( Berdasarkan hasil sebelumnya)

Kemandirian Makan Tanpa Disuap

a. Menu makanan sesuai sesukaan Abhi
Ketika menu makanan yang aku siapkan sesuai selera Abhi pasti nafsu makannya meningkat dan Abhi bersemangat saat makan.
b. Menyiapkan makan sebelum jam makan
Sehingga makanan sudah siap saat waktu makan tiba dan anak tidak menunggu perutnya kelaparan.
c. Aplikasi komunikasi produktif
Terus menerus sounding memberikan motivasi kepada Abhi kalau Abhi bisa makan sendiri menggunakan sendok.
d. Melakukan pendampingan
Membersamai Abhi saat makan, mengajarkan dengan penuh kesabaran kepadanya cara menggunakan alat makan yang baik dan benar.
d. Memberikan apresiasi
Memberikan pujian saat Abhi bisa memasukkan makanan kemulutnya dengan sendok tanpa tumpah.

Kemandirian Menggosok Gigi

a. Menggosok gigi bersama-sama
Aku ikut menggosok gigi sembari memberi contoh kepada Abhi bagaimana menggosok giginya.
b. Menggosok gigi di depan cermin
Memasang cermin kecil di kamar mandi supaya Abhi lebih tertarik menggosok giginya sambil melihat wajahnya dalam cermin.
c. Menyanyikan lagu dan melihat video gosok gigi
Menyanyikan lagu gosok gigi seperti yang ada dalam sinema Ipin dan Upin saat akan memulai gosok gigi.
d. Aplikasi Komunikasi Produktif
Mengajak Abhi menggosok gigi dengan kalimat yang efektif dan menjelaskan padanya apa fungsi menggosok gigi bagi kebersihan dan kesehatan mulut.
e. Memberikan Apresiasi
Memberikan pujian saat mau mengikuti gerakan menggosok gigi.

Kemandirian Meletakkan pakaian kotor ke dalam keranjang

a. Konsistensi
Secara konsisten menyuruh Abhi meletakkan pakaian kotornya ke dalam keranjang setelah dia mandi.
b. Aplikasi Komunikasi Produktif
Memberi perintah kepada Abhi untuk meletakkan pakaian kotor pada tempatnya dengan kosakata yang halus dan ramah hingga dia tidak terpaksa melakukannya serta tahu manfaat menjaga kerapian rumah.
c. Memberikan Apresiasi
Memberikan pujian kepada Abhi jika sudah melakukan yang aku perintahkan.

Toilet Training


a. Mencatat jam buang air kencing dan besar Abhi
Mengamati dan mencatat kapan Abhi buang air kecil dan besar sehingga bisa memperkirakan kapan mengajaknya ke kamar mandi.
b. Aplikasi komunikasi produktif
Menjelaskan bahwa Abhi kalau mau BAK dan BAB bicara memberitahu Bunda atau Bapak atau pergi ke kamar mandi.
c. Menjadikan toilet training kegiatan yang menyenangkan
Saat Si Kecil mulai ingin menggunakan toilet untuk buang air kecil, beri pujian setiap kali dia menggunakan toilet. Anak laki-laki kecil memiliki rentang perhatian yang sangat pendek, dan cepat bosan. Tetap buat dia merasa terhibur saat di toilet, setidaknya di tahap awal. Membacakan buku (buatlah buku khusus, yang bisa dibaca saat duduk di toilet), bercerita, menghitung, menyanyikan lagu,  apapun caranya membuat duduk di toilet adalah hal yang menyenangkan bagi Abhi.
d. Membawa Abhi ke kamar mandi sebelum tidur
Membiasakan Abhi kencing, cuci kaki dan tangan sebelum pergi tidur.
e. Konsisten
Konsisten disini bukan berarti tidak memakaikan popok sama sekali, namun secara perlahan-lahan melatih Abhi untuk mempunyai kesadaran akan BAK dan BAB di kamar mandi. Karena anak perlu adaptasi dengan kebiasaan barunya.

Evaluasi Hari Ini



Makan Sendiri

Pagi ini menu makanan Abhi tidak jauh beda sayur sop dan telur goreng, karena kalau sarapan pasti aku masakan telur goreng, sekali sehari dia menyantap telur untuk menaikan berat badannya. Alhamdulillah hari ke dua ini keterampilan Abhi menggunakan sendok sudah ada kemajuan. Hari pertama kemarin masih 100 % aku bantu memegang sendok yang diarahkan kemulutnya, kini sudah ada kemajuan sedikit walaupun masih sesekali aku bantu.

Melatih motorik halus dan kasar pada anak yang hiperaktif memiliki tantangan tersendiri, namun bukan berarti tidak bisa hanya perlu perjuangan lebih dan aku akan tidak malu untuk bertanya jika ada hambatan lagi.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐
Percaya dengan kemampuan anak adalah kuncinya.

Menggosok Gigi


Lagi-lagi susah memasukkan sikat gigi kemulut Abhi. Tiga kali masuk menggosok gigi bagian depannya sudah dia tarik keluar dari mulutnya. Mungkin dia masih merasa kurang nyaman dengab sikat giginya. Memberi contoh dengan menggosok gigi didepannya masih belum memberikan hasil yang baik. Nanti sore dan besok kita latihan lagi ya nak.

Setelah sarapan selesai aku memperlihatkan Abhi video gosok gigi sembari menceritakan padanya kenapa kita harus gosok gigi, semoga Abhi merekamnya dan besok dia mau menggosok giginya sendiri.

Result
⭐⭐
Menghargai apa yang sudah dicapai oleh anak dan bersabar dengan prosesnya.

Meletakkan pakaian kotor ke keranjang


Keterampilan satu ini sudah tidak diragukan lagi, setiap aku bicara "Abhi baju kotornya dibawa, nah masukin sini (keranjang pakaian kotor)" pasti tak ada penolakan, Abhi otomatis melakukannya. "Good job nak", pujiku padanya dia pun langsung tepuk tangan. "Pakaian kotor tempatnya disitu" tegasku padanya.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐
Konsisten hingga anak menjadi terbiasa.

Toilet Training


Jumat berkah ini pertama kalinya Abhi latihan toilet training. Erangan yang khas terdengar dari mulutnya ketika mau BAB, seketika aku siapkan penyangga toilet untuk alas dia duduk saat BAB. Langsung aku angkat badannya memasuki kamar mandi sembari aku bicara padanya, "Abhi eek di toilet ya, toiletnya Abhi baru enak empuk buat duduk, sekarang Abhi eeknya di toilet ya". Rasa takut menghampirinya saat ku mulai mendudukkanya diatas toilet duduk yang tinggi baginya. Ku tunggu agak lama sampai BAB selesai dan bercerita kepadanya supaya dia tidak bosan dan alhamdulillah rasa takut hilang berganti dengan rasa penasaran dan kegembiraannya.



Perkenalan potty toilet berhasil, semoga besok aku lebih sigap saat Abhi mau BAB segera membawanya ke kamar mandi.

Strategi yang sudah aku rancang semoga bisa berjalan sesuai harapan dan latihan toilet training ini berjalan singkat.

Result
⭐⭐⭐⭐
Proses adalah pembelajaran yang berharga.


April 26, 2019 No komentar

Melatih Kemandirian Anak Hari Pertama


Kelas Bunda Sayang yang aku ikuti sekarang sudah memasuki level 2, dan tantangan level 2 ini adalah melatih kemandirian anak. Langsung pusing melanda, bagaimana tidak anakku yang seharusnya sudah bisa ini itu namun dia belum bisa. Dan salah satu kemandirian anak adalah bisa makan sendiri. Sedikit aku bercerita kenapa Abhi belum bisa makan sendiri dan masih harus disuapi. Kenapa tidak dari dulu aku sebagai ibu mengajarkan makan sendiri, ada beberapa alasan kenapa ku putuskan untuk menyuapi saja. Karena Abhi dari awal mpasi masih sering GTM (Gerakan Tutup Mulut) susah sekali menghabiskan satu porsi makannya. Pernah ku coba dengan teknik BLW (Baby Lead Weaning) namun hanya wortel dan beberapa jenis makanan yang dia sukai yang dimasukkan kemulutnya selain itu tetap ku suapkan karena tak disentuh olehnya. Dan juga fokusnya yang kurang terhadap suatu hal menjadikan aku kesusahan dalam mengajarkan suatu hal padanya, hingga dia mau makan jika sambil menonton acara televisi kesukaannya. Aku tahu kebiasaan seperti ini tidak baik untuknya, namun tidak ada cara lain lagi.

