Rezeki Dari Orang Tua Tak Patut Di Sombongkan
Abhi's family's dream home
Rumah Baru Impian Kami |
Mendapat rezeki dari orang tua berupa tanah cuma-cuma itu suatu hal yang sangat membahagiakan bagi kami. Memang rumah kami masih sangat layak huni. Rumah pertama dari jerih payah suami dan bantuan dari Bapak berhasil menjadi home sweet home bagi kami bertiga.
Seiring Abhi yang bertambah besar, rumah plus toko yang kami tinggali terasa sempit. Beberapa kali melihat tanah pemberian orang tua membuat kami ingin sekali membangun rumah baru di sana. Rumah yang cukup lapang untuk Abhi dan adeknya kelak.
Alhamdulillah mendapat rezeki cuma-cuma yang Allah berikan melalui orang tua kami. Dari rezeki yang kami kumpulkan selama ini, insyaAllah akan segera kami bangun fondasi terlebih dahulu. Kemudian menabung lagi untuk menyelesaikannya.
Di Atas Langit Masih Ada Langit Lagi
Sering saya bayangkan jaman kecil dahulu rumah masih belum penuh dari batu bata, sebagian terbuat dari dinding papan kayu. Angin semilir masuk dikala hujan pun terasa begitu dingin. Rumah perjuangan Bapak dan Ibu saya dahulu.
Rumah yang sudah membesarkan mental saya sekeluarga. Rumah penuh kenangan yang merupakan tempat kelahiran saya dibantu oleh dukun bayi kala itu. Rumah yang saya tinggali selama kurang lebih 27 tahun.
Kini beratapkan dengan suami yang fasilitas di rumah komplit, semua terasa mudah bagi saya selaku ibu muda. Sering Ibu saya menyuruh untuk mengingat kondisi rumah kami tempo dulu dan kemudian bersyukur tanpa banyak berkeluh. Sekarang suami berencana ingin membangun rumah kedua bagi kami.
Ketika hujan menyapa rumah kami, disaat itu saya sering terbayang pada rumah kayu di pedesaan. Pasti dingin yang mereka rasakan lebih menusuk ke tulang dibandingkan dengan saya. Puji syukur saya haturkan pada Allah atas nikmat mempunyai rumah yang nyaman.
Rumah kami bukanlah terbagus dalam satu perumahan yang kami tempati.
Tak ada yang patut disombongkan karena masih ada rumah yang tak kalah bagusnya dan rumah yang masih kurang dibandingkan rumah kami.
Mata Sehat Rezeki Tak Terkira
Abhi masuk ke dalam optik menemani Bapak memilih kacamata. Bapak yang sedari kecil memakai kacamata, kerap berucap "Bhi, sehat ya matanya, jangan pakai kacamata kayak Bapak."
Ucapan sekaligus doa yang di utarakan oleh suami. Bersyukur mata Abhi sejak lahir tidak mengalami kelainan seperti mata yang dimiliki suami. Sering kami mengajak Abhi untuk bersyukur atas mata yang telah Allah berikan ini.
"Bhi, lihat ini apa?" sambil saya memegang mata.
"Mata"
"Abhi bisa lihat bunda, bapak, kucing, gajah."
"Alhamdulillah."
Bersyukur mata sehat merupakan rezeki dari Allah, dan dari mata yang sehat kita mudah menggapai rezeki lain yang sudah Allah siapkan.
Satu Kardus Susu UHT Dalam Seminggu
Ketika saya membatasi jajan Abhi, sehari jajan sehari tidak. Lalu apa yang terjadi ?
Dia menghabiskan susu UHT 5 botol lebih dalam sehari. Saya membatasi susu yang Abhi minum karena rasa coklat ini banyak mengandung gula. Sedang kebanyakan gula tidak baik untuk tubuh dan perkembangannya.
"Bhi, ini susu terakhir hari ini ya." ucap saya.
"Tadi sudah habis 4, ini ke 5." terang saya.
"Kalo laper minta makan ya, jangan minum susu terus, nanti kembung." perintah saya.
DO or DONT
Saya harus tahu apa yang menjadi kebutuhan Abhi. Minum susu pun harus saya batasi. Dan mengajarkan padanya "DONT" stop minum susu ketika sudah mencapai batas maksimal konsumsi satu hari.
0 komentar