Nafsu makan Abhi yang sangat kurang membuat porsi makannya tidak semakin bertambah sehingga berat badannya yang kurang dari standar. Setelah aku konsultasikan ke dokter spesialis anak ternyata Abhi menderita flek paru yang salah satu efeknya nafsu makannya berkurang. Alhamdulillah setelah masa pengobatan nafsu makannya meningkat cukup pesat walaupun berat badannya yang belum ada kenaikan dan dia belum mau makan sendiri.

Kini ku tepis semua kejadian masalalu yang sudah menjadi momok didalam pikiranku kalau Abhi belum bisa ini itu karena masalah ini itu. Sekarang aku harus mengubah pola pikirku sendiri dan menanamkan dalam otak dan hati jika Abhi pasti belajar mandiri dan bisa mandiri. Berbekal komunikasi produktif yang sudah ku praktekan bersama Abhi pada level sebelumnya membuatku optimis dengan komunikasi yang baik pemilihan kosakata dan waktu yang tepat proses belajar kemandirian Abhi akan berhasil.



Belajar Makan Sendiri


Hari Kamis ini memasuki level 2 ku tekadkan untuk mengajarkan Abhi makan sendiri. Karena semua butuh proses dan tidak ada yang instan untuk keluar dari zona nyaman, ada beberapa tahapan yang aku rencanakan dalam mengajarakan kemandirian pada Abhi.

a. Mengubah kebiasaan makan disuapi dengan belajar menggunakan alat makan sendiri

Untuk sekarang Abhi mau makan sendiri hanya mie yang langsung dia ambil dengan tangannya. Abhi belum bisa menggunakan sendok untuk makan. Jadi sekarang aku ajarakan dia menggunakan sendok sendiri untuk memasukkan makannan kemulutnya. Pertama-tama masih aku ambilkan makannannya ke atas sendok dan dia mengambil sendok yang sudah berisi makanan untuk dimasukkan ke mulut mungilnya dan masih ku bantu dengan tanganku saat dia mengarahkan kemulutnya.

b. Mengumpulkan makanan keatas sendok

Untuk latihan kedepannya mengajarkan dan menumbuhkan inisiatif Abhi mengumpulkan makanan ke atas sendok sebelum dimasukkan ke dalam mulut.

c. Meminta makan nasi saat Abhi mulai lapar (mengutarakan keinginan)

Bisa mengutarakan keinginan itu juga merupakan kemandirian pada anak, namun kini terkendala bahasa karena Abhi yang belum lancar bicara sehingga susah untuk menyampaikan padaku jika dia lapar. Kalau Abhi mulai lapar biasanya dia memutari meja dan mencari snack yang bisa dia makan atau meminta nenen.

d. Duduk tenang dan makan sendiri

Harapannya dan targetnya Abhi bisa duduk tenang dan memakan makanannya sendiri tanpa bantuanku.



Hari pertama ini alhamdulillah Abhi cukup antusias untuk belajar makan sendiri saat sarapan pagi. Kusiapkan seporsi nasi, sayur bayam dan telur goreng kesukaannya. Mulai dari mau memegang sendok untuk memasukkan makanan kemulutnya yang masih ku bantu agar nasinya tidak terjatuh. Satu suap lari main kalau sudah habis yang dikunyah dimulutnya kemudian dia mendekati piring lagi untuk mengambil sendok lagi begitu sampai habis nasi sayur dan lauk yang ada di piring. Belum bisa duduk tenang saat makan.

Semua ini aku lakukan dibarengi dengan menggunakan kaidah komunikasi produktif saat mengajarkan dia menggunakan sendok saat makan.

Melatih kemandirian anak ini salah satu kuncinya adalah percaya bahwa anak bisa dan mampu, dan aku percaya Abhi bisa fokus makan sendiri nantinya dengan memberika  latihan konsisten padanya.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐


Meletakkan pakaian kotor ke keranjang 

Melatih kerapian merupakan salah satu tujuanku, karena aku ingin menerapkan sebuah kebiasaan tidak meletakkan barang sembarangan dalam rumah. Pada Abhi yang masih kecil mulai ku ajarkan meletakkan pakaian kotor ke keranjang cucian. Sudah ku mulai dari dulu namun belum konsisten, dan pagi ini setelah dia mandi pagi aku suruh Abhi memegang pakaian kotornya dan meletakkan di keranjang pakaian kotor dan alhamdulillah Abhi melakukannya. Menumbuhkan sebuah kebiasaan baik perlu diajarkan sejak dini dan konsisten dan menurutku itu merupakan sebagian dari melatih tanggung jawab kepada Abhi.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Menggosok Gigi 




Bagian sensitif Abhi adalah mulutnya, jadi mengajarkan sikat gigi padanya merupakan salah satu hal tersulit karena harus memasukkan benda asing kemulutnya. Nah, sekarang bagaimana aku harus memberi pemahaman padanya jika sikat gigi itu penting dan sikat gigi yang dimasukkan kemulut itu aman sehingga Abhi tidak perlu takut. Dan pagi ini sebelum mandi, aku berikan sikat gigi padanya kemudian dipegangnya dan diamati. Aku ambil juga sikat gigi milikku dan ku mulai menggosok gigi didepannya dengan harapan dia mau mencontohnya, namun dia hanya melihatku saja. Setelah aku selesai menggosok gigi, ku pegangi sikat gigi yang masih erat dipegangnya dan kuarahkan kemulutnya ku gosoknya ke gigi-gigi kecilnya. Reaksinya geli dan sedikit menghindar, latihan menggosok gigi ini berlangsung agak lama namun belum memberikan hasil yang baik. Ya masih pertama nanti kita bikin lagu gosok gigi ya nak, ucapku dalam batin.

Result
⭐⭐

Toliet Training yang ku rencanakan belum bisa ku terapkan karena potty untuk membantu Abhi buang air besar belum sampai yang sudah ku beli online tempo hari.
Besok pagi akan  ku siapkan  strategi baru untuk memperlancar latihan kemandirian Abhi.







#hari1
#T10hari
#gamelevel2
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional



April 25, 2019 No komentar

ALIRAN RASA GAME LEVEL 1

Komunikasi Produktif Bersama Anak Dan Suami




Family Forum 


Awal kali mau menjalankan komunikasi produktif ini, suami tak mau membaca materinya bahkan satu huruf. Putar otak lah saya bagaimana biar tidak cuma saya yang belajar namun beliau pun ikut belajar. Akhirnya saya temukan ide, karena suami masih sering melihat status whatsapp saya, jadi lah kaidah nilai komunikasi produktif saya buat status beberapa kali dan pastinya beliau membacanya.

Alhamdulillah sedikit demi sedikit beliau pun mulai sabar terhadap anak dan lebih baik komunikasinya.
Dan sepulang suami kerja beliau meletakkan gawainya dan menghabiskan waktu bersama anak sembari makan malam, mengobrol bernyanyi sampai anak tertidur. Alhamdulillah bisa berjalan walaupun masa tantangan game level ini telah berakhir.

Komunikasi Bisa Menjauhkan Dan Mendekatkan





Banyak yang saya pelajari dari komunikasi kedua orang tua tentang keterbukaan, kepercayaan dan cara penyampaian. Kita bisa memilih untuk membangun komunikasi yang baik atau seadanya yang hasilnya pun seadanya bahkan bisa memjadi bumerang buat diri sendiri.

Memahami kaidah komunikasi produktif ini saya semakin paham bahwa komunikasi yang baik yang mendekatkan kami berdua sebagai sepasang suami istri.

FoR and FoE


Latar belakang kami berdua yang tidak jauh beda, dibully semasa kecil, menjadi korban kekerasan sesama kecil, didikan orang tua yang keras ini yang menjadikan kami berdua mempunyai watak keras. Ada persamaan pasti ada pula perbedaan, tempat tinggal suami yang berpindah-pindah sejak beliau kecil membuat pengalamannya luas dan dalam memahami karakter macam-macam orang bisa lebih baik.


Dengan memahami latarbelakang masing-masing pasangan membuat komunikasi kami semakin lancar, suami paham kalau saya tidak suka bicara dengan volume keras, namun kini saya bisa lebih halus menegurnya saat berbicara dengan volume keras.

Kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi pasangan dan anak


Abhi sekarang lebih tenang

Tidak mudah menangis

Hubungan dengan suami semakin hangat, dan semakin bisa menjaga perasaan satu sama lain dengan keterbukaan.
Semakin belajar, semakin tahu dimana letak kesalahan saya. Dan dalam menerapan kaidah komunikasi produktif ini berpengaruh sekali terhadap diri sendiri. Tidak gegabah saat ingin mengutarakan sesuatu.



Cara Mempertahankan kaidah komunikasi supaya melekat dalam diri dengan selalu mengedepankan sabar sehingga bisa mengendalikan emosi dan konsisten.







#aliranrasakomunikasiproduktif
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
April 19, 2019 No komentar

Hepatitis Suami Kambuh


Komunikasi Produktif Bersama Pasangan


Hampir satu pekan aku dan Abhi menginap di rumah Eyang Kakung, dan suami datang menjemput. Sesampainya di rumah Kakung, suami langsung tidur aku kira karena sudah malam dan capek, ternyata badannya sedang tidak sehat. Lewat tengah malam ku terbangun karena kegelisahan suami yang tak bisa tidur. Aku pun memegang badannya, astagfirullah ternyata beliau demam. Dicobanya untuk memejamkan mata namun tak bisa sampai akhirnya jam 3 memintaku untuk bersiap pulang ke rumah. Setengah jam kemudian kami berangkat menuju Kendal dengan menggendong anak yang masih terlelap.

Setelah sampai di rumah, suami pun meminum kapsul temulawak karena dirasa hepatitisnya kambuh. "Minum tilungnya yang" kataku padanya dengan panggilan sayang. "Dimana?" tanya beliau, "Di kursi meja makan" jawabku. Alhamdulillah setelah minum obat bisa tidur walaupun demamnya belum turun.

Sinar matahari yang melewati celah tirai jendela membangunkan kami berdua, "Nanti makan lele sama aku buatin mie instan yah" kataku padanya. "Sakitku kambuh ini jangan makan seperti itu dulu" jawabnya, "Lah gak sarapan" desahku. "Nanti tak beli sayur sop di kantor" jawab beliau. Aku pun terdiam dalam batin duh lagi sakit malah tidak sarapan.

Bunyi penjual bubur ayam terdengar, segera ku tawarkan "Bubur ayam yang?" tanyaku. "Kamu saja" jawab singkatnya. Dan ku mulai sedikit emosi, otomatis ku ingat kaidah komunikasi produktif dimana harus mengendalikan emosi, walaupun tak bisa ku sembunyikan muka kecewa. Namun ku tetap membeli bubur ayam dua porsi satu untuknya dan untukku. Setelah suami mandi dilihatnya ada dua mangkuk bubur ayam.

"Makan dulu yang" bujukku pada suami, "Gak lah" tolaknya. "Makan dua tiga sendok, kamu belum makan apa-apa dari tadi" kataku dengan sedikit memaksa namun nadaku tetap ramah. "Udah ya" terangnya, kalau sudah makan setengah porsi bubur ayam, aku tau kalau suami tidak suka bubur ayam namun demi kesehatannya yang memaksakan untuk tetap berangkat kerja dalam kondisi demam.



Beliau menghampiriku dengan mengusap kepalaku dan berkata "trimakasih ya", aku pun membalas dengan senyuman.

Sejak dari sebelum menikah dengannya, aku sudah hafal betul jika beliau sedang sakit, susah-susah gampang untuk melayaninya harus penuh kesabaran dan trik supaya mau makan, mau minum obat, mau istirahat.

Poin komunikasi produktif yang saya terapkan

❤️Mengendalikan emosi

Saat badanku sendiri pun tidak sehat sedang yang ku layani tidak mengijuti saranku akan mudah terpancing emosi. Namun setelah mempraktekkan komunikasi produktif selama dua pekan lebih, aku pun bersyukur emosiku mulai mudah ku kendalikan.

❤️Clear and clarify

Menyampaikan kalimat yang jelas dan memberi kesempatan pada suami untuk memberikan jawaban persetujuan atau penolakan yang ku tekankan disini.

❤️Choose the right time

Percakapan yang berlangsung dipagi hari sebenarnya dalam keadaan pikiran yang jernih namun dengan durasi singkat, maka sebaiknya jangan ada kesalahan jika terjadi kesalahpahaman atau salah satu tersinggung bisa membuat suasana dalam sehari kedepan menjadi tidak enak.

❤️Kaidah 7-38-55

Walaupun percakapan dengan durasi yang singkat tidak boleh juga menyampaikannya dengan tergesa-gesa, tetap tenang dengan bahasa tubuh yang benar, intonasi yang ramah dan pemilihan kosakata yang tepat.

❤️Intensity of eye contact

Nah ini yang terkadang menjadi kendala, karena kami sedang mengerjakan aktifitas berbeda dalam waktu yang bersamaan, sehingga jarang saling memandang saat berkonunikasi. Namun ini bukan menjadi masalah yang besar jika intonasi suara dan kosakata yang diucapkan tidak menyinggung satu sama lain.

❤️I'm responsible for my communication respon

Dari awal percakapan kami fokus pada sarapan suami, makan aku memberi penekanan kalau bahwa sarapan itu penting apalagi saat tidak sehat, walaupun awalnya menolak. Saat suami menolak segara ku atur strategi agar beliau mau sarapan.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Alhamdulillah walaupun sedikit mau sarapan, semoga lelahmu membawa berkah dan sakitmu menghapus dosamu suamiku sayang.


#hari17
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
April 13, 2019 No komentar

Membujuk Potong Rambut


Rambut kepala yang semakin memanjang mengusik telinga Abhi kecilku. Dan kakung pun tak bisa tinggal diam melihat cucunya berambut gondrong. "Abhi duduk dipangku Bunda ya, rambutnya dipotong kakung" ajakku, Abhi pun memberontak tak mau dan lari menjauh. Sampai akhirnya di tidur siang, kakung yang mencuri waktu memotong rambutnya saat terlelap belum berhasil juga karena Abhi terbangun. Sore hari tiba dan masih belum berhasil memotong rambutnya.



Keesokan hari, Abhi bangun pagi tak menangis turun dari kasur dan menghampiriku di dapur. "Selamat pagi, Assalamu'alaikum mas Abhi" sapaku setiap Abhi bangun tidur. "Anak bunda pintar bangun sendiri tidak nangis" pujiku. "Nen" pintanya padaku, kemudian duduk dipangkuanku dan nenen lah dia. Datang Kakung dan berkata "Abhi potong rambut ya" sambil membawa gunting dan sisir.

"Abhi, rambutnya dipotong sama kakung ya" kataku padanya yang sedang asyik nenen. Sesekali dia menangkis sisir dan gunting yang mendekati kepalanya. "Rambutnya dipotong tidak sakit sayang, biar ganteng ya" terdiam dia dan lanjut lagi potong rambutnya. Karena agak lama proses potong rambutnya dia mulai bosan dan beberapa kali berdiri dan lari. "Abhi sini sama bunda, potong rambut lagi" sambilku dekap dipangkuan, "Kemarin siang Abhi keringatnya banyak kan dikelapa karena rambutnya panjang, jadi sekarang dipotong ya biar tidak gerah terus" kataku padanya.

Akhirnya selesai juga potong rambutnya, "Abhi pinter, udah ganteng sekarang" pujiku padanya dan tersenyum dia sambil bertepuk tangan. Abhi bicara sama Kakung, "Trimakasih Kakung" ajarku padanya.

Nilai Komunikasi produktif yang saya terapkan

💛 Keep information short and simple(KISS)

Menurut saya nilai komunikasi KISS ini wajib dilaksanakan saat berkomunikasi dengan siapapun. Apalagi dengan anak-anak yang pemahamannya masih berkembang jadi sebaiknya menggunakan kalimat yang jelas dan singkat agar mudah dicerna.

💛 Intonasi suara dan suara yang ramah

Kalimat yang jelas dan singkat disampaikan dengan suara yang ramah sehingga anak menangkapkan itu bukan sebuah paksaan untuknya.

💛 Refleksi pengalaman

Memberitahu efek dari rambut yang panjang bisa menyebabkan kegerahan dengan cara menyampaikan sebuah pengalaman yang anak sudah rasakan akan lebih efektif karena sudah ada dalam ingatan anak.

💛 Jelas dalam memberikan pujian

Memberikan apresiasi dalam bentuk pujian kepada anak bisa membuatnya lebih bersemangat kedepannya.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐




#hari16
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


April 12, 2019 No komentar

Bahaya Api Bagi Anak Kecil


Abhi Penasaran Nyala Api

Sore hari ku siapkan makan malam untuk Abhi yang sedang duduk manis dipangkuan kakungnya. Ku panaskan sayur sop kesukaanya, api kompor yang belum ku matikan mau ku buat masak ayam. Abhi yang mendatangi dapur mendekatiku melihat nyala api langsung dipegang dengan tangan mungilnya. Sontak ku terkejut, "Eh, Abhi panas" namun terlambat teriakanku padanya. Dalam sekejab Abhi nangis dengan kencangnya merasakan jari tangannya yang panas terkena nyala api. Seisi rumah terkejut dan berlari keluar untuk memetik daun lidah buaya yang akan dioleskan ke jemari Abhi.

"Cup sayang, Bunda pinjam tangannya ya, dioles obat biar sembuh" pintaku padanya sambil perih hatiku melihat jemarinya memerah. Ku bujuk dia untuk diam sambil ku tiup jarinya yang sakit ditengah isakan tangisannya. Hati haru melihat anak kesakitan bercampur marah kepada kakung kenapa kurang bisa menjaga Abhi hingga Abhi ke dapur sendirian.

Ku tenangkan hati ini dengan diam tak banyak bicara. Sesalku tiada tara kenapa tak ku matikan nyala api kompornya. Mengendalikan perasaan di saat yang genting dengan tetap tenang tanpa berusaha menyalahkan siapapun dan fokus pada anak itu yang ku lakukan.

Akhirnya Abhi terdiam dari tangisnya, namun jarinya masih sakit jika tersentuh, "Abhi sabar ya, minta disembuhin Allah" kataku padanya. "Abhi sabar ya, sini bunda tiup tangannya" disodorkan tangannya padaku.

Lama kelamaan cerianya pun kembali dan bisa tidur dalam pelukanku. Setelah keadaan kondusif ku ceritakan kejadianya kepada kakung dan tante yang berada di rumah, dengan nada dan kosakata yang sewajarnya tidak menyalahkan siapa pun.

Nilai komunikasi produktif yang saya terapkan bersama orang dewasa dan anak.


💚 Mengendalikan emosi

Mengelola emoasi yang seperti dicabik-cabik dengan tarik napas dan terdiam sejenak.

💚 Clear and clarify

Menceritakan kejadian yang runtut tanpa menyalahkan siapa pun.

💚 Kaidah 7-38-55

Menahan bahasa tubuh yang menunjukan kemarahan, dengan tetap fokus pada anak.

💚 Choose the right time

Berkata diwaktu yang tepat saat akal sehat lebih didepan bisa meminimalisir kosakata yang menyinggung perasaan orang lain. Ku pilih waktu yang tepat saat hati mulai tenang.

💚 Keep information short and simple

Memberikan kalimat penyemangat dan kalimat menenangkan kepada anak hingga anak merasa dilindungi.

💚 Menunjukan empathy

Bahasa tubuh, mimik muka dan kosakata yang disampaikan benar-benar penuh empathy yang keluar dari hati maka akan sampai ke hati lawan bicara yaitu anak.

💚 Intonasi suara yang ramah

Nada suara yang saya gunakan semakin hari semakin bisa terkondisikan tidak mengikuti emosi negatif yang muncul. Suara yang ramah bisa diciptakan dengan kontrol yang baik dari hati dan akal pikiran.

💚 Observasi

Berusaha memahami kondisi anak dengan cepat hinga bisa memberikan tanggapan yang tepat disaat kondisi yang kurang kondusif.

Result

⭐⭐⭐⭐⭐

Sedih namun lega dengan penanganan yang tepat dan cepat dengan komunikasi yang efektif.

Pentingnya Mengajarkan Bahaya Api Kepada Anak



Usia kanak-kanak yang dipenuhi rasa ingin tahu membuat anak selalu ingin mencoba dan bereksperimen. Terkadang melarang mereka untuk memegang atau bermain api menjadi hal yang sulit.

Terlebih dalam keseharian, kita pun tak bisa melepaskan diri dari penggunaan api. Sehingga, tak jarang anak mengalami trauma bila tangannya pernah terkena api.

Menanamkan pemahaman mengenai bahaya bermain api bisa dimulai sejak dini. Pembelajaran ini akan melalui proses panjang yang masuk dalam memori anak tanpa pemaksaan.

Cara mengajar anak agar tidak bermain api sebagi berikut (id.theasianparent.com).

a. Mulailah mengenalkan konsep termal (panas dan dingin) pada anak sejak dini.

Caranya :

Sentuhkanlah telapak tangan bayi (usia 8 bulan ke atas) pada gelas minuman yang sedang Anda pegang.
Sebutkan kondisi gelas tersebut, misalkan dengan mengatakan, “Gelas ini panas,“ (walaupun sebenarnya hangat) atau, “Gelas ini dingin.”

Lakukan penekanan pada kata “panas” atau “dingin” agar anak memberikan perhatian serta memahami konsep kata dan menghubungkannya dengan pengalaman sensorisnya.

Lakukan dengan dalam suasana hati yang riang, sehingga anak tidak merasa takut.

Lakukan berulang kali, dalam berbagai kesempatan, hingga anak memahami konsep panas dan dingin.

b. Berikan penjelasan pada balita Anda (usia 18 bulan ke atas) tentang bahaya api
Misalkan ketika Anda menyalakan kompor di dekatnya, jelaskan padanya, bahwa Anda menggunakan kompor dengan hati-hati. Lakukan berulang kali, agar benar-benar tertanam di memorinya.

c. Apabila balita Anda amat tertarik pada api, ajaklah ia menyalakan lilin

Cara mengajar anak lainnya adalah dengan memberikan pengalaman. Bimbing jari mungilkan ke dekat lilin dan biarkan ia merasakan sensasi panas di kulitnya. Hal itu akan menjadi pengalaman berharga yang membuatnya berpikir berulangkali untuk bermain-main dengan api.

Tak ada salahnya bila sesekali Anda melakukan acara barbeque ataupun membakar sate bersama balita. Biarkan mereka mengetahui panasnya api hanya dengan berdekatan dengan sumber api.

d. Melalui buku dan mainan

Bacakan buku anak-anak yang memuat tentang kebakaran beserta akibat-akibatnya. Anak laki-laki biasanya senang dengan mobil. Perlihatkan gambar ataupun mainan mobil pemadam kebakaran, sambil jelaskan fungsinya. Anda juga bisa bercerita bahwa bila anak-anak bermain api, dapat terjadi kebakaran dan harus dibantu oleh mobil pemadam untuk meredakan apinya.

e. Ajarkan untuk meminta bantuan

Hal yang juga penting untuk kita tekankan pada balita adalah, mintalah ia untuk memberitahu Anda apabila ia ingin menyalakan api.

Dan pastikan, Anda mempunyai waktu luang untuk menemani dan selalu mengawasi aktivitas balita Anda.


#hari15
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
April 11, 2019 No komentar

Saat Tak Bisa Main Air


Keceriaan anak kecil membuat rumah kami jauh dari sepi. Kemauan anak yang sangat kuat menjadikan kami sebagai orang tua harus punya trik jitu tanpa kekerasan jika harus melarang sesuatu. Pagi yang cerah suami mencuci mobil yang kotor terkena hujan kemarin, dan aku pun menyuapi Abhi di beranda rumah eyang.

 "Abhi makan di depan rumah yuk, sambil liat Bapak cuci mobil" ajakku menghindarkan televisi dari pandangannya. Sekelebat dia mengikutiku menuju depan rumah.

"Sini Abhi pangku Bunda sambil sarapan, bismillahirrohmanirrohim" satu suap masuk kemulut mungilnya sembari dia pandangi Bapaknya yang sedang mencuci mobil.

Tak tahan Abhi pun berusaha menuruni tangga untuk mendekati air kran yang mengguyur badan mobil. Namun karena baru makan dan baru sembuh dari flu tak ku ijinkan dia bermain air. "Abhi di sini saja sama Bunda, di bawah basah ya, makannya dihabiskan dulu, bisa?" perintahku dengan ramah sambil ku pegang badannya yang mau menuruni anak tangga. Kembali dia ke duduk dan makan.

Ketika langkah kakinya mendekati anak tangga lagi "Abhi kemarin waktu sakit batuk pilek tidak bisa main kan, nanti kalau main air terus sakit lagi tidak bisa main lagi, mau?" tanyaku padanya. Dia memang belum bisa menjawab namun dia paham apa yang ku ucapkan.

Anak dengan kemauan keras dan kuat ini terkadang membuat kewalahan membuatku sering menghela napas panjang dan memaksa bersabar. Sarapan pagi habis dia lahap dan kegiatan cuci mobil suami beralih menjadi mengelap badan mobil, kini ku perbolehkan Abhi mendekati mobil namun dengan syarat tidak main air dulu. "Abhi sini bantu Bapak lap mobil" ajakku, senyum-senyum dia mendekati mobil. Tak ada foto yang bisa diabadikan karena tidak membawa handphone saat tau suami lagi cuci mobil.

Poin komunikasi produktif yang diterapkan.

🌻 Mengendalikan emosi
Dalam menjalankan komunikasi produktif tak hanya orang tua yang harus mengelola emosi, anak pun diajarkan yang sama sehingga anak tak mudah tantrum.

🌻 Keep information short and simple
Terkadang kalimat yang saya gunakan masih panjang tetapi saya rasa sudah semakin mengalami perbaikan setiap harinya.

🌻 Kaidah 7-38-55
Melarang sesuatu kepada anak harus dengan cara yang ramah jika dengan sedikit kekerasan anak bisa langsung menangis, marah dan tantrum.

🌻 Menyatakan keinginan
Disini apa yang saya inginkan saya utarakan dengan halus tidak seperti memerintah dengan nada keras.

🌻 Reflesi pengalaman
Setiap hal yang tidak mengenakkan bagi anak biasanya dia bisa mengingatnya dengan baik, maka memberi nasihat dengan merefleksi pengalaman dia kemarin berhasil membuat dia paham kenapa main air dilarang pada saat ini.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐






#hari14
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

April 10, 2019 No komentar

Belajar Dari Pengalaman



Abhi Menuruti Nasehat Bunda



Jam didinding rumah menunjukkan waktunya untuk melakukan aktifitas rutin beberes rumah. Pertama yang kupegang sapu dan kemudian membersihkan lantai, sedangkan Abhi masih asyik bermain dengan mainannya. Kulanjutkan dengan mengepel lantai, "Bunda mau ngepel lantai,Abhi jalannya pelan-pelan ya" kataku padanya sembari berdoa semoga Abhi tidak terpeleset lantai yang licin.

Lantai kamar tidur sudah sisanya lantai ruang keluarga tempat bermainnya Abhi. Berlari dia memhampiriku yang sedang membersihkan sudut-sudut ruangan.

"Ayo Abhi jalan pelan-pelan, Abhi pernah jatuh kan dulu karena lari terus kepleset lantai yang licin" kataku padanya.

Setelah mendengar apa yang kusampaikan kemudian Abhi berjalan pelan dengan penuh kehati-hatian.

"Pinter anak bunda" pujiku, setiap kali mendengar pujian lalu bertepuk tangan lah dia.

"Abhi main sendiri dulu ya, kalau ngepelnya sudah selesai nanti bunda temani" perintahku padanya, mulailah dia menjauhiku dan memegang mainannya kembali.

Alhamdulillah ngepel lantai bisa berjalan kondusif tanpa drama dan rumah pun bersih sebelum suami pulang.



Nilai komunikasi produktif yang ku terapkan.

🍓 Keep information short and simple
Seperti biasa kalimat yang diutarakan sebaiknya tidak panjang dan secukupnya.

🍓 Refleksi pengalaman
Memberitahu atau mengingatkan kembali pada anak jika ia pernah terjatuh akibat berlari dilantai yang licin.

🍓 Intonasi suara dan gunakan suara ramah
Walaupun anak suka teriak-teriak harus tetap menggunakan intonasi yang ramah dan hangat agar anak mau mengikuti kita.

🍓 Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan
Pada dasarnya semua orang senang dipuji, pujian bentuk apresiasi kepada anak yang telah mau mengikuti apa yang saya perintahkan.


#hari13
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


April 09, 2019 No komentar

Tegas Kepada Anak Dengan Terapkan komunikasi Produktif


Abhi Penyuka Snack Kriuk

Dunia anak memang dunia bermain yang ceria penuh canda tawa dan ingin selalu bebas, karena dari sebuah permainan anak pun bisa belajar. Kami sebagai orang tua menginginkan memperbesarkan anak dengan penuh kasih sayang namun tidak memanjakan anak. Sikap tegas dalam mendidik anak akan mempengaruhi kebiasaannya kelak. Memberi ketegasan dalam melarang sesuatu hal kepada anak bukan dengan menakut-nakuti, misalnya jangan seperti itu nanti bapak marah, cara seperti ini bisa membuat anak tidak mengetahui alasan yang sebenarnya kenapa tidak diperbolehkan dan yang dia berpikir menjadi takut karena bapaknya akan marah jika ia melakukannya. Salah dalam mensugestikan sesuatu kepada anak tentang peran masing-masing orang tua itu cukup berbahaya.



Sebagai seorang ibu pasti sedih jika lihat anaknya menangis, merengek meminta sesuatu, ya bisa di katakan tidak tega-an. Ibu memberikan perhatian penuh kepada buah hatinya bukan berarti harus memanjakan dengan menuruti semua yang diinginkan sang anak. Saat suami bertindak tegas kepada anak rasanya ingin sekali membela anak, namun parenting yang tidak kompak sama saja kita tidak konsisten dan menjadikan anak memihak salah satu yang menguntungkan baginya. Bukan untuk menjadi raja tega, tetapi mengajarkan batasan kepada anak.

Saat perjalanan ke Solo kami, suami berhenti di rest area dan membeli beberapa kebutuhan dijalan. Suami yang suka cemilan keripik, belilah beliau snack kriuk yang berbumbu instan dan mengandung MSG. Kami sangat memperhatikan tentang asupan makanan Abhi karena masih dalam masa pengobatan, jadi sangat dihindarkan dari MSG. Ketika suami memakan snacknya dan Abhi melihat, langsung Abhi meminta juga untuknya. "Abhi boleh nyicip sedikit ya, ini banyak micin(MSG)" kata suami. Abhi meminta lagi dan lagi karena sesama pengemar cemilan gurih.

Abhi menarik tanganku dan meminta untuk diambilkan snack, aku pun mengambilkan untuknya, kemudian suami melihat dan menegurku. "Loh dikasih lagi, tadi sudah tidak kukasih, karena sudah makan beberapa" katanya padaku. "Oalah, ku tidak tau kalau sudah tidak boleh, pantas minta diambilkan aku" jawabku. Habis sudah snack yang kuberikan tadi dan Abhi pun minta lagi padaku, "sudah habis Abhi, makan roti saja ya" bujukku pada Abhi. Abhi setuju dan memakan roti yang kusuapkan walaupun dengan mimik muka yang kecewa.

Sikap tegas itu tidak identik dengan kekerasan. Ketegasan kepada anak bisa dengan pilihan kalimat yang tepat untuk menjelaskan kepada anak tentang aturan boleh dan tidak boleh. Mendidik anak, idealnya harus sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, yakni menerapkan pola asuh dengan penuh cinta dan kasih sayang, serta bersikap dan bertindak tegas dalam menjalankan kedisiplinan.

Poin komunikasi produktif yang diambil

✏️ Keep information short and simple
Apa yang kusampaikan kepada Abhi tidak dengan kalimat panjang, karena anak seusia dia belum paham bila dijelaskan panjang lebar.

✏️ Mengatakan keinginan
Menyampaikan keinginan untuk tidak memakan snack lagi jelas dan menggantinya dengan memakan roti.

✏️ Observasi
Raut muka yang kesal karena dilarang, namun tidak ada 5menit dia pun kembali ceria.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Suami menegur dengan kalimat yang masih ramah, tidak dengan nada tinggi. Dan cara penyampaian yang baik kepada anak tentang aturan demi kebaikannya bisa dia pahami.




#hari12
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional


April 08, 2019 No komentar

Diam Untuk Menahan Amarah Dengan Nilai Komunikasi Produktif

Abhi Dilanda Gatal Tengah Malam


Masih seputar menahan emosi yang lebih khususnya menahan marah kepada anak. Saat anak sakit pasti akan manja minta segera dituruti keinginannya, dan ini berlaku pada Abhi. Abhi mempunyai karakter kulit sepertiku, saat pergantian musim kulit telapak kaki akan muncul bintik-bintik merah yang terasa gatal yang sudah berlangsung kurang lebih 4hari dan semakin hari semakin banyak dan intensitas menggaruk semakin sering. Duh sayang, tangan bunda lah yang dia minta untuk menggarukan kakinya. Sebelum naik kekasur untuk tidur, Bapak mengajak Abhi untuk mencuci kaki agar tidak gatal nanti saat tidur.

Menjelang pukul 02.00 dini hari Abhipun terbangun dari tidurnya karena kakinya yang gatal, alhasil suamipun terbangun dengan kesal namun masih bisa menahan emosinya. Duh nak, jam segini bangun sampai menjelang subuh baru bisa tidur lagi sedangkan suami yang paginya harus bekerja. Beberapa kali saya mencoba menidurkan Abhi namun gagal dan gagal lagi karena gatal yang cukup mengganggunya. "Tidur kamar sebelah ja pak, besok kan kerja" kataku pada suami. Suamipun pindah kamar dengan menahan emosi sekuat tenaga. Untuk menghindari bersikap negatif kami berdua mengendalikan diri dengan mengambil napas panjang dan memejamkan mata sejenak. Dan kutak bisa mengubah situasi ini dalam sekejab, jadi kumengubah cara pandang dengan kurasa marah tak akan ada gunanya, ini yang membuat perasaanku menjadi lebih baik dengan mengubah sudut pandang.

"Abhi ayo bobo sambil nenen, kakinya digaruk bunda" mintaku dengan sangat karena mata inipun diselimuti kantuk sambil kutahan emosi yang semisal meledak mungkin bisa menghanguskan penggorengan. Awal mempunyai anak, seringku pukul dia karena belum bisa mengendalikan emosi dengan baik. Sekarang sudah semakin baik pengendalian emosiku hingga saat amat jengkel kepada Abhi tanganku tak mendarat kebadannya. Namun fokus disini bukan untuk membuatku berubah menjadi monster tetapi fokus pada bagaimana solusinya untuk menghilangkan gatal pada kaki Abhi.

Demi kenyamanan anak dan menjaga emosi satu sama lain kamipun hanya berkata seperlunya menghindari perkataan dengan nada tinggi karena situasi sangat tidak mendukung. Karena rasa empati yang muncul bisa menekan emosiku, kasian melihat Abhi yang tak nyenyak tidurnya, membuatku tak kuasa memarahinya.

Lebih banyak diam bukan berarti acuh namun sikap diam bisa membuat suasana tidak menjadi semakin kacau.

Alhamdulillah Abhi bisa tertidur jam 03.00 dan kamipun melanjutkan tidur sampai adzan subuh berkumandang. Sebangunnya kami suasanapun kembali cair seperti tak ada apa-apa. Kemudian perbincangan dimulai dengan membahas obat gatal Abhi. "Nanti pulang kerja belikan obat gatalnya Abhi ya Pak" pintaku pada suami. "Laiya apa obatnya kemarin kan udah aku tanyain", jawabnya dengan nada datar tak tinggi. "Di kotak obat sirupnya yang dulu nanti aku carikan" jawabku padanya.

"Nah ini obatnya" tunjukku padanya sambil memperlihatkan botol obat.

Diam iya diam. Terkadang dengan diam kita bisa menyelesaikan masalah tanpa mengedepankan emosi. Dan kemudian memulai menyelesaikan masalah disaat yang tepat.



Nilai komunikasi produktif yang kami dapat

❤️Mengendalikan emosi
Jelas disini kami berdua sangat menahan emosi selama lebih dari satu jam demi anak.

❤️Clear & clarify
Kami berdua yang dengan sabar tak menyalahkan satu sama lain saat membahas tentang obat.

❤️Choose the right time
Memilih tetap tenang saat dini hari, dan membahas obat saat pagi hari ketika pikiran dan hati sudah lebih tenang.

❤️Kaidah 7-38-55
Membuat kita suasana senyaman mungkin dengan bahasa tubuh yang baik (55%), intonasi yang ramah (38%), kosakata yang diutarakan tidak berlebihan dan menyudutkan ketika menghadapai masalah (7%).

❤️Intensity of eye contact
Pandangan yang hangat, melihatnya saat berbicara cara menghargai lawan bicara.

❤️I'm responsible for my communication respon
Kali ini bisa merumuskan kesimpulan dari bahasan tanpa adu pendapat

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Mata jendela hati
hati yang bersih bisa menahan emosi
emosi hilang dengan akal sehat
akal sehat ucapkan kata-kata yang benar
perkataan yang benar disaat yang tepat
komunikasi yang tepat membuat hidup bahagia




#hari11
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


April 07, 2019 No komentar

Kenalkan Warna  Dengan Komunikasi Produktif Kepada Anak


Abhi Bermain Bola Warna-Warni


Pola bermain anak tipe visual seperti Abhi tak lepas dengan warna. Warna dan aktifitas fisik yang ia sukai. Bermain dengan permainan yang sama sebanyak dua kali sudah membuatnya bosan. Inilah tantanganku setiap hari memikirkan permainan baru dan menarik bagi dia. Abhi si unik yang sangat hangat kepada bapak ibunya membuatku semakin mengidolakannya. Bunda tak boleh kehabisan ide untuk membersamaimu nak.

Mengenal Warna Mulai Dari Warna Dasar

"Yuk Abhi main sini sama Bunda." Ajakku.. "Hore bola warna-warni, ada yang merah,kuning,biru" sambilku perlihatkan padanya satu persatu. "Sekarang kita main pindah bola, bole merah dimasukkan ke mangkok warna merah, Abhi bisa ya, yuk sama Bunda" ajakku.
Tiga bola dia mau memindahkan ke tempat yang baru, "pinter Abhi bisa" pujiku,  kemudian lari lagi. Abhi si kabur-kaburan.he. "Ayo Abhi sini lagi bolanya masih banyak yang belum dipindah" perintahku dengan ramah. Datanglah dia kembali, dan bermain bersama kembali.

Belajar Warna Dengan Lagu Buatan Bunda

Belajar mengenal warna bisa dengan melantunkan lagu, jadi kubuat lagu khusus buat Abhi. "Bunda punya lagu buat Abhi yuk nyanyi bareng" ajakku. Bertepuk tangan saat kunyanyikan untuknya.
Judul  Bolaku Ada Lima
Lirik  Bolaku ada lima
         Rupa-rupa warnanya
         Merah, kuning dan biru
         Hijau tua dan ungu
         mengglinding bola hijau
         hatiku sanggat kaget
         bolaku tinggal empat
         dipeganga erat-erat

Belajar Mengkaitkan Warna Dengan Objek


Ku ambil lima mainan Abhi yang berbeda-beda warnanya. "Abhi" panggilku, menolehlah dia kearahku. "Bunda punya apa ini ya?" tanyaku, "Mobil polisi warna ....... (kukasih jeda sesaat) merah, robot warna ........ kuning, kereta api warna....... biru, bola kecil warna ....... hijau, bola basket warna ....... orange, gelas warna ...... ungu." jelasku padanya. Dilihatnya satu persatu benda yang aku jejer dihadapannya. Banyak benda yang bisa dibuat media pembelajaran anak.

Bermain bersamanya tidak cuma menguras ide, tenaga dan juga emosi. Disini pentingnya mengendalikan emosi.Komunikasi yang aku bangun disini tanpa paksaan namun banyak rayuan.



Nilai komunikasi yg dalam diambil
🌻 Keep information short & simple
Dalam mengajak anak bermain dengan kalimat pendek yang jelas. Dan dalam memberikan perintah tidak berbelit-belit.
🌻Memberikan pujian
Pujian seperti afirmasi posotif, pujian yang diberikan memberikan anak merespon bahagia dan merasa dihargai.
🌻Mengganti kata "Tidak Bisa" menjadi "bisa"
Membubuhkan kata "bisa" pada kalimat perintah dengan maksud memberikan semangat pada anak kalau dia pasti bisa setelah mencoba dahulu.
🌻Mengendalikan emosi
Emosi yang terkendali merupakan peranan penting demi komunikasi yang efektif.
🌻Observasi
Waktu fokus anak semakin hari semakin baik dengan komunikasi yang baik pula.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Proses belajar mengenal warna bisa berjalan sesuai harapan, semoga Abhi merekam baik apa yang sudah diajarkan.

Bermain bola warna ini merupakan cara mengenalkan warna pada balita. Ada beberapa tips mengenalkan warna pada anak, sebagai berikut :
a. Mulai dari warna dasar
b. Kaitkan warna dengan objek tertentu
c. Sisipkan dalam percakapan sehari-hari
d. Gunakan alat bantu
e. Belajar menggunakan lagu

#hari10
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


April 06, 2019 No komentar

Mengenali Gaya Belajar Anak


Abhi Baca Buku Warna-Warni


Beberapa hari yang lalu komunitas Ibu Profesional Semarang mengadakan kuliah online melalui aplikasi Whatsapp yang mengundang narasumber Ibu Titis dari Komunitas Edu & Health yang membahas Block Auditory. Apa itu "Blokir auditory adalah pendengaran anak seolah-olah tidak berfungsi baik atau tidak mendengar sesuatu karena melihat gambar dengan konsentrasi tinggi. Jadi sebenarnya anak mempunyai fungsi pendengaran yang normal, tetapi pendengarannya seolah "tertutupi" karena berkonsentrasi penuh terhadap hal lain"(Titis Alit Triyani, M.Psi.T.2019). Berbekal kulwap (kuliah whatsapp) ini aku buat kesepakatan kepada suami untuk semakin konsisten dan mengurangi jatah anak nonton televisi.

Sebenarnya pengurangan waktu Abhi menonton televisi sudah kami jalakkan sedari setahun yang lalu, namun belum konsisten. Sekarang Abhi suka sekali menonton televisi sampai tidak menoleh saat dipanggil, ini merupakan peringatan jika dia harus dikurangi nonton televisi dan dialihkan kekegiatan fisik yang lebih terarah untuk menyalurkan energi dia yang tak ada habis-habisnya. Sekarang sehari Abhi hanya 1-2jam saja menonton televisi dan itu cuma tayangan anak yang mendidik. Tak bisa dipungkiri kalau Abhi anak dengan karakter visual learner (pembelajar tipe visual) kemudian aku lebih memberikan buku-buku yang berwarna-warni dengan tema yang dia sukai seperti mobil dan hewan.



Mulai setelah selesai makan aku menjadwalkan pola bermain Abhi untuk mempertajam motorik kasar dan halusnya. Mengajak dia bermain dengan fokus sudah menjadi tantangan buatku. Kali ini aku memberinya buku yang dia sangat sukai, yaitu buku alat transfortasi anak dengan ada suara dari masing-masing jenis alat.

Abhi sedang asyik berguling-guling main cilukba dengan bantal dikasur bersamaku. "Yuk Abhi baca buku sama Bunda di sini, bisa ya.!" ajakku dengan singkat, jelas dan ramah. Kubuka perlahan buku yg ia gemari, kubolak-balik hingga membuatnya tertarik dan menghampiri buku itu. "Mau dibuka lagi.?" tanyaku melihat Abhi merengkuh buku dan membuka halaman baru. "Ini mobil polisi mau tangkap penjahat, penjahatnya dikejar sama pak polisi, penjahatnya nakal, Abhi naik baik jadi tidak ditangkap pak polisi ya." ceritaku padanya sambil menunjuk salah satu gambar dihalaman pertama.

Dihalaman kesekian, terpampang gambar helikopter salah satu jenis alat komunikasi yg ia sukai. "Ini helikopter warna biru terbang ke atas langit, bisa terbang tinggi, pergi ke tempat jauh, lihat pemandangan bagus." Ceritaku padanya. "Temannya Bapak yang jadi Pilot bisa terbangin helikopter itu rajin belajar, jadi Abhi kalau mau jadi pilot harus belajar rajin biar cerdas" ceritaku padanya.



Poin kaidah komunikasi produktif yang diterapkan, yaitu :
💮 Keep information short and simple
💮 Choose the right time
💮 Ganti kata "Tidak Bisa" menjadi "Bisa"
💮 Intonasi suara ramah
💮 Mengganti nasehat menjadi refleksi pengalaman

Mengenal Cara Belajar Anak

Mengenali cara anak belajar ini sangat penting, biar proses penyerapan anak terhadap apa saja yang sudah kita ajarkan mendapat hasil yang maksimal. Dan ada beberapa tipe gaya anak belajar.

1. Pembelajar tipe Auditori (pendengaran) atau auditory learner.
Para pembelajar auditori adalah pendengar yang baik, mereka cenderung dapat menyerap informasi lebih efisien melalui pendengaran.

2. Pembelajar tipe Visual (penglihatan) atau visual learner.
Para pembelajar tipe visual cenderung lebih berhasil dalam pembelajaran yang menggunakan sesuatu yang dapat dilihat, misalnya gambar, foto, peta, diagram, grafik.

3. Pembelajar tipe kinestetik/taktil atau kinesthetic/tactile learner.
Para pembelajar tipe ini cenderung lebih berhasil dalam pembelajaran bila dia mengalami, bertindak, mempraktekkan, bergerak, menyentuh dan menggunakan jari-jari (motorik halus) untuk mengingat dan membangun konsentrasi.

Manfaat Mengenal Tipe Belajar Sebagai Orang Tua

•> Setiap anak memiliki potensi belajar yang dapat dimaksimalkan dan tidak mudah stress.

•> Sebagai orang tua dan guru, memahami gaya belajar anak merupakan langkah pertama dalam memaksimalkan potensi belajar anak.

•> Guru dapat membantu peserta didik belajar lebih efisien melalui cara mengajar yang dapat mengakomodir berbagai tipe gaya belajar.

•> Memahami gaya belajar diri sendiri dan orang lain dapat membantu anda dalam proses belajar-mengajar yang lebih efektif dan efisien, serta melakukan kerja sama dengan orang lain dalam hubungan yang lebih baik.

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Memenuhi kebutuhan anak dengan cara yang bijak, sehingga bisa tersalurkan kepada anak dengan benar. Alhamdulliah respon Abhi baik dan sesuai harapan.

Play hard, Learn Hard

#hari9
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional

April 05, 2019 No komentar

Mengajarkan Nilai Ibadah Pada Anak Sejak Dini


Abhi merupakan seorang anak yang berkemauan kuat, dan dia tau benar apa yang diinginkan. Abhi mudah tantrum, setiap kali mempunyai keinginan pasti akan berudaha maksimal untuk mendapatkannya, namum disaat dilarang pasti amarahnyapun akan totalitas keluar. Ada sebuah keuntungan anak yang punyai kemauan kuat bahwa dia tidak mudah putus asa dikemudian hari. Saat menjumpai anak yang sedang dalam keadaan amarah, biasanya seorang ibu akan tidak mau mengalah dengan anak dan ibu selalu menang dan benar. Semua itu terjadi jika ibu tersebut belum mengenal baik anaknya, belum bisa berkomunikasi secara efektif kepada anak dan mempelajari ilmu parenting yang belum dalam atau masih kulitnya saja. Dan ini yang terjadi pada saya sebelum mengenal ilmu parenting dengan baik. Yang membuat rasa bersalah saya kepada anak karena belum bisa mengenal dengan baik dia dan belum bisa menerapkan nilai-nilai dalam berkomunikasi produktif dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu akan menjadi pembelajaran berharga bagi saya selaku menjalakan peran seorang ibu.


Belajar Wudhu yang Asyik


Ketika adzan dhuhur dari pengeras suara mushola dikumandangkan, sayapun beranjak dari tempat duduk dan mengambil wudhu. Abhi yang mempunyai hobi mengalirkan air dari kran, sensitifitasnya terhadap gemericik air dengan sekejap sudah berada disamping saya dan ingin ikut bermain air. Biasanya saya melarang dia untuk mendekati air, menyuruh menjauhi saya saat wudhu dengan alasan bajunya nanti basah. Namun saya seketika sadar kapan lagi anak mau diajarkan tentang cara beribadah, paling tidak dia tau kalau air itu fungsinya tidak hanya untuk mandi dan minum, melainkan untuk berwudhu sebelum mengerjakan sholat. Saya sadar betul jika mengajarkan anak tentang nilai-nilai agamapun harus sejak dini supaya terpatri dalam hati dan perilakunya. Mengajarkan sesuatu kepada balita mempunyai tantangan tersendiri, membuat anak tertarik kepada aktifitas yang kita ajarkan, memberikan pemahaman tentang apa aktifitas tersebut, membuatnya mau melakukan dengan benar dan hingga menjadi sebuah kebiasaan baik.

Dan perbincangan kami dimalui saat Abhi datang menghampiri saya yang berwudhu. "Abhi mau suka main air ya, tapi ini bunda lagi tidak main air, bunda mau wudhu." penjelasanku pada dia. Abhi menengadahkan kepalanya melihat kearahku yang masih tangaannya berada di bawah aliran air kran tempat saya akan wudhu.

"Bunda wudhu dulu ya nanti gantian Abhi." perintahku dengan halus. Namun tangannya tetap berada di bawah aliran air yang menyebabkan beberapa kali menghalangi air jatuh langsung ke tubuh saya yang mengakibatkan wudhu saya batal dan harus mengambil wudhu lagi. Kejadian ini berlangsung agak lama hingga baju dan celana Abhi menjadi basah kuyup.

Sayapun menghela napas untuk mengendalikan emosi, sabar nanti baju bisa dicuci bersih lagi, ini mumpung anaknya tertarik diajarkan, tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan baik.

Masih dengan nada ramah, saya mulai mengajarkan tahap berwudhu kepada Abhi. "Yuk Abhi wudhu, muka dulu 3kali, tangan 3 kali, kepala 3 kali, kaki 3 kali." saya masih memegangi tangan mungilnya ketika mengajarkan berwudhu. Kegiranganlah dia badannya basah kuyup, lantai sebelah tempat wudhupun basah. Tak apalah gumam dalam hati.

Do'a Bersama Bunda


Kemudian lanjut ganti baju, tak berhenti sampai disini, saya mulai berbicara kepadanya setelah wudhu bunda mau sholat. "Habis ganti baju Abhi, bunda mau sholat, nanti Abhi duduk disamping ya, sabar tidak usah ganggu bunda sholat." kataku pada Abhi.

Ketika saya sholat Abhi memang tidak duduk diam disebelah namun dia asyik main sendiri tanpa mengganggu saya sholat. Setelah saya menengok kanan kiri saat mengucapkan salam tanda sholat berakhir, Abhi langsung menghampiri dan duduk dipangkuan saya. Dia sudah hafal kalau bunda berdoa setelah selesai sholat dan biasanya diapun ikut saya ajarkan menengadahkan tangan dan berdoa memohon kepada Allah. "Abhi berdoa dulu ya, ya Allah berikanlah Abhi kesehatan dan kecerdasan, jadi anak yang sholeh, diberi masa depan dan jodoh yang baik, ya Allah aamiin." Doaku bersamanya.


Lantai yang basah, tambahan baju yang kotor karena mengajari dia wudhu terbayar sudah dan hati tak gondok karena hal itu. Tantangan demi tantangan harus saya siasati, melebur bersama anak terhadap proses belajarnya. Sedikit demi sedikit mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang harus dikuasai untuk bekal menghadapi tantangan dunia saat dia dewasa.



Kaidah dalam komunikasi produktif yang saya terapkan sebagai berikut:
✓ Mengendalikan emosi
✓ Keep information short and simple
✓ Menggunakan intonasi yang ramah
✓ Kaidah 7-38-55
✓ Mengatakan keinginan
✓ Choose the right time
✓ Observasi

Result

⭐⭐⭐⭐⭐

Alhamdulillah, masyaAllah respon Abhi baik semoga selalu seperti ini, dan semua ini tak akan berhasil tanpa kuasa Allah. Semoga semua Ibu dimudahkan dalam mengajarkan kebaikan kepada anak-anaknya. aamiin.



#hari8
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang

@institut.ibu.profesional
April 04, 2019 No komentar

Sandal dan Gatal


Komunikasi Bersama Anak

Saya adalah orang paling dekat dengan anak, setiap hari saya habiskan bersamanya. Menemani bermain, menyiapkan semua kebutuhannya, mengajarkan semua hal kepadanya termasuk berkomunikasi, namun apakah yang saya lakukan sudah baik dan positif. Sebuah katapun memiliki energi, sudahkah kata-kata yang saya sampaikan ke anak sudah efektif dan menciptakan hubungan yg positif dan baik kepada anak. Setiap kata yang keluar dari bibir kita mempunyai tujuan dan energi.

Bunyi klakson dari motor ibu penjual sayur keliling terdengar sampai telinga Abhi, tanpa pikir panjang ditinggalkan mainannya lalu menghampiri saya untuk turun dan keluar rumah bersama. Dia sangat paham bahwa inilah saatnya bermain diluar rumah, ketika matahari belum terlalu terik dan bayang tembok rumah masih memberikan teduhnya. Kugendong Abhi menyusuri tangga sambil menyampaikan sebuah perintah dengan cara halus kepadanya.



"Abhi nanti sebelum main lari-lari pakai sandal dulu ya" kataku. Abhi melihat kearahku dengan tertawa lepas bahagia bisa main diluar rumah.

Saya ambil sandal dan memakaikan dikakinya, geliat tubuhnya tak sabar untuk segera berlari. "Sebentar sayang, kalau gak pakai sandal nanti kakinya tambah gatal." sekecap diam dan pasrah. "Nah pinter anak Bunda, hati-hati kalau ada motor" pujiku.

Rumah kami yg tidak memiliki halaman dan langsung bersebelahan dengan jalan membuat dia bermain dijalan masuk perumahan. Saya mengawasi dia yang berlari kegirangan sembari belanja.

Disini saya tekankan lagi bahwa Bunda punya aturan baik yang harus dipatuhi sama Abhi. Terlihat sepele memakai sandal, namun tidak bagi Abhi karena dia lebih tertarik dengan alam bebas. Sebuah perintah yang diutarakan dengan halus dan menjelaskan manfaatnya menjadikan dia paham dan mau mengikutinya tanpa terpaksa. Kalimat yang jelas, singkat dengan intonasi yg ramah membuat anak tidak tantrum, karena Abhi mudah sekali tantrum.

Nilai-nilai dari komunikasi produktif yg diterapkan
✓ mengendalikan emosi
✓ keep information short & simple
✓ intonasi suara ramah
✓ ganti perintah dengan pilihan
✓ observasi

Result
⭐⭐⭐⭐⭐

Tegas itu perlu namun tidak dengan cara yang kasar dan memaksa.



Komunikasi Bersama Pasangan

Terkejut saya yang biasanya sepulang kerja tanya masak apa, ini tanya kapan saya mau bermalam di rumah orang tua saya. Pertanyaan itu dilontarkan suami saat saya masih cuci piring. Dalam batin sayapun bertanya-tanya, apa ada pendidikan luar kota lagi atau mau nonton saya teman kerjanya makanya saya diantar ke rumah orang tua. Ah buru-buru saya tepis pikiran tak berfaedah dari otak saya. Akhirnya sayapun bertanya balik " memang kenapa yank.?" (sapaan sayang pada suami). Namun dia tak bergeming sepatah katapun.

Setelah urusan dapur selesai, kemudian saya menyuapi anak, duduklah kami berhadapan dan suami memulai pembicaraan. Beliau ingin berdiskusi tentang diminggu ketiga bulan ini ada 2hari libur, enaknya bagaimana kita mengatur jadwal, kapan saya dan anak menginap lama di rumah orang tua dan kapan mau ke Solo. MasyaAllah suami sudah menerapkan point komunikasi produktif choice the right time, dengan mengulang bertanya saat saya siap untuk menjawab.

Suamiku idolaku.


#hari7
#T10hari
#gamelevel1
#bunsayjateng
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional


April 03, 2019 No komentar
Newer Posts
Older Posts
  • Dongeng Bima Tidak Bisa Bangun Pagi
    Berbagi Tempat Duduk "Ayo naik, Abhi langkahnya yang lebar," Abhi berusaha memasuki pintu bus BRT sendiri tanpa Bunda gendo...

Mengenai Saya

Foto saya
Sudut Pandang Oky
Lihat profil lengkapku

About me

Seorang istri dan ibu muda yang sedang belajar dan ingin berbagi.

Follow Us

Labels

Aliran rasa Binar Bunda Sayang Cerdas Finansial Dongeng Family Project Fitrah Keimanan Fitrah Seksualitas Grab your imagination Grain Gym Healthylife Herbal Holistic ibu ilovemath Institut Ibu Profesional Kecantikan kelas batalyon Keluarga multimedia Kesehatan Komunikasi Produktif Lifestyle Literasi Makna Cerita Melatih kemandirian anak Memahami Gaya Belajar Anak Misi Asik Olahraga Parenting PAUD Pejuang Literasi prosa Sehat Semua Anak Adalah Bintang Sensory play Stimulasi Anak Suka Membaca Thik Creative TK

recent posts

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2021 (1)
    • ►  September (1)
  • ►  2020 (56)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (9)
    • ►  Februari (16)
    • ►  Januari (24)
  • ▼  2019 (156)
    • ►  Desember (17)
    • ►  November (23)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (19)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (17)
    • ►  Mei (10)
    • ▼  April (20)
      • Temukan Sisi Positif dari Kesalahan
      • Menunda Bantuan Agar Mandiri Selama si kecil bis...
      • Lingkungan Ramah Anak
      • Belajar Mandiri Dari Rasulullah
      • Belajar Makan Sendiri Seorang Anak Hiperaktif
      • Melatih Kemandirian Anak Hari Pertama
      • Aliran Rasa
      • Hepatitis Suami Kambuh Komunikasi Produktif Ber...
      • Membujuk Potong Rambut
      • Bahaya Api Bagi Anak Kecil
      • Saat Tak Bisa Main Air
      • Belajar Dari Pengalaman
      • Tegas Kepada Anak Dengan Terapkan komunikasi Prod...
      • Diam Untuk Menahan Amarah Dengan Nilai Komunikasi ...
      • Kenalkan Warna Dengan Komunikasi Produktif Kepada ...
      • Mengenal Gaya Belajar Anak
      • Mengajarkan Nilai Ibadah Pada Anak Sejak Dini
      • Sandal dan Gatal
      • Orang Ketiga
      • Kepanasan atau Pom-Pom
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (1)
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